CHAPTER 34

2K 246 7
                                    

Bergerak dalam dunia yang rentan akan bahaya memang harus memasang keamanan yang ketat.

Sama hal nya dengan Achyls. Sebenarnya mereka memiliki mansion masing-masing.

Mansion utama adalah mansion tunggal milik Ethan, tempat yang Elena pernah kunjungi dan akan menetap untuk sementara nanti.

Mansion pribadi atau tempat persembunyian Achyls. Lokasinya tak terdeteksi, dengan tingkat keamanan tinggi yang bahkan tak sembarang orang bisa keluar masuk dari sana.

Lalu berikutnya ada mansion milik Joxier atau mereka menyebutnya dengan mansion merah dan terakhir ada mansion milik Atlas atau mereka sebut dengan mansion netral.

Diantara kediaman mereka, hanya mansion Atlas yang secara umum tak memiliki penjagaan seketat mansion yang lain. Pasalnya setiap keluarga mereka mengadakan acara atau pesta, mansion netral itu yang akan digunakan.

Bisa dibilang seperti tempat tinggal pada umumnya saja.

Ada satu lagi mansion yang mereka hanya kunjungi di waktu tertentu. Benar, mansion orangtua mereka. Tempat ketiga bersaudara itu tumbuh bersama dibawah penyiksaan sang ayah yang merupakan seorang mantan perwira dengan jabatan tertinggi pada masanya.

Achyls hanya berkunjung kesana setiap memperingati kematian orangtua mereka.

Kalau Ethan bilang, mansion itu terlalu banyak menyimpan rekam jejak masa kecil mereka yang tak cukup menyenangkan.

Eros Achyls seorang pria yang sangat keras dalam mendidik ketiga putranya. Joxier, kerap kali menjadi samsak tinju sang ayah ketika adik-adiknya melakukan kesalahan.

Tak terhitung berapa kali pecutan tali tambang atau tali ikat pinggang yang melukai tubuhnya.

"Kak! Aku yang salah! Aku hanya tidak sengaja menumpahkan susu di meja ayah!"

"Ethan, it's okay. Biar kakak yang bicara dengan ayah. Kamu tunggu disini ya"

Setelahnya, teriakan Joxier akan terdengar dari dalam ruangan itu. Ethan hanya mampu berdiri di depan pintu dengan gelisah.

Setiap kali ia melihat pintu itu jantungnya berdegup kencang karena takut. Eros sejak mereka lahir tak pernah mengisi tugasnya menjadi sosok ayah yang menyayangi dengan lemah lembut.

Ia bahkan mengajarkan ketiga putranya cara untuk menembak di usia yang masih sangat muda.

Eros selalu menyukai Atlas yang pintar dan Joxier yang memiliki kemampuan diatas rata-rata anak seusianya.

Sedangkan Ethan? Ia bagaikan anak yang tak sengaja masuk ke dalam keluarga itu.

Eros selalu memarahi, memaki, dan kerap memukul Ethan tanpa alasan yang jelas.

Padahal, ia sudah berusaha menjadi anak laki-laki yang pandai di sekolah dengan ranking yang tak pernah merosot sejak tahun pertama sampai selesai. Tak pernah memiliki kasus disekolah. Ethan juga handal dalam melakukan berbagai olahraga.

Namun, di mata Eros anak itu sama sekali tak menunjukan sosok yang ia inginkan.

Ethan lebih sering menghabiskan waktu dengan ibunya. Oleh sebab itu, menurut Eros ia sangat lemah dan tak cakap dalam berbisnis.

Usia mereka tumbuh seiring berjalannya waktu dan nama Achyls menjadi semakin disegani. Eros menjadi pemimpin yang membabi buta dalam menghabiskan musuhya.

Joxier sudah lebih dulu turun dalam dunia mafia itu, sedangkan Atlas membantunya mengurus bisnis.

Ethan sempat merasa frustasi dan tak berguna. Ia bahkan membenci dirinya sendiri mengapa tak bisa menjadi seperti kedua kakaknya.

Éphémère - {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang