"A...Akira... what are you doing..?""Lina... kamu.."
Akira membelai pipi Lina dengan lembut, dia menatap kedua manik mata violet Lina. Entah mengapa Lina terasa terhipnotis olehnya. Akira semakin dekat, wajah keduanya tinggal berjarak beberapa inci lagi, Akira mendorong kepala Lina dengan sebelah tangan kanannya agar mendekat, sedangkan tangan kirinya melingkar kepada pinggang Lina.
"tenang lah.. ini akan sangat singkat.." Akira berbisik dengan nada suara yang lembut.
mereka semakin dekat, Akira tidak mendapat perlawanan dari Lina. Ia semakin mencondongkan tubuhnya, Lina membeku dan tidak tahu harus apa. Kini bibir mereka hampir menyatu hingga..
"Lina!!!" teriak seseorang dari arah belakang
mereka terkejut, Akira langsung menjauh dan berdehem seolah olah tak terjadi apapun tadi. Lina terdiam dan menunduk malu, ini adalah hal yang dilarang namun mengapa ia tidak menghentikannya tadi?. Lina terus merenung sampai si pemanggil mendekat dan menghampiri mereka.
"Lina.. aku ingin berbicara kepadamu!" ucap pemuda itu
Lina menoleh dan menatap pemuda itu, ia bingung dan seolah olah otak nya tidak bekerja dengan benar sekarang.
"cih! penganggu!" batin Akira kesal dan menatap pemuda di depannya dengan amarah
"ee.. um.. baiklah ayo Dion, Akira kamu duluan saja sepertinya aku akan lama dan-.... eh?"
Akira melangkah pergi terlebih dahulu, Lina heran dan bingung dengan sikapnya. Lina mencoba fokus kembali kepada pemuda itu -Dion-.
"ayo!" sahut Dion
Lina mengangguk dan mengikuti Dion.
_______________________Rayn menghela nafas kesekian kalinya. Ia tak habis pikir, kenapa Lina menghindarinya? dan juga sibuk memikirkan tentang pertandingannya lusa. lagi lagi Rayn menghela nafas.
Bruk*
"aduuh..." Rayn terjatuh, dia tidak sengaja menabrak seorang pemuda.
"eh.. ma..maafkan aku!" ujar pemuda itu sambil membantu Rayn bangkit.
sedangkan yang ditolong hanya menatap sinis dan berekspresi dingin. pemuda itu heran dengan mimik muka orang yang ditabrak nya.
"aku minta maaf.. maafkan ya..."
"sekali lagi kau menabrak ku, aku akan membunuhmu." ucap Rayn dingin dan tajam
"oh ayolah.. kau sangat tidak seru. hei kau Rayn bukan? Rayn Matsumoto detektif itu?"
"iya tapi itu dulu."
"wah senang bertemu denganmu, namaku Kaichi Tsamuya!"
"oh"
Rayn menatap Kaichi dengan datar dan melangkah pergi meninggalkan Kaichi sendirian.
"hm.. dia memang dingin dan sulit ditaklukan.." gumam Kaichi sambil melihat punggung Rayn yang mulai menjauh, nampak di wajahnya seringai yang sulit di artikan.
________________________Rayn melangkah terus dengan kesal, dia bingung. pikiran nya kini sedang kacau balau dan tak tahu harus bagaimana. Hingga ia dikejutkan dengan penampakan di depannya. ia melihat Lina yang berbicara serius dengan Dion.
"kenapa? Dion kembali ke jepang?" gumam Rayn heran, kemudian ia memutuskan untuk mengintip dan menguping pembicaraan mereka.
"apa maksudmu?" tanya Lina
"aku rasa mereka akan mencarimu.."
"ke..kenapa? kenapa mengincarku?"
"kau tau sendiri bahwa kau adalah tangan kanan kepercayaan jendral kan, jadi.. ya begitulah"
"tapi kan walaupun tangan kanan aku ini payah!"
"Lina dengar! sekarang bukan waktunya menyangkal. kau harus waspada terhadapa sekelilingmu dan orang orang yang mencurigakan karna bisa saja-"
"ssttt... aku mengerti Dion, daripada membahas ini lebih baik kita ke LAB ku sekarang, karna semalam aku mendapat penelitian terbaru"
Dion mengangguk, mereka pun berjalan menuju kediaman Hikari. mereka berjalan sembari berbincang bincang. tidak lupa Rayn yang mengikuti mereka secara sembunyi sembunyi dan menguping pembicaraan mereka.
"ngomomg ngomong paman bibi lo belum pulang ke jepang nih?" ucap Dion dengan bahasa gaul indonesia
Dion adalah agen yang bertugas untuk mengelilingi dunia untuk memberantas penggelapan senjata, pembunuhan dan hal berbahaya lainnya yang tidak bisa ditangani oleh polisi. jadi wajar saja kalau dia mampu menggunakan beberapa bahasa, hanya saja saat bersama temannya dia sering menggunakan bahasa jepang, inggris dan indonesia.
"mm.. belum.. bahkan mungkin mereka tidak akan kembali.." jawab Lina dengan raut kecewa
"kenapa?"
"ya.. aku ragu saja kalau mereka masih ingat bahwa memiliki rumah dan anak yang mereka tinggalkan di jepang.."
Dion langsung mengusap punggung Lina secara lembut, Dion menatap Lina penuh simpati dan mengerti seperti apa perasaannya sekarang.
"sudahlah.. kamu itu berharga Lina.. percayalah bahwa masih ada orang yang menyanyangimu dan mempedulikanmu"
"heh.. memangnya siapa yang akan peduli padaku?"
"aku.. dan mungkin.. ada juga yang mencintai mu.. hanya saja kau tidak tahu"
"jangan bilang kamu mencintai ku.." Lina mengucapkan itu dengan senyuman dan bermaksud bercanda.
bukannya mendapat protes dari Dion, namun malah rambutnya yang di acak acak oleh Dion.
"iih! jangan di acak acak dong! aku tahu aku cantik kok!" Lina merengut kesal
"kamu sudah ku anggap sebagai adik sendiri Liny-chan.."
"ya dan aku menganggap mu sebagai musuh ku"
"oke"
mereka tertawa lepas, sedangkan si penguntit terbakar api cemburu dan menyumpah serapah pada Dion. Rayn benar benar memerah dan mengepul, kalo bisa mungkin dia akan langsung membunuhnya, namun sayang nya nanti dia yang malah dibantai banyak orang.
"jadi, bagaimana hubungan mu dengan bocah tolol itu?" tanya Dion sambil memasukkan kedua lengannya kedalam saku jaket
"bocah tolol? siapa?"
"itu loh.. si detektif yang masih muda sudah pensiun"
Rayn yang mendengarnya tersulut emosi dan hampir ingin melemparkan belati ke arahnya.
"oh Rayn.."
"iya. bagaimana hubungan kalian?"
"ya begitu... cuma sahabat.."
Dion yang mendengarnya menganggkat alis sebelah.
"yakin? tapi dia dari tadi nguping kita demi mendapat info loh.." ujar Dion santai sambil mengarahkan jempolnya ke arah belakangnya.
Lina langsung menoleh mencari sosok yang disebutkan. Rayn yang mendengar Dion mampu menangkap basah dirinya langsung terkejut dan bersembunyi. dia tidak menyangka Dion memiliki kemampuan yang luar biasa, padahal Rayn sudah menggunakan teknik bersembunyi andalannya.
_________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Magicial Love
Teen FictionTak kusangka aku dapat menjadi seseorang yang begitu berarti baginya. . . Rayn Matsumoto, cowok yang tidak terlalu suka bergaul dan lebih memilih menyendiri. dia irit dalam bicara, dan sangat cuek. Tapi dia cukup berprestasi dan mampu memasuki juara...