Bab 2 (Neneng & Juragan Al)

234 39 0
                                    

Juragan Kos Galak vs Mahasiswi Kere Bab 2


"Dari semua penghuni kos Nuansa Alam, sepertinya cuma kamu yang cocok dan bisa diajak susah."

Sepenggalan ucapan Juragan Al beberapa saat lalu terus terngiang di ingatan Neneng yang tidak menyangka pria itu ingin menjadikannya seorang istri. Ah apa iya sih, rasanya tidak mungkin, bisa saja Juragan Al hanya sengaja menggodanya atau hanya ingin mempermainkannya.

"Misi, Nona... Nona, hallo!" Seorang pengunjung toko yang sedari tadi telah berdiri di hadapannya pun Neneng cueki. Hingga seseorang menyenggol bahunya dari samping, barulah ia menyadari dan menoleh kepada gadis seumuran dirinya bernama Lestari, rekan kerjanya di toko kue Sweet.

"Ada apa, Lestari?"

"Tuh, di depanmu ada pengunjung," bisik Lestari hingga Neneng melebarkan pupil matanya menyorot ke depan, senyumnya menyengir segera merunduk memberi sapaan kepada pengunjung wanita tersebut.

"Selamat datang di toko Sweet, Kak, ada yang bisa saya bantu?"

"Sedari tadi loh saya memanggil Nona."

"Maafkan saya ya, Kak."

Pengunjung wanita itu menghela napas lalu menuju ke etalase diiringi Neneng yang mengambilkan kue-kue yang diinginkan pengunjung itu untuk dibungkus. Hingga Neneng membawanya ke kasir menotalkan seluruh belanjaannya yang segera dibayar pengunjung itu.

"Terima kasih telah berbelanja di toko Sweet!" seru Neneng kepada si pengunjung yang melangkah meninggalkan toko.

Neneng menghela napas berat, untunglah pengunjung barusan tidak marah karena keteledorannya-kalau saja Pak Lee Zando ada di tempat, sudah tentu Neneng akan kena teguran.

"Hari ini kamu tidak seperti biasanya, Neng, ada yang kamu pikirkan?" Lestari menghampiri Neneng di kasir.

Neneng segera menggeleng.

"Kamu tidak pandai berbohong, Neng, buktinya kamu melamun terus sedari tadi."

Neneng menggigit bibir. Apa sebaiknya ia minta pendapat kepada Lestari tentang lamaran dari Juragan Al? Secara kan Lestari sudah banyak pengalaman daripada dirinya. Lestari pernah bercerita bahwa ia sudah berpacaran sebanyak 10 kali dan pernah hampir menikah lalu gagal. Sementara Neneng sekali pun belum pernah memiliki pengalaman dalam berpacaran. Bukan karena tidak ada lelaki yang mendekati. Namun, memang Neneng lebih fokus menyelesaikan kuliahnya dan fokus pada pekerjaannya.

"Lestari... boleh aku bertanya?"

"Tanya apa? Tentu saja boleh."

"Kalau pria kaya mencari calon istri yang bisa diajak susah, apakah pria itu serius?"

Kening Lestari tampak mengerut, ia menyentuh dagu dengan jemarinya.

"Sepertinya pria itu hanya main-main atau mau cari pembantu. Aku pastikan wanita yang menjadi istrinya tidak akan bahagia, secara dia kaya, masa mau cari istri yang bisa diajak susah, kan aneh."

Betul juga apa yang dikatakan Lestari, batin Neneng.

"Memang siapa pelaku prianya?"

"Ah tidak ada, aku kan cuma tanya."

"Yang benar?"

"Serius, kok."

"Ya sudah, ada lagi yang mau kamu tanyakan, Neng?"

"Tidak ada lagi, makasih ya Lestari."

"Sama-sama."

Neneng bergelut kembali dengan pekerjaannya meski sesekali ia kedapatan melamun oleh rekan kerja lainnya. Sungguh hari ini entah berapa kali Neneng kena tegur karena terus kepikiran tentang Juragan Al, meski sebenarnya ia tidak ingin memikirkan pria itu.

***

Asap mengepul dari dua gelas teh hangat yang baru disuguhkan pelayan di atas meja di mana seorang pria duduk berseberangan dengan wanita paruh baya mengenakan kebaya dengan jarik tenun bermotif garis-garis.

"Diminum dulu Nak Alvaro," kata wanita itu.

"Inggih, Bi," Juragan Al pun meraih gelas itu menyesap rasa teh yang terasa manis di lidahnya, padahal ia lebih suka rasa teh yang agak sedikit pahit seperti dibuatkan Neneng. Ah, gadis itu lagi-entah kenapa singgah di pikirannya akhir-akhir ini.

Kedatangan Juragan Al ke rumah bibinya bernama Hamun untuk menjenguk Paman Bagas-suami dari Bibi Hamun yang sudah beberapa bulan ini sakit-sakitan hanya terbaring di atas ranjang. Sudah beberapa dokter datang memeriksa bahkan sempat dibawa ke rumah sakit. Namun, tidak dijabarkan pamannya terserang penyakit apa. Pamannya hanya diam seperti mayat hidup menatap nanar langit-langit kamar. Sempat terdengar desas-desus Paman Bagas terkena santet dari orang yang dengki kepada sang paman.

"Bagaimana kondisi Paman, Bi?"

"Tidak ada perubahan, masih banyak diam dan makannya sedikit."

Juragan Al turut bersedih, Paman Bagas dikenal ceria dan suka bersenda gurau. Paman Bagas dan Bibi Hamun-lah yang membesarkan Juragan Al hingga sukses seperti sekarang ini karena orang tua dari Juragan Al sudah meninggal sejak pria itu masih berusia 11 tahun, tepat 1 tahun setelah bangunan kos putri Nuansa Alam didirikan dan disewakan dengan biaya sangat terjangkau bagi setiap kaum hawa yang hafal juz 30. Sejak itu, Paman Bagas dan Bibi Hamun yang mengurus tempat kos, tetapi Juragan Al yang mengetes para calon penghuni kos sebab Juragan Al sudah hafal juz 30 meski usianya masih dini-Juragan Al berguru kepada seorang kiai yang merupakan sahabat mendiang sang ayah.

"Tapi sesekali pamanmu berkenan bicara, Nak Al. Dia sepertinya berharap kamu cepat nikah, kamu tahu sendiri Paman dan Bibi tidak punya keturunan dan kamu sudah kami anggap sebagai putra sendiri... mungkin sakitnya Paman Bagas hanya ingin melihat putra yang dibesarkannya bahagia."

"Saya paham, Bi. Namun, saya minta waktu sedikit lagi untuk mencari calonnya."

"Iya, Nak Al, semoga cepat ketemu calonnya, seperti harapan mendiang kedua orang tuamu serta Paman dan Bibi. Yang pasti wanita dari keluarga baik-baik yang punya hafalan Al quran. Selain itu juga toh usiamu sudah sangat matang untuk membina rumah tangga."

Sebenarnya Juragan Al belum pernah memikirkan tentang pernikahan. Ia disibukkan dengan rentetan pekerjaan yang menyita waktunya usai Paman sakit-tanggung jawab sepenuhnya dipegang olehnya. Meski usianya sudah kepala tiga dan ia mapan dalam segala finansial, namun sampai detik ini belum ada wanita yang sreg untuk ia cintai.

Lalu kenapa ia memilih Neneng, menawarkan hal yang besar menyangkut hidup rumah tangganya? Karena Juragan Al berpikir Neneng bisa diajak kerja sama-sosok gadis polos yang rajin dan tampaknya tidak menuntut apa pun termasuk untuk dicintai, yang terpenting juga Neneng punya hafalan juz 30. Namun entahlah, apakah gadis itu akan menerima tawarannya atau menolaknya.

***

Open PO PDF Juragan Kos Galak VS Mahasiswi Kere (Neneng & Juragan Al)
Harga Normal 28k
Harga PO 25k
18 Bab.

Pembayaran hanya saat PDF READY ya. Yang ikut PO bisa list ke
WA 0822-1377-8824 EMERALD/ GAYATRI JANE/ PUTRI P

Author: Emerald8623 & Nda-Aqila

Rabu, 3 April 2024, 20.24 wib.

Juragan Kos Galak VS Mahasiswi Kere (Emerald & Aqiladyna)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang