Part 1: Pembunuhan Seorang Ibu

1 0 0
                                    

Setelah berbulan-bulan di perantauan, Aurora Odelia Odyseus akhirnya pulang ke kampung halamannya sekedar menjenguk sang ibu.

Sebagai gadis muda, Aurora terbilang jarang sekali keluar rumah. Bahkan, bibinya pernah berkata bahwa Aurora hanya akan keluar dua kali, saat ada gempa atau rumahnya terbakar.

Hari itu hari ketiga Aurora di rumah dan dua hari sebelum ia kembali ke perantauan. Langit terbilang cukup mendung dan Aurora memutuskan untuk keluar rumah sekedar menyapa tetangga atau menyapa bunga-bunga dan menghirup udara segar. Baru satu langkah ia dari pintu, dari arah barat, seorang wanita dengan sepeda birunya berteriak dengan keras menarik perhatiannya.

"Budhe!!! Mbak Dina anaknya Bu Tutik nggak ada!!" Teriak wanita itu ketika lewat di depan budhe Aurora.

"Bi Kama!! Mbak Dina anaknya Bu Tutik meninggal!!" Teriaknya lagi di depan bibi Aurora dan begitu terus setiap ia berpapasan dengan orang lain.

Hal tersebut sontak saja menarik perhatian tetangga lain yang pada saat kejadian berada di dalam rumah. Mereka serentak bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Mbak Dina meninggal karena apa? Sakit apa? Kok bisa tiba-tiba meninggal?

Tak lama kemudian, setelah mengabarkan pada semua orang dari ujung gang ke ujung lainnya. Wanita tadi yang diketahui namanya Bu Ida pun kembali lagi dan langsung ditanyai orang-orang yang telah keluar dari rumah tadi.

"Dibunuh di rumah suaminya yang ada di desa sebelah."

"Kok bisa dibunuh?"

"Dirampok katanya, Budhe."

"Suami sama anaknya gimana, Bu Ida?"

"Suaminya nggak tau, Budhe, soalnya pas kejadian suaminya tidur di depan sedangkan mbak Dina sama anaknya di kamar."

"Terus anaknya gimana?"

"Kakinya kena, Budhe, kalo mbak Dina di perut."

"Kejadiaannya jam berapa? Emang nggak ada suara kok tetangganya nggak ada yang bangun?"

"Kayaknya ada semacam hipnotis gitu, Budhe, makanya nggak ada yang bangun, suaminya aja nggak bangun kok."

"Aduh kok kasian banget." Selanjutnya pada warga sibuk menerka-nerka siapa kira-kira pelakunya dan apa motifnya.

Mendengar berita mengejutkan itu, Aurora akhirnya memutuskan untuk menyusul sang ibu yang berada di ladang tengah panen hasil kebun mereka. Dengan berjalan perlahan, Aurora kemudian mengejutkan sang ibu.

"Dor!"

"Apa sih kamu Au, ngagetin Ibun aja deh."

"Hehehe maaf Ibun. Eumm btw Bun, Aku punya kabar yang lebih mengejutkan."

"Kabar apa? Kamu nggak jadi berangkat wawancara? Mau sampai kapan kamu nunda wawancaranya... kamu udah harus balik ke kota lusa, Au."

"Ih, Ibun. Tadi tuh aku udah ke rumah narasumbernya, tapi beliau nggak ada, udah balik ke rumahnya. Terus ya Bun, aku dapat info penting, bukan tentang tugas aku tapi."

"Info apa?"

"Mbak Dina nggak ada, Bun."

"Nggak ada gimana? Diculik?"

"Bukan, Bun. Nggak ada nyawanya?"

"Maksud kamu... meninggal?"

"Iya."

"Kok bisa?"

"Dirampok, terus dibunuh." Selanjutnya, ibu Aurora menyebarkan informasi itu pada karyawan ladang yang lain. Dan sama seperti yang lain, para pekerja itu jiga terkejut mengenai hal itu. Beberapa bahkan mengatakan bahwa mereka benar-benar tidak menyangka atas berita ini, baru kemarin mereka bertemu dengan ibu satu anak itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OdyseusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang