32. The Truth

174 23 4
                                    

Setelah kejadian itu mereka memakan makanan dengan tenang. Kemudian setelah membayar, Jungwon keluar terlebih dahulu dengan Haruto dibelakangnya. Mereka berhenti di samping mobil milik Haruto.

"Jadi abis ini Lo mau kemana?"

"Pulang..." Ragu Jungwon menjawab pertanyaan dari pria didepannya.

"Gue anter? Kebetulan gue lagi free," tawaran Haruto membuat Jungwon terkejut.

"Tidak perlu kak. Aku bisa pulang sendiri," jawab Jungwon diakhiri senyuman.

"Plis, gue mau tau rumah lo dimana. Kan bisa aja kapan kapan gue maen gitu," alasan dari Haruto membuat Jungwon tidak tahu harus menjawab apa. Ia sebenarnya suka memiliki banyak teman. Tapi jika di kondisi sekarang. Apa tidak akan menimbulkan masalah?

"Gue tau.. lo lagi hamil kan? Biar gue anter sampe rumah lo. Biar gak kejadian apa-apa. Oke?"

Yang ditanya akhirnya mengangguk. Hingga keduanya mengendarai mobil menuju rumah si manis, Jungwon. Setelah sampai pada belokan terakhir. Haruto justru memilih tetap berjalan lurus. Hal itu membuat Jungwon langsung terkejut.

"Kau melewatinya kak," panik Jungwon dan memandangi jalan yang seharusnya berbelok.

"Gue mau ajak lo jalan-jalan dulu. Gak sumpek di rumah mulu? Kasian bayi lo juga. Kurang hiburan."

Meski apa yang dikatakan pria yang mengemudi itu benar, tapi Jungwon lebih suka berdiam diri dirumah. Mobil melaju tanpa percakapan lagi. Hingga pria Jepang itu ternyata membawa Jungwon ke sebuah museum lukisan yang sangat indah. Mereka memasuki museum itu, tentu saja Jungwon sangat takjub dengan apa yang ia lihat. Lukisan sangat indah. Tertata sedemikian rupa. Suasana yang mengalunkan suara indah juga memberikan kesan tenang di sana. Bisakah ia tinggal di museum ini saja?

"Gue lihat yang sebelah sana."

Si manis mengangguk meski ia tidak melihat kemana perginya Haruto. Hingga ia tertarik pada sebuah ruangan berwarna hitam galaksi. Ia memasuki ruangan itu dan sangat indah. Pemandangan tiga dimensi sangat ketara di sana. Begitu tersadar ada seseorang di pintu, ia berbalik dengan segera ia keluar dan tersenyum canggung pada penjaga museum yang tersenyum tipis ke arah Jungwon.

Ia kembali berkeliling melihat lukisan dan beberapa karya tiga dimensi lainnya. Hingga ia bertemu dengan Haruto yang justru fokus pada ponselnya, "Kak?"

"Oh? Udah? Ayo gue mau nunjukin tempat lain."

Jungwon menggeleng, "Bisa antar aku pulang saja kak? Jika tidak tidak apa. Aku akan memesan taksi saja."

"Kok gitu?" Haruto mempoutkan bibirnya kesal.

"Aku sudah sedikit kelelahan kak."

"Ah gitu. Oke, gue anter yok."

Mereka melewati jalan yang sempat mereka lewati tadi. Hingga Haruto justru menghentikan mobilnya di depan sebuah mall yang tidak terlalu luas namun tetap megah.

"Gue mau beliin lo baju. Kasian baju lo. Kedorong ampe bengek ma tuh perut," Haruto tersenyum dan keluar dari mobilnya.

Mau tak mau, Jungwon mengikutinya. Meski lambat, tapi Haruto mengimbanginya. Mereka memasuki mall dan menaiki eskalator menuju lantai dua dan akhirnya sampai di toko baju di lantai tiga.

"Gue pilihan yang warna cerah oke?" Setelahnya Haruto menjauh dari Jungwon.

'Mereka sepasang suami istri?'

'Romantis sekali'

'Lihatlah, yang manis itu sedang mengandung'

'Kau benar. Astaga mereka romantis sekali'

Marriage For Wealth  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang