semakin membenci Abel

0 0 0
                                    

hai semua
maaf yaa klo typonya bertebaran di mana mana,tolong di maklumi.
sebernarnya,aku tidak terlalu punya niat banyak untuk membuat cerita.
Alasan aku membuat cerita ini,agar aku tau seberapa jauh aku berimajinasi.
Di sini yang aku perlu hanya imajinasi aku,soalnya aku jarang bangett mikir yang sangat serius.
Tapi jika ada yang baca,aku mau minta maaf dulu dan mengatakan hal di atas.
Dan jika ada tulisan yang aku beri tanda kurung,itu bukan termasuk ceritaa yaa..
Tanda kurung itu menandakan komentar aku kepada tokoh,dan mengajak kalian untuk juga berkomentar mengenai tokoh itu sendiri.
Trimakas

Di jam istirahat Ibra mengantar Arsa untuk menemui kakaknya,Arka.
Mereka berjalan menuju kantin.
Pasti Arka dan teman teman yang lain sudah pada menunggu mereka.
Alasan mereka lama sedari tadi karena Arsa selalu menanyakan sesuatu,entah itu ruangan atau guru yang melewati mereka,bahkan pot bunga yang ada di dekat dekat taman saja ia tanyai lantaran belum tau jenis bunga itu.

Sesampainya mereka di kantin,banyak pasang mata yang melihat mereka.
Bagaimana tidak di lihat,membernya cakep cakep.
Arka menyambut kedatangan adiknya dengan senyuman semanis gula.
Arsa duduk di depan abangnya itu,di sampingnya juga ada beberapa teman Arka.

"Gimana?" Tanya arka.

"Aman bang" jawab Arsa sembari tersenyum ke abangnya

"Kalo ada apa apa bilang ke Abang" tekan Arka ke pada Arsa

"Bang, gue laper" keluh Arsa

"Kek bocil aja,tinggal mesen apa susahnya, pakek ngeluh ke arka lagi" jawab Ibra.

"Gue ga ada urusan ama lu bra" tutur Arsa

"Udah Abang pesenin,tapi kayaknya belum jadi" lerai Arka

2 menit kemudian ibu kantin membawakan bakso untuk mereka.

"Ini, makannya hati hati yaa,masi panas" ibu kantin memperingatka mereka supaya menuip bakso mereka terlebih dahulu sebelum di maka.
Karena,kelihatan bangett mereka semua pada lapar.

"Perhatian amat buk" jawab Rio,teman arka

"Baper lu?" Tanya ibra

"Kaga,cuman klepek klepek aja ni hati"

"Bu,mau di lamar rio tuh,ibu mau kaga?" Tanya ibra ke pada ibu kantin

"Ibu udah tua,jangan ngelamar ibu,lagian ibu sudah bersuami" jawab bu kantin

"Bu,dia anak orang kaya" jawab Ibra lagi

Tanpa jawaban dari bu kantin,arka langsung menggebrak meja makan kantin,agar Ibra berhenti menggoda bu kantin.

( Untung saja ga tumpah tu bakso )

Ibra mengerti akan hal itu,dia langsung diam dan menarik bakso yang sedikit jauh dari hadapannya.

"Ada nyamuk" tutur Arka sembari memperlihatkan telapak tangannya kepada Ibra.
Padahal jelas tidak ada nyamuk,tapi arka melakukan hal itu untuk mematikan topik antara Ibra dan bu kantin.

Mendengar namanya di panggil bu kantin langsung pergi menemui pelanggannya yang lain.
Teman arka sontak menoleh bersama ke asal suara,karena suara cewek itu sangat nyaring.

Arsa yang melihat cewek itu tidak merasa asing. dia ingat,cewek itu adalah teman sekelasnya.

"Bang lu kenal dia ga?" Tanya Arsa kepada abangnya

"Emangnya gua harus kenal semua siswa siswi SMA ini?" Jawab arka

Tanpa ada jawaban yang jelas arka dan Arsa langsung menyudahi percakapan tidak penting tersebut.

Teduhan sementaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang