chapter 2

4.3K 255 23
                                    

happy reading all🙆🏻‍♀️‼️
maafin aku yaa yang baru bisa update 😻
follow tiktok aku supaya kalian bisa baca AU cerita ini @owithskii

"mau lo pucet, bangun tidur, belum mandi sekalipun, lo tetep cantik di mata gue."

•••••

"Tuh kan! tebak kan aku ngga pernah salah, ternyata beneran Jendral yang buat aku sampai bisa pindah kelompok gini" renaya memutar badan nya menjadi tengkurap.

Setelah kepergian Jendral ke kampus tadi, renaya sendiri sibuk dengan drama korea kesukaannya. Namun, notifikasi handphone miliknya membuatnya harus menghentikan aktivitas menontonnya itu. Ia kebingungan setelah membaca pesan-pesan yang masuk di handphone miliknya.

Pasalnya, pesan-pesan tersebut berasal dari salah satu grup watshaap yang sebelumnya tidak ia miliki. Dan ternyata, grup itu ialah grup tugas kelompok bahasa Indonesia nya yang baru, dan Jendral lah yang membuatnya bisa sampai pindah kelompok seperti ini.

"Ternyata Jendral beneran lindungin aku, buktinya aku sampai dipindahin ke kelompok lain supaya aku ngga sekelompok sama selsa dan temen-temen nya lagi. Mereka toxic banget.." lirihnya di akhir

Renaya menghela nafasnya pelan. "Mereka yang ngga tau Jendral, pasti berfikir kalau Jendral itu jahat, galak, kasar, toxic, dan hal jelek lainnya. Tapi ngga untuk aku, Jendral itu baik banget, peka tanpa harus aku kasih tau, ngelindungin aku tanpa aku minta,  ngejaga aku dengan baik kayak almarhum papa, dan ngelakuin banyak hal-hal yang belum tentu orang lain bisa. Menurut aku, Jendral itu cowok greenflag setelah papa"

"Jadi kangen papa.." lanjut nya pelan.

Empat tahun tanpa sosok papa, membuat Renaya yang tadinya tidak bisa melakukan apa-apa karena selalu di manja sempat harus berusaha untuk bisa melakukan banyak hal tanpa bantuan orang lain. Dan setelah Jendral hadir di hidupnya, cowok itu selalu melarang nya untuk melakukan apa-apa sendirian, cowok itu kembali membuat usaha nya untuk mandiri gagal. Ia kembali tidak bisa melakukan apapun dengan sendiri hingga saat ini.

"Untung aku masih punya Jendral, pengganti papa, tapi papa tetap number one, hehe"

•••••

"Lama nggaa?" tanya renaya saat sudah berdiri tepat di hadapan Jendral yang saat ini menunggunya diteras rumah.

Sore ini, renaya akan pergi kerja kelompok bersama anggota kelompoknya yang baru di cafe yang terletak di dekat kampus mereka. Dan Jendral lah yang mengantarkan nya kesana, cowok itu memberi nya izin untuk kerja kelompok dengan syarat harus pulang jam tujuh malam, Jendral juga lah yang nanti akan menjemputnya, ia juga tidak bisa membantah.

Jendral menggeleng singkat. "Ada yang ketinggalan?" tanyanya yang dibalas gelengan oleh Renaya. "Engga kok! Aku udah cek tadi, lengkap semua"

Renaya terkejut saat tiba-tiba bibirnya terasa seperti di sentuh, dan benar saja, ibu jari Jendral lah yang berada di sana. Bergerak ke kanan dan ke kiri seperti menghapus sesuatu.

"Kamu ngapain?" Tanya nya setelah ibu jari jendral tidak lagi berada di bibirnya.

"Siapa yang bolehin pakai lipstik, hm?"

Renaya mengedipkan matanya lucu. "Emang engga boleh?"

"Kapan gue pernah kasih izin? Jangan pake make up apapun kalau di depan orang lain"

"Kenapa? Kamu cemburu ya?" Tanya Renaya bermaksud menggoda cowok dingin seperti pacar nya ini.

"Iya"

Renaya terkikik geli. "Terus, kalau gitu aku harus pakai make up di depan siapa? Masa aku punya make up engga di pake, sih"

"Di depan gue. Lo bebas pakai apapun, sekalipun baju kurang bahan, gue ga akan marah. Asal di depan gue, ngerti sayang?"

"Ngerti kok! tapi nanti muka aku pucet dong di liat orang-orang. Aku aja kadang kalau keluar cuma pakai lip balm supaya bibir aku ngga pucet banget"

"Mau lo pucet, bangun tidur, belum mandi sekalipun, lo tetep cantik di mata gue. Jangan ngerasa ga percaya diri cuma karena lo ga pake make up, itu semua ga bikin lo jadi jelek" Belum sempat Renaya membalas ucapan yang di lontarkan Jendral barusan, cowok itu langsung menggenggam tangannya, membawa nya menuju mobil.

"Masuk, nanti telat" titah Jendral yang langsung dibalas anggukan patuh oleh Renaya. Melihat gadisnya yang sudah berada di dalam mobil, Jendral juga menyusul masuk, kemudian bergerak menjalankan mobilnya menuju tempat yang akan mereka tuju.

"Mobil kamu sepi ih, kalau aku kasih boneka, boleh ngga?" Tanya Renaya dengan polos.

"Boleh"

Renaya tertawa kecil. "nanti aku kasih boneka kecil-kecil deh di dekat kaca yang ini biar lucu"

•••

Setelah mengantar Renaya, Jendral langsung melajukan kembali mobilnya menuju ke kantor papanya atas permintaan pria berkepala empat itu sendiri. Cowok itu mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang sedikit diatas rata-rata.

Kini, mobil ber merk Tesla itu berhasil memasuki kawasan gedung yang menjulang tinggi dengan banyaknya manusia didalam sana. Saat masuk kedalam kantor, hanya wajah datar dan sorot mata tajam nya saja yang Jendral tampilkan, membuat sebagian orang disana ragu-ragu untuk menyapa cowok tampan itu.

"Apa?" tanya Jendral kepada sosok pria yang saat ini duduk di kursi kerja yang menghadap langsung ke arahnya. Pria itu menoleh, kemudian tersenyum tipis, senyum yang aneh di mata Jendral.

"Bagaimana kabar kamu, nak?"

Jendral membuang mukanya kesembarang arah. "Ga usah basa-basi. Kenapa?"

"Besok saya akan ke Singapore, kamu urus perusahaan ini sampai saya pulang" Jendral yang mendengar itu langsung menggelengkan kepalanya singkat.

"Jendral nolak"

Pria itu terkekeh pelan. "Memangnya kamu bisa menolak? Ada yang menyuruh kamu menolak?"

Jendral mengepalkan tangan nya. "Terserah papa" ucapannya yang langsung keluar dari ruangan yang penuh berkas penghasil uang itu tanpa permisi sedikit pun.

tbc

••••

part kali ini pendek kan? iyalah aku aja males nulis, tapi nanti lanjutannya panjang kooo 😘

jangan lupa tinggalin vote dan komen yaw!! komen kalian aku tunggu tunggu banget 🤩

gimana sama part ini?

ada yang mau di sampein ke aku?

Jendral?

renaya?

tysm, dari pacar lee jeno 💗

JENDRALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang