CHAPTER 53

1.7K 237 7
                                    

Rere menatap layar ipad toko dengan wajah terkejut.

"Eh? ini...Kak Na...bisa tolong kemari sebentar"

"Ada apa, Re?"

"Ini, lihat"

Elena melihat layar ipad lalu menatap Rere.

"Apakah ini orang yang sama dengan waktu itu? Karena, memang tidak ada lagi yang pernah memesan black dahlia selain pria tampan yang waktu itu kan, kak?"

Elena kembali menatap layar ipad, jelas-jelas pesan itu tertulis kalau seseorang ingin memesan black dahlia.

"Kak? Kak Elena!"

Rere mengguncang tubuh Elena karena ia melamun beberapa detik.

"I-iya?"

"Kak, ini kita terima atau tolak pesananannya?"

"Terima, katakan padanya besok bisa diambil"

Rere terlihat bingung melihat Elena, seingatnya bukankah black dahlia harus di import dulu dan membutuhkan setidaknya beberapa hari untuk sampai.

Tentu saja Elena mengambil pengiriman kilat untuk mendapatkan bunga itu sesegera mungkin. Ia ingin melihat siapa pemesan bunga itu. Jika itu Ethan, berarti besok ia yang akan mengambilnya bukan?

Elena bertaruh besar untuk itu.

**

Keesokan harinya, sesuai permintaannya. Bunga dahlia hitam itu sudah tiba pagi-pagi sekali.

"Jam berapa orang itu akan mengambilnya?" Tamya Elena pada Rere

"Katanya pagi ini sekitar pukul sepuluh, kak"

"Baiklah"

Sejak tadi Elena terlihat gelisah sekali, ia bolak-balik ke meja kasir dan berkali-kali mengecek jam ditangannya.

Bahkan, setiap lonceng toko berbunyi ia selalu berdebar. 

Rere yang sejak tadi kebingungan melihatnya, akhirnya memutuskan untuk bertanya.

"Kak, sejak tadi kak Na terlihat gelisah sekali. Apa ada sesuatu?"

Lonceng pintu masuk toko berbunyi lagi.

"Tidak ada, Re...aku hanya sedang-"

"Permisi, aku ingin mengambil pesanan black dahlia yang kemarin"

Belum selesai berbicara dengan Rere, mendengar black dahlia disebutkan membuatnya menengok ke arah suara itu dengan dada yang berdebar.

"Ah iya, mohon tunggu sebentar biar saya ambilkan", ucap Rere

Elena hanya terdiam membeku menatap pria di depannya.

Pria itu bukan Ethan.

Tampaknya Elena terlalu berharap lebih, ia merasa sedikit kecewa.

"Ini tuan bunganya"

Rere memberikan bucket bunga itu padanya.

"Tidak mungkin....bagaimana bisa ada orang lain yang memesan bunga itu?" Ucap Elena dalam hati

"Nona? Hallo??"

Pria yang terlihat seperti seorang mahasiswa itu melambaikan tangannya di depan wajah Elena.

"Ah-ah iya, sorry"

"Saya ingin membayarnya"

"Baik, silahkan sebelah sini"

Setelah selesai melakukan transaksi, pria itu pergi begitu saja.

Elena bahkan tak memalingkan pandangan sampai punggungnya tak terlihat lagi.

Ia menghela nafasnya,

"Kak? Kak Na? Are you okay?"

Elena mengangguk pada Rere.

"Re, sepertinya hari ini kita tutup lebih awal ya. Aku ingin pergi ke suatu tempat"

"Okay"

***

"Selamat datang nona Elena"

"Hallo Dolores"

"Nona, Tungg-"

Dolores tak sempat menyelesaikan ucapannya karena Elena pergi dengan sedikit terburu-buru kali ini.

Ia menaiki tangga mansion menuju kamar Ethan.

Elena mendorong pintu itu, tetapi kali ini ia merasa ada yang sedikit berbeda.

Elena menaikkan satu alisnya ketika melihat sprai ranjang besar itu terlihat sedikit acak seperti seseorang sudah menidurinya.

Elena juga merasakan aroma yang sangat ia rindukan itu. Perfume khas milik Ethan yang masih segar entah bagaimana bisa tercium di ruangan itu.

Elena membuka lemari dan mengambil kemeja Ethan yang lain untuk ia pakai.

Sebelum mengganti bajunya, Elena terduduk di tepi ranjang tempat tidur.

Ia mengelus dan mencium aroma khas kemeja itu.

"I miss you, Ethan"

Elena mulai menitikan air matanya.

"Semua hal yang aku rasakan kali ini benar-benar membuatku merasa kamu ada disini"

Ia memeluk kemeja itu dengan Erat, kali ini tidak memakainya. Elena membaringkan tubuhnya dengan memeluk kemeja itu.

Setelah kejadian di toko tadi pagi membuatnya semakin teringat dengannya.

"Please come back, Ethan"

Air matanya menetes dan membasahi sprei ranjang milik Ethan.

Elena menghapus air matanya lalu ia pergi keluar dari kamar itu dan membawa pergi kemeja Ethan.

Ia tidak perduli jika dianggap sebagai pencuri, Elena hanya ingin membawa kemeja itu tidur dengannya.

"Nona Elena? Anda sudah ingin pergi?"

Dolores tampak bingung melihat Elena yang pergi dengan membawa sebuah baju.

"Dolores aku tidak bisa menginap malam ini karena besok ada pekerjaan. Sampai bertemu lagi. Selamat malam"

"Ah begitu, baiklah. Hati-hati menyetir dan selamat malam"

Elena pergi meninggalkan mansion Ethan.

Dolores menatap kepergian Elena lalu ia melihat ke arah tangga.

"Sayang sekali, saya sangat ingin memberitahunya tetapi beliau terlihat terburu-buru"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Éphémère - {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang