CHAPTER 7

2.8K 337 3
                                    

"Kenapa? Siapa yang chat kamu, Elena?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kenapa? Siapa yang chat kamu, Elena?"

"It's Ethan"

Mary otomatis memajukan tubuhnya penasaran. Elena mendorongnya pelan,

"What are you doing?"

Elena terkekeh menatap Mary.

"Why? dia mengancam kamu? atau apa? tell me!"

Elena tertawa,

"No, dia hanya meminta semua informasi soal Jesper yang aku punya"

"Ah-begitu"

"Ayo! cepat lanjutkan lagi ceritamu dengan laki-laki di bar kemarin!"

Mary menarik nafas lalu membuangnya cepat.

"Kamu tahu Elena? We're coincidentally have the same passion"

"Lalu?"

"We both are workaholic!"

"Jangan bilang kalian berdua membahas soal pekerjaan selama disana?"

"Exactly!"

Elena bisa bernafas lega. Ia hanya khawatir pria itu melakukan sesuatu yang ditakutkannya.

"Elena, pria itu namanya Atlas. Dia adalah yang tertua kedua dari The Achyls"

"Karena yang terakhir denganku, itu berarti yang pertama adalah pria yang duduk sendirian di meja?"

Mary mengangguk, "His name is Joxier" lanjutnya lagi.

"Jadi, apa kamu dan Atlas bertukar nomor ponsel?" Tanya Elena

"Um...iya hehe. Karena menurutku bisa saja kami melakukan kerja sama soal pekerjaan di masa mendatang, nobody knows"

Elena rolling her eyes,

"How about you?! Tell me!"

Elena menaikan satu alisnya, "about what?" Tanyanya

"About Ethan, how you dealing with him?"

Elena menimbang kembali apakah ia perlu memberitahu Mary soal kesepakatannya dengan Ethan.

Jika ia tahu, Mary pasti akan mencekiknya. Tetapi, mau bagaimanapun ia sudah menganggap Mary sebagai kakaknya.

"I begged"

"You what?"

"Begged"

"Kneel down????"

Elena menggeleng,

"Uhm...instead of kneeling, I sat on his lap"

"WHAT???!!! YOU WHAT?!!!"

Mary punching Elena with sofa pillow.

"Ouch!!"

"Are you crazy?!!"

"I think, I am"

Mary mendengus, ia menggelengkan kepalanya.

"Did you and Ethan-"

"NO!!! Don't you ever think we did that! I'm still a virgin!"

Mary bernafas lega, tetapi hanya sedetik.

"But we did...kissing"

Ucapan Elena membuat Mary mencubit lengannya.

"It's just a kiss!!!" Ucap Elena

"But on his lap????"

Mary memelototinya

"Yaaa, I have no choice!"

Mary melihat pipi Elena yang memerah.

"Wait- you're blushing?"

Elena shock, "I'm not!" she said try to denial

Daripada marah-marah, sepertinya Mary berubah pikiran. Seperti apa Ethan mencium Elena sampai-sampai sepupunya ini blushing hanya karena membahasnya?

Mary kembali duduk dengan tenang di sisi Elena. Ia menyilangkan kedua kakinya.

"Ehem! Jadi, bagaimana kalian berciuman?"

"A-apanya yang bagaimana?!"

"Is he a good kisser?"

Elena menoleh pada Mary, pipinya bersemu merah, karena Mary membuatnya harus mengingat kembali ketika dirinya berciuman dengan Ethan.

Elena bahkan masih bisa merasakan bekas hisapan bibir Ethan padanya, bagaimana pria itu menciumnya dengan brutal dan berangsur lembut.

Tanpa sadar ia menyentuh bibirnya, Elena masih mengingatnya dengan baik. Deru nafas hangat milik Ethan. Tatapan matanya ketika Ethan memandangnya dari bawah saat Elena berada diatas pangkuannya.

"Yes, he is"

Elena membuang wajahnya, ia malu dengan Mary.

"Oh my god! You're so lucky gurl!"

"Kak, stop talking about him. Aku ingin mencari informasi lain soal Jesper"

Menyebut nama Jesper membuat Elena ingin muntah rasanya.


***

Ethan dan kedua kakak laki-lakinya sedang sibuk di depan layar laptop masing-masing.

Mereka sedang menyusun data Jesper yang didapatkan dari Elena.

"This is not enough" ucap Joxier menutup layar laptop miliknya

"Cctv kejadian tidak cukup merekam wajahnya dengan jelas. Data yang diberikan Elena juga sedikit sekali" lanjut Atlas

Ethan menyandarkan tubuhnya pada kursi kulit berwarna hitam itu.

"Sepertinya kita harus bekerja keras kali ini, Ethan you better talk with her and asked everything we need"

Ethan mengangguk,

"I will" 

Ethan lantas segera mengirim pesan pada Elena.

Mencari orang asing mungkin sudah menjadi hal yang biasa untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mencari orang asing mungkin sudah menjadi hal yang biasa untuknya. Ethan tak pernah setengah-setengah dalam melakukan pekerjaanya.

Ia menyukai tantangan, semakin sulit tingkatannya semakin membuatnya senang.

Bagaimanapun ia harus menangkap Jesper hidup-hidup. Karena nyawa orang itu memiliki bayaran yang sangat menarik untuknya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Éphémère - {Complete}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang