08.

30 3 0
                                    


Wanita cantik bersurai coklat muda bercampur magenta itu turun dari lantai atas, tempat dimana kamarnya dan Michael berada. Wanita itu membawa nampan yang berisi mangkok dan gelas kosong.

Kepala pelayan, Bibi Rayka yang menyadari bahwa kekasih Tuan Muda itu turun, ia segera menghampirinya dan mengambil alih nampan itu.

Alexis berkata terima kasih, lalu berjalan menuju ruang tamu. Ternyata disana ada Tuan Daniel, Nyonya Narumi yang sedang memangku Mixella, Hyoma dan suaminya, Rensuke, tak lupa juga anak laki-laki mereka yang berusia sekitar 4 tahun.

"Oh, Alexis! Duduklah disini. Bagaimana keadaan Michael?" Tanya Nyonya Narumi yang menyadari kehadiran kekasih anak tunggalnya itu.

Alexis tersenyum, lalu duduk disamping Nyonya Narumi. "Seharusnya saat bangun nanti, demamnya sudah mulai turun. Ia sudah meminum obat dari resep dokter, Ma." Jawabnya.

"Michael lebih cepat sembuh sejak mengenal Alexis." Sahur Hyoma.

"Kau benar, Hyo. Waktu aku menyuruhnya untuk meminum obat saja, perlu setengah hari membujuknya." Keluh Nyonya Narumi.

"Berarti Michael sudah menemukan wanita yang cocok dengannya." Sahut lelaki bersurai oranye cerah, Rensuke.

"Secara tidak langsung, kau mengatakan Bibi Narumi tidak cocok dengan Michael?" Kata Hyoma, dengan raut wajah yang dibuat terkejut.

"Sayang... Kan maksudku cocok sebagai pasangan hidup. Bibi Narumi kan sudah menjadi pasangan hidup Paman Daniel." Jawab Rensuke dengan mencubit gemas pipi sang istri.

Semua orang terkekeh melihat interaksi pasangan suami istri itu. Mereka turut merasakan kebahagiaan yang dirasakan Hyoma sekarang, karena telah mendapat lelaki baik yang akan selalu menerimanya dalam keadaan apapun.

"Ingatlah, masih ada anak kecil di sekitar kalian loh." Sahut Tuan Daniel.

"Tapi sepertinya Renma sudah terbiasa dengan kelakuan orang tuanya." Tambah Alexis.

Semua orang langsung menatap anak laki-laki yang sedang sibuk dengan alat gambarnya, sesekali tangan mungilnya itu mengambil jajanan yang telah dibelikan oleh Tuan Daniel saat perjalanan menuju mansion.

"Renma, apa yang kau gambar?" Tanya Tuan Daniel.

Anak yang dipanggil Renma itu mendongak untuk menatap Tuan Daniel. Lalu ia menunjukkan gambarannya. "Renma menggambar Mama, Papa, Nenek Rumi, Kakek Niel. Lalu dibawah sini ada Paman Micha, Bibi Lexis, dan bayi ini adalah Adik Xella!" Jelasnya dengan semangat.

"Renma, kau melupakan satu orang?" Tanya Alexis.

Renma menggeleng, lalu menunjuk gambaran satu orang di ujung. "Pasti Bibi Lexis mencari Bibi Hio, kan? Dia disini, sendiri." Jawabnya.

Semua orang heran mendengar jawaban dari anak kecil itu, lalu Alexis bertanya lagi. "Kenapa sendiri disitu?"

"Karena Bibi Hio belum punya pacar!"

"Renma... Siapa yang mengajarimu seperti itu?" Sahut Nyonya Narumi.

Yang ditanya langsung menunjuk Ibunya, sementara yang ditunjuk langsung memalingkan muka.

"Sudah kuduga."

༻༻༻

"Renma, kau benar-benar ingin menginap disini?"

Anak lelaki itu mengangguk saat mendengar pertanyaan Mamanya. Secara tiba-tiba, anak kecil itu menolak untuk diajak pulang oleh kedua orang tuanya. Sampai akhirnya kedua orang tuanya mengalah, karena bujukan dari Alexis tentunya.

"Kalau begitu maaf merepotkanmu, Alexis. Juga, jangan khawatir Mixella, aku akan menjaganya hari ini." Ucap Hyoma.

Alexis mengangguk, "Maaf merepotkanmu juga, kak Hyo." Jawabnya.

"Kami juga pamit ya, Alexis. Kuserahkan Michael padamu." Ucap Tuan Daniel.

"Papa jangan khawatir, dengan senang hati aku akan merawatnya." Kata Alexis sembari mengulas senyum.

Orang tua Michael, Hyoma, dan Rensuke berpamitan kepada Alexis untuk pulang setelah mereka berpamitan kepada Michael. Lelaki itu mengaku rasa pusingnya sedikit reda, maka dari itu keempat orang itu memutuskan untuk kembali pulang.

Alexis, Renma, dan beberapa pelayan mengantarkan keempat orang tersebut sampai depan pintu mansion. Saat mobil orang tuanya melaju, Renma melambaikan tangan mungilnya.

Setelah kedua mobil mewah yang ditumpangi oleh dua pasangan suami istri tersebut menghilang dari pandangan, Alexis menggandeng Renma untuk mengajaknya masuk ke dalam mansion, diikuti oleh para pelayan.

"Renma, kau pergi ke kamar Paman Micha dulu, ya? Bibi akan membuatkanmu susu hangat." Ucap Alexis sembari menunduk, menatap anak kecil yang menggandengnya itu.

Renma mengangguk, ia langsung berlari kecil menuju lantai atas tempat dimana kamar Michael dan Alexis berada. Sementara, wanita cantik itu berjalan ke dapur dan diikuti pelayan lain.

Saat anak laki-laki itu sampai didepan pintu kamar Michael, ia mengetuknya dan memanggil Michael. Tak lama, lelaki jangkung pemilik kamar itu membuka pintu, lalu menyambut si kecil dengan merentangkan tangan. Membawa anak kecil itu masuk ke kamarnya.

Sesaat kemudian, Alexis selesai membuat tiga gelas yang berisi susu hangat. Wanita cantik itu membawanya ke kamar atas. Saat tiba, jemari lentiknya membuka pintu dengan perlahan, mengedarkan pandangannya untuk mencari dimana kekasihnya dan keponakan kecilnya itu berada. Setelah dicari, ternyata mereka berada di balkon kamar. Wanita itu berjalan menghampiri mereka.

"Micha, Renma, kenapa kalian disini?" Tanya Alexis, yang membuat kedua lelaki berbeda usia itu menoleh padanya.

Alexis meletakkan nampan yang berisi tiga gelas susu hangat tadi. Lalu duduk di samping kekasihnya yang sedang memangku keponakannya yang sibuk dengan permainan di IPad milik Michael.

"Aku mau lihat senja, sweetie." Jawab Michael.

Alexis tersenyum tipis sembari menatap kekasihnya. "Kebiasaan kamu waktu sakit memang tak pernah berubah, Micha." Ujarnya.

Michael membalas senyuman kekasihnya, lalu menariknya untuk bersandar pada bahunya. "Rasanya nyaman saat melihat senja. Seperti melihat sang surya yang mengatakan 'sampai jumpa di esok hari', dan ia menepatinya."

"Aku juga ingin seperti sang surya, yang mau menepati janjinya. Dan janjiku padamu adalah aku akan melindungimu, biarpun taruhannya adalah nyawaku." Lanjutnya.

"Dan aku akan berjanji takkan meninggalkanmu sendiri, kita akan membangun keluarga yang harmonis dengan Mixella dan anak yang akan hadir." Ujar Alexis.

Michael menatap lembut sorot indah berwarna magenta itu, lalu mencium kening kekasihnya. "Senja menjadi saksi terucapnya janji kita untuk kedepannya." Ucapnya.

Keduanya menatap sang surya yang mulai tenggelam, dengan langit berwarna jingga dan merah yang menambah kesan indah dalam fenomena ini. Sejak kecil, Michael selalu menunggu waktu senja. Ia takkan masuk ke mansion sebelum melihat tenggelamnya sang surya.

Sementara Alexis, wanita cantik itu sejak dulu sangat menyukai saat sinar rembulan muncul. Indahnya sinar rembulan saat menyinari bumi yang gelap karena kehilangan sang surya.

Sinar sang surya dan sinar rembulan itu sama perannya. Jika mereka kehilangan salah satunya, bumi akan kehilangan cahayanya. Karena pada dasarnya, kedua sinar itu saling melengkapi untuk memenuhi kebutuhan bumi.

Sama halnya dengan Michael dan Alexis. Hubungan yang mereka jalin yang hampir 6 tahun lamanya, nyatanya bukan hal yang mudah. Tapi, cinta mereka berhasil mengalahkan segalanya. Karena itulah gunanya mencari cinta yang setara, yang membuat keduanya bertahan sampai di titik ini, juga membulatkan tekad untuk menuju ke jenjang yang lebih serius.

༻༻༻

Sampai jumpa di chapter selanjutnya~

True Love [ kainess ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang