00 : Prolog

1.1K 71 3
                                    

°°°

Selamat Membaca

°°°

Terdengar suara tembakan dari sebuah ruang bawah tanah di sebuah Mansion besar. Terlihat lelaki yang memegang pistol nya tersebut dengan beberapa anak buah nya di masing-masing sudut ruangan itu.

"Anda tahu kalau saya tidak suka dengan yang namanya pengkhianatan" ucap lelaki tersebut dengan dingin dan wajahnya terlihat datar.

"Maafkan saya Tuan Choi, saya tidak akan mengulanginya lagi. Saya berjanji, Tuan" ucap sang korban dan membuat lelaki yang di panggil 'Tuan Choi' itu berdecih dan menatap ke arah sang korban.

"Anda sudah mengatakan hal itu berulang kali. Tapi apa?" ucap lelaki tersebut dan menembakkan pistol tersebut ke arah kepala sang korban dan membuat korban tersebut langsung tewas di sana.

"Bersihkan mayat pengkhianat ini" ucap Seungcheol kepada beberapa anak buahnya dan keluar dari ruang bawah tanah tersebut dan diikuti beberapa anak buahnya.

"Siapkan mobil saya" ucap lelaki tersebut dan lelaki itu meletakkan pistol nya di dalam jas nya dan berjalan keluar dari mansion besarnya.

"Tetap waspada dan jangan sampai ada orang asing yang masuk ke mansion" ucap lelaki itu datar sebelum masuk ke dalam mobilnya yang sudah di siapkan.

"Baik Tuan Choi" ucap anak buah nya dan lelaki tersebut langsung keluar dari area mansionnya menuju ke sebuah Club yang sering dikunjungi nya.

Choi Seungcheol, nama lelaki yang di panggil 'Tuan Choi'. Merupakan mafia yang kejam dan berhati dingin. Menutupi pekerjaan gelap nya dengan meneruskan perusahaan sang mendiang ayah nya. Tak lama setelah itu, Seungcheol sudah sampai di Club malam yang sering dia kunjungi dan mulai masuk ke dalam club tersebut.

Akan tetapi, kenapa sepi dan sepertinya ada suara dari halaman belakang Club Malam tersebut. Saat Seungcheol ke sana, terlihat ada beberapa orang yang tengah duduk dan ada yang menghampiri Seungcheol.

"Selamat malam Tuan Choi, selamat datang di tempat penjual belian di sini. Silahkan duduk di kursi depan, mari saya antar kan" ucap pemilik Club Malam tersebut. Seungcheol hanya diam dan mengikuti pemilik Club Malam itu. Sesampainya di tempat duduk di depan, Seungcheol di suruh duduk di sana dan Seungcheol di tinggal oleh sang pemilik Club Malam tersebut. Acara pun di mulai dan membuat beberapa orang yang duduk mulai bersorak, tidak dengan Seungcheol yang hanya menatap dengan datar.

"Selamat Malam para pengunjung Club, malam ini akan di adakan perjual belian yang pastinya menarik untuk kalian. Tanpa basa-basi lagi, saya akan memanggilkan beberapa orang yang kami miliki, jika tertarik angkat saja nomor yang ada di meja kalian" ucap sang pemilik Club Malam tersebut. Mereka pun memulai perjual belian tersebut dan banyak yang mengangkat papan angka itu, sedangkan Seungcheol tidak tertarik sama sekali dan hanya meminum wine yang sudah di sediakan di sana.

"Ini yang terakhir, nomer 97 silahkan keluar" ucap sang pemilik Club Malam dan membuat Seungcheol mengangkat kepalanya dan melihat ke arah lelaki yang keluar dari belakang panggung.

°°°

Terlihat lelaki yang berada di dalam penjara sebuah Club Malam. Badannya hanya di tutupi oleh kemeja putih yang hampir transparan dan celana pendek sepaha yang di pakai nya. Terlihat beberapa lebam dan luka yang ada di tangan dan punggungnya. Lelaki dengan kulit Tan nya dan rambut nya yang sedikit panjang membuatnya terlihat sangat manis dan menggemaskan.

Lelaki tersebut mengangkat kepalanya saat mendengar suara ketukan ke besi penjaranya dan terlihat salah satu pegawai Club Malam tersebut.

"Segeralah bersiap-siap, malam ini akan di tentukan apakah kau akan menemukan Tuan mu atau tidak. Bersikaplah dengan baik atau kau akan menerima akibatnya" ucap salah satu pegawai Club Malam tersebut. Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya dan perlahan bangun dari duduknya. Lelaki tersebut bernama Kim Mingyu, dia dijual oleh sang ibu tirinya di sebuah Club Malam dan akan diperjualbelikan malam ini. Pegawai tersebut membuka kunci penjara Mingyu dan perlahan Mingyu keluar dari tempatnya itu.

Mingyu di berikan kalung yang ada nomor 97 dan dipakai di leher nya.

"Saat nomor mu di panggil, segera lah keluar. Kamu yang terakhir" ucap pegawai tersebut dan Mingyu menganggukkan kepalanya. Tak lama setelah itu, Mingyu pun dipanggil dan keluar menuju ke panggung tersebut. Terdengar beberapa teriakan dari sang penonton dan membuat Mingyu menundukkan kepalanya.

"Baiklah, ini yang terakhir. Siapa yang mau memulai harga?" tanya Pemilik Club Malam tersebut.

"1 Miliar"

"10 Miliar"

"15 Miliar"

"20 Miliar"

"25 Miliar"

"100 Miliar"

Mingyu yang mendengarnya mengangkat kepalanya dan menatap ke lelaki yang tadi menyebutkan nominal harga tersebut.

"Apa ada lagi?" tanya pemilik Club Malam tersebut.

"150 Miliar"

"300 Miliar" ucap Seungcheol dan membuat mereka semua menatap kaget ke arah Seungcheol.

"Ada lagi?" tanya pemilik Club tersebut dan terjadi keheningan.

"Baiklah, tidak ada. Selamat kepada Tuan Choi" ucap pemilik Club Malam tersebut dan palu pun di pukul 3 kali. Seungcheol pun masih duduk di sana hingga Pemilik Club Malam tersebut dan Mingyu menghampiri Seungcheol.

"Tuan bisa menuliskan nominal di cek ini. Nanti saya yang akan mengambilnya di Bank" ucap Pemilik Club Malam tersebut. Seungcheol pun langsung mengisi kertas tersebut dengan nominal tadi yang di sebutkan dan memberikannya kepada pemilik Club Bar tersebut.

"Mingyu, sekarang dia adalah Tuan mu. Sapalah Tuan baru mu" ucap Pemilik Club Bar tersebut.

"S-selamat Malam T-tuan" ucap Mingyu gugup dan membungkukkan badannya. Seungcheol hanya menatap datar dan menjawabnya dengan deheman.

"Kalau begitu, saya tinggal dulu, Tuan" ucap Pemilik Club Malam tersebut dan membuat Mingyu berduaan dengan Seungcheol. Keheningan menyelimuti mereka berdua sebelum Seungcheol berdiri dari duduknya. Seungcheol mendekati Mingyu dan menatap Mingyu dari atas sampai bawah. Seungcheol pun perlahan mengangkat tangannya dan membuat Mingyu memejamkan matanya dengan takut.

Seungcheol yang melihatnya pun sedikit bingung dan tangannya mendarat di kepala Mingyu dan mengusap nya lembut. Seungcheol mendekat ke arah telinga Mingyu.

"you are only mine" bisik Seungcheol dan membuat badan Mingyu merinding dan Mingyu membeku. Seungcheol menyeringai kecil dan menjauhkan wajahnya dari telinga Mingyu.

"Ikuti saya" ucap Seungcheol dan Seungcheol berbalik untuk keluar dari area Club Malam tersebut. Mingyu mengikuti Seungcheol dan mempercepat langkahnya untuk menyamai Seungcheol. Sesampainya di dekat mobil milik Seungcheol, Seungcheol membukakan pintu mobil untuk Mingyu di bagian depan.

"masuk" ucap Seungcheol dan Mingyu masuk ke dalam mobil Seungcheol dengan perlahan. Mingyu sudah masuk, Seungcheol menutup pintu mobilnya dan memutari mobilnya dan membuka pintu mobil satunya dan duduk di kursi kemudi. Seungcheol pun langsung mengendarai mobilnya menuju ke arah mansion megah nya. Selama perjalanan, hanya ada keheningan dan Mingyu melihat ke arah luar jendela mobil Seungcheol.

°°°

TBC

°°°

Jangan lupa vote dan komen yaa.

Mafia [CheolGyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang