: Bagian Tiga

12 2 0
                                        

Reksa pulang ke rumah dalam pikiran yang berkecamuk. Kejadian tadi membuat Reksa merasa sangat terganggu. Biasanya mereka tak separah tadi, sekedar mencoret buku tulis Reksa dan mengejek seperti anak kecil pada umumnya, jadi Reksa biarkan saja.

Namun, berbeda dengan hari ini. Ia merasa sangat kecewa dengan teman-temannya.

"Assalamualaikum. Reksa pulang!"

"Waalaikummussalam. Gimana sekolahnya tadi?" Mendengar pertanyaan dari sang Mama, ia hanya mengpoutkan bibirnya. Ia ingin jujur kepada Mama nya, apa yang menimpa dirinya selama ini.

"Baik Ma! Seperti biasanya hehe. Reksa ijin ganti baju dulu ya Mamaa" Dengan tergesa-gesa Reksa naik ke lantai atas menuju kamarnya, yang memang berada dilantai dua.

Ia mulai mengganti seragamnya menjadi kaos rumahan. Setelahnya, Reksa turun ke bawah untuk makan siang bersama keluarganya.

"Loh Papa mana, Ma?" Tanya Reksa kepada Mama nya.

"Papa lembur sampai malem" Reksa ber 'Oh ria.

"KAK MAHES TOLONG AMBILIN NASI BUAT ADEKK" Seru Cahya, yang tengah memainkan game yang ada di benda pipih berwarna putih itu.

"Iya Dek, tunggu sebentar ya" Jawab Mahes.

"Kamu ambil aja sendiri! kak Mahes lagi lemes itu!" seru Reksa merasa kesal.

"STTT, kak Reksa diam!" Oke. Reksa memilih untuk mengalah.

"Sudah-sudah jangan berisik, sudah Mama ambilkan nasi, handphone nya di taruh dulu ya, adek"

"iya Mama.."

• • • •

"Mama, Reksa ke atas dulu ya, Ma"

"Loh gak di habisin makanannya?"

Reksa tersenyum. "Nggak, Ma. Sudah kenyang" seraya menepuk-nepuk perutnya. Winda pun mengangguk.

Sesampainya di kamarnya, Reksa langsung saja merebahkan dirinya.

Yang Ia lakukan hanya menatap langit-langit di kamarnya saja. Ia harus melakukan apa? Menggarap tugas? Tugas saja tidak ada.

Ketukkan pintu di kamarnya berhasil menarik atensi pandangan nya. "Yaa! masuk saja, pintunya tidak dikunci!" Ucap Reksa. Terbukalah pintu di kamarnya, menampilkan Mahes yang sedang menenteng buku-buku di kamarnya. Reksa mengernyitkan dahi bingung.

"Reksa, Kakak boleh minta tolong bantu tugas gambar tidak?"

Reksa tersenyum lalu mengangguk. "Iya kak! kebetulan Reksa ingin menggambar, hehe"

"Baiklah. Kakak juga tak punya perwarna, jadinya ke sini deh"

Reksa terkekeh kecil, "Omong-omong, Kakak udah mendingan?"

"Sudah-sudah! demam nya cuman sebentar aja"

Reksa pun mengangguk, "Kakak kok tau kalau ada tugas? bukannya kakak ga berangkat?"

"Kakak tanya ke teman kakak, kan ada hp dek"

"Oiya yaa..." ucap Reksa seraya menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal. Mengapa ia baru sadar sekarang!

"Posternya tentang apa kak?" Reksa berusaha mengalihkan topik.

"Poster tentang 'Bahaya Narkoba'. Kakak bingungg mau seperti apa!"

"Okey! Reksa paham!"

Terjadilah interaksi antara Kakak dan Adik, mereka begitu lucu. Sang Adik mengajarkan Kakaknya caranya merwarnai dan menggambar. Reksa menggerakan tangannya dengan telaten, sampai terbentuklah warna gradasi serta sketsa yang mereka buat berdua.
.

.

.

.

Waktu menunjukkan pukul 3 sore. Kini saatnya Reksa dan Mahes untuk melaksanakan ibadah sholat Ashar.

"Ayo sholat dulu dek, gambarnya bisa dilanjut nanti"

"Yahh, padahal dikit lagi selesai" Ucap Reksa kecewa.

"Sholat dulu yaa"

"Iya kak.."

"Sip! Sekalian panggil Mama sama Adek, ya. Kita sholat berjamaah. Kakak yang pimpin"

"Siap laksanakan bos!" Jawab Reksa yang dibarengi kekehan di akhir kalimat.

tbc.

Blank CanvasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang