CHAPTER 56

2.3K 303 21
                                    

Dada Elena naik turun mengatur nafas setelah Ethan membawanya ke dalam kamar hotel dan membuatnya bersandar dibalik pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dada Elena naik turun mengatur nafas setelah Ethan membawanya ke dalam kamar hotel dan membuatnya bersandar dibalik pintu.

Ethan melepaskan gengamannya dan memberi jarak diantara mereka.

Mereka berdua saling bertatapan intens.

Kepala Elena rasanya seperti kosong. Ia tak mampu mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya.

Lain hal dengan tubuhnya yang tak sinkron dengan hatinya yang menyuruh Elena untuk memeluk Ethan.

Justru malah mendaratkan satu buah tamparan pada pipi kanan pria itu.

PLAKKK

Ethan merasakan panas dan perih pada kulit wajahnya.

Tidak, pria itu tidak marah karena Elena menamparnya.

"I deserved this" ucap Ethan

Bekas tamparan darinya menimbulkan ruam merah pada pipi putih Ethan.

Elena menggigit bibirnya menahan tangis.

"Elena..."

"You think it's easy? Almost three years I'm waiting for this moment, to see you"

Elena meremas dress nya,

"Aku mencarimu ke semua orang tetapi mereka tidak ada yang tahu. Aku mencari dan terus mencari kabarmu melalui semua orang yang ku kenal yang dekat denganmu"

Ethan mengeraskan rahangnya mendengar ucapan Elena.

"Kamu! Aku nyaris gila mencari kabar tentangmu Ethan, apakah kamu masih hidup atau sudah mati. Aku tidak tahu bagaimana kamu melewati semuanya. Aku-"

Tangisan Elena akhirnya pecah lagi.

"Aku- sangat mengkhawatirkanmu. Setiap malam aku selalu berdoa agar kamu baik-baik saja. Aku tidak tahu bagaimana rasa sakit yang kamu rasakan saat itu, aku-"

Elena menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"Aku merindukanmu, Ethan" ucap Elena ditengah tangisnya

Ethan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

"Maafkan aku...maafkan aku, Elena. Aku benar-benar minta maaf"

Ethan membiarkan gadis itu menangis di dadanya, air mata Elena bahkan membasahi jas Ethan.

"Aku juga merindukanmu, Elena. Sangat merindukanmu"

Ethan mengeratkan pelukannya.

"Maafkan aku karena tiba-tiba menghilang selama hampir tiga tahun ini. Aku tidak pernah bermaksud untuk meninggalkanmu sendirian"

Elena meremas jas Ethan, ia sudah tidak perduli lagi dengan riasannya yang hilang tersapu air mata miliknya.

"Elena, aku hampir mati saat itu jika Joxier tidak segera menolongku. Aku pikir hari itu adalah hari pertemuan terakhir kita. Aku tidak berpikir akan bisa memelukmu lagi seperti saat ini. Maafkan aku Elena, tolong maafkan aku"

Éphémère - {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang