"Assalāmu ʿalaykum wa-raḥmatu llāhi wa-barakātuhū...
"... Assalāmu ʿalaykum wa-raḥmatu llāhi wa-barakātuhū."
"Alhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin."
"Jangan lupa doa nya ya." ucap Winda seraya tersenyum kepada anak-anak nya.
"Amiin.."
Setelah selesai beribadah, lantas mereka melipat dan merapikan alat sholat mereka. "Ma, nanti malem mau masak apa?" tanya Reksa sembari melepas peci dari kepala nya. "Hmm, apa ya? Mama sendiri juga bingung. Terserah kalian saja"
"NASI GORENG!" Ucap mereka bertiga.
"Oke, Bantu Mama masak juga yaa!"
"Siap Ibunda ratuku~" Ucap Cahya yang turut mengundang gelak tawa mereka.
"Ya sudah, Mama mau mandi dulu ya. Biar kalau Papa pulang nanti Papa langsung berseri liat wajah Mama yang cantik."
"Mau mandi sama ga mandi sama aja kali Maa~ Sama sama cantik!" Ujar Mahes.
"Udah biarin, Mama mau mandi aja, ntar kecantikkan nya jadi naik seribu persen dehh!"
"Oh iyaa! mau sekalian skincare an jugaa. Jangan kaget ya, kalau nanti liat bidadari surga." Ingat Winda, yang membuat gelengan kepala dari si bungsu.
Lantas Reksa menghela nafas panjang, "Huhh~ Terserah Mama saja..."
.
.
.
.
Reksa termenung di balkon rumahnya seraya memandangi senja. Indah, Indah sekali. Tidak ada yang bisa mengalahkan indahnya lembayung senja di sore hari.
"Ada untungnya juga, membangun balkon di sini, yaa walaupun sedikit menyeramkan sii..." monolog Reksa yang sedikit berjinjit untuk melihat ke bawah. Reksa bergidik ngeri membayangkan bagaimana jika dirinya jatuh ke bawah.
"Hushh mengerikan! kalo Reksa jatoh ke bawah pasti nanti darahnya banyak sekali, hiii seram! lebih baik Reksa nonton upin ipin saja"
Malamnya...
"Kakak, tolong ambilkan bawang merah."
"Berapa ma?"
"Tiga kak."
"Reksa bantu apa, Ma?" Lantas Winda menoleh ke arah Reksa, Winda berpikir sebentar. "Kamu sama Cahya aja deh. Mama sama Kak Mahes yang masak, kalian berdua tinggal menunggu saja ya." Jelas Winda yang di angguki oleh si tengah, walaupun Reksa sedikit kecewa karena tak bisa membantu Mama nya.
Lantas Reksa berjalan ke arah Cahya yang sedang memainkan benda pipih. Reksa menjejerkan tubuhnya mengikuti Cahya. "Game mulu, se‐seru apasih game?" Mendengar kalimat yang di lontarkan dari sang Kakak, Cahya pun menoleh, "Pokoknya game itu terbaik! Kalo Kakak ingin mangerti se-seru apa itu game, coba kak!" Usul Cahya.
Reksa pun mengambil benda pipih itu dan mencoba memainkan game yang ada di Handphone Adiknya tersebut.
"Ini gimana cara jalannyaa!"
Cahya menghela napas panjang, "Seperti ini Kak Reksaa." Baru ingin melanjutkan bermain, Dirinya beserta Cahya di panggil oleh Mama nya.
"Makan dulu sayang! Nasi gorengnya udah jadi ini!"
"Iya maa!"
• • • •
Malam kali ini di sambut oleh hujan dan petir. Reksa begitu khawatir, mengapa Ayahnya sama sekali belum pulang. Mama Winda pun merasakan hal yang sama."Ma." panggil Reksa pelan.
"Iya kenapa sayang?"
"Kenapa Papa belum pulang?" Mama Winda tersenyum tipis kepada Reksa. "Papa pasti pulang, tenang saja ya." lantas Reksa pun mengangguk.
"Sekarang Reksa tidur ya, Kakak sama Cahya juga udah tidur. Kamu juga ya." ucapnya sembari tersenyum. "Mama juga tidur ya! Selamat malam, Mama!"
Reksa berharap semoga Ayahnya segera pulang dalam keadaan selamat.
"ya, semoga."
tbc.
![](https://img.wattpad.com/cover/364891841-288-k933670.jpg)