pagi ini Lina dikejutkan oleh seorang siswa yang tiba-tiba menyatakan perasaan padanya, dan itu membuat Lina gugup dan bingung. pasalnya dia selalu tidak enak hati bila membuat seseorang kecewa.Lina berdoa dalam hati semoga ada seseorang yang menolongnya dari situasi rumit ini."dia pacar ku." tiba tiba sebuah tangan melingkar di pinggang Lina, lantas Lina menoleh melihat Rayn kini sangat dekat dengannya. namun sang empu nampak datar dan dingin.
lantas tsukaya -pemuda yang menyatakan perasaan- langsung kecewa dan sedikit kesal, ia melemparkan bunganya ke tanah dan mendengus sebal.
"baiklah kalau begitu!" dia pergi dengan menghentakkan kakinya menjauh dari Lina dan Rayn.
"umm... a..arigatto Rayn-kun.."
ucap Lina terbata bata dan menahan rona merah di wajahnya, bohong kalau dia tidak terpesona. kini jantungnya berdebar begitu kencang dan tak dapat dikendalikan.Rayn yang peka terhadap situasi itu, lantas menarik lengannya dan bergeser agak menjauh, ia berdehem.
"ehm.. oke.. tapi lain kali bila kau memang tidak suka beranilah untuk mengatakan "tidak" karna orang orang tidak akan selalu menghargai perasaan mu, jadi cobalah untuk egois sedikit demi dirimu.."
Rayn mengacak acak rambut Lina lantas pergi meninggalkannya yang kini masih diam dan membeku. Lina sadar sekarang ia berdiri seorang diri di kolidor, lalu segera ia memasuki kelas tanpa menghiraukan tindakan sahabatnya tadi.
___________________Di kelas, Rayn termenung dengan sikapnya terhadap Lina tadi. ia memproses ingatannya, mendadak ia memerah dan segera menggelengkan kepalanya.
"sial.. kenapa aku bersikap seperti itu sih?"batin Rayn
tiba tiba seseorang menggebrak meja Rayn dengan cukup keras, Rayn terkejut dan menoleh ke arah si pelaku.
"kalau kau berniat menghancurkan mejaku, aku tak akan segan menghancurkan seluruh barang pribadimu." ucap Rayn dengan nada datar dan dingin namun mengintimadsi.
"huh sombong sekali!, aku hanya ingin mengingatkan bahwa waktu kita berlatih tinggal sehari lagi sampai hari pertandingan kita!" ujar Matsuo -anggota tim basket Rayn- sambil menyilangkan lengannya di dada
Rayn mengangkat alisnya sebelah lalu menajamkan matanya, ia mengumpat dalam hati.
"cih kalian sendiri yang pergi di saat seharusnya kita berlatih, dan faktanya hanya aku yang berlatih kemarin bersama Lina!" ucap Rayn dengan tenang namun menyeramkan.
"ah itu... maaf ya.. kemarin aku mendadak ada urusan jadi tidak sempat.." Matsuo nyengir dan mencoba menenangkan diri dari tatapan sinis Rayn
"baiklah, pulang sekolah ayo kita latihan dan-"
"maaf aku tidak bisa."
"hah?! kenapa?"
Rayn menghela nafas pendek dan manik biru lautnya melihat ke arah gadis yang sedang bersenda gurau bersama temannya, yang tidak lain adalah Lina.
"karna dia" sahut Rayn sambil mengode agar Matsuo melihat siapa yang menjadi alasan Rayn tidak ikut latihan. Matsuo pun melihat Lina dan mengerti sekarang.
"oh.. dasar bulol." ujar Matsuo sambil menatap Rayn sinis
"bulol?" Rayn mengangkat alisnya heran.
"iya. BUCIN TOLOL ahahahaha!!!" Matsuo pun melarikan diri sebelum dirinya di banting oleh sang empu.
"cih sialan!.. tapi..." Rayn bergumam dan kembali nelirik Lina dengan tatapan lembut.
"mungkin..." Rayn sadar apa yang dia ucapkan dan langsung menggeleng, menepis semua pemikirannya tentang Lina.
___________________Sepulang sekolah Lina memutuskan pulang sendiri tanpa Rayn, dia masih malu karna kejadian tadi. kini ia memasuki gang menuju rumahnya.
"Lina!" sahut seseorang, lantas Lina menoleh melihat kepada sumber suara.
"eh... kamu..." Lina mencoba mengingat nama gadis tersebut,
"Akira Toriyama. kau masih ingat nama itu?" ujarnya sembari tersenyum kearah Lina
"oh iya! senang bertemu dengan mu lagi!"
"kamu sendirian saja?"
Lina mengangguk, dia melihat Akira dari bawah sampai atas. menyadari bahwa Akira juga bersekolah di sekolah SMA yang sama dengannya.
"kamu kelas berapa Akira?"
"oh aku kelas 2-E"
"hm... tapi kok aku tidak pernah melihat mu ya..?"
"hehe.. ya mungkin kamu memang tidak melihatku, tapi aku sering melihat mu"
Lina pun mangut mangut, dia sedikit canggung. mungkin walaupun Lina terkenal di sekolahnya, tapi bukan berarti dia mengenal banyak siswa, justru siswa lain yang mengenal Lina.
"kemana sahabat mu?" Akira menoleh sambil memiringkan kepalanya
"ee.. dia.. entahlah, aku tidak bertemu dengannya lagi setelah jam istirahat kedua"
"kau menyukainya."
"hah?!" Lina terdiam berusaha mencerna kata kata yang dilontarkan oleh Akira.
"aku tidak menyukai nya! dia hanya sekedar sahabat masa kecilku tidak lebih!" Akira yang mendengarnya terkekeh kecil.
"aku memberikan pernyataan bukan pertanyaan.."
Lina tertegun, dia berjalan sembari menatap tanah. Lina mengulang kembali memori nya bersama Rayn, saat mereka bertemu pertama kali hingga mereka selalu menghabiskan waktu bersama seharian.
"yah.. tapi kalau begitu aku masih punya kesempatankan?" Akira membuyarkan lamunan Lina, lantas Lina menoleh dan tidak mengerti
"w...what do you mean? kamu.. menyukai Rayn?"
"mm... sebenarnya-"
"oke nanti ku bantu kamu untuk PDKT an dengan Rayn!" ucap Lina dengan riang
Akira terdiam dan menoleh ke arah Lina dengan lembut. Dia tersenyum lembut dengan mata yang sangat tenang.
"kamu tahu.." Akira memberhentikan langkah kakinya, Lina yang heran pun ikut berhenti dan menoleh kepada Akira.
"apa?"
Akira mendekat dan berhadapan langsung dengan Lina kini jarak mereka hanya beberapa inci. Lina merasakan atmosfer yang berbeda, dia mencoba mundur beberapa langkah namun ditahan oleh Akira.
Akira mencondongkan tubuhnya ke arah Lina, nampak semburat merah di wajah keduanya.
"A...Akira... what are you doing..?"
_____________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicial Love
Teen FictionTak kusangka aku dapat menjadi seseorang yang begitu berarti baginya. . . Rayn Matsumoto, cowok yang tidak terlalu suka bergaul dan lebih memilih menyendiri. dia irit dalam bicara, dan sangat cuek. Tapi dia cukup berprestasi dan mampu memasuki juara...