Bab 3: Keraguan dan Dukungan

1 1 0
                                    


Pagi itu, suasana di rumah keluarga Baskoro tampak lebih hangat dibanding hari-hari sebelumnya. Dapur dipenuhi aroma nasi goreng dan teh hangat, sementara Iwan duduk di ruang tamu, mengamati peta Kota Lama yang terbuka di meja.

"Tidak bisa kita lakukan ini sendirian, Siti," kata Iwan, wajahnya tampak penuh keraguan. "Kita butuh dukungan lebih banyak dari masyarakat dan pemerintah."

Siti menghampiri suaminya dan meletakkan segelas teh hangat di sampingnya. "Kita harus percaya, Pak. Jika kita berjuang dengan tulus, pasti ada yang mendukung."

Keesokan harinya, keluarga Baskoro mengadakan pertemuan dengan beberapa tetangga mereka di ruang tengah rumah. Mereka mempresentasikan rencana pelestarian Kota Lama kepada warga sekitar. Ada yang mendukung, namun ada juga yang skeptis.

"Memangnya apa yang kita dapat dari mempertahankan bangunan-bangunan tua itu?" tanya Pak Joko, salah satu tetangga mereka. "Bukankah lebih baik bangunan baru yang lebih modern dan fungsional?"

Raisa, yang selama ini diam mendengarkan, akhirnya berbicara, "Bangunan-bangunan itu adalah bagian dari identitas kota kita, Pak. Mereka adalah saksi bisu dari sejarah kita. Jika kita menghancurkannya, kita akan kehilangan jati diri kita sebagai kota."

Reza, yang juga hadir dalam pertemuan tersebut, menambahkan, "Tidak hanya bangunan yang bersejarah, tetapi juga cerita, tradisi, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kita harus berusaha memahaminya dan membagikannya kepada generasi muda."

Setelah pertemuan berakhir, beberapa warga setuju untuk bergabung dalam komite pelestarian yang dibentuk oleh keluarga Baskoro. Namun, ada juga yang masih membutuhkan waktu untuk memikirkannya.

---

Sementara itu, Rizky terus mempromosikan konsernya melalui media sosial. Dengan bantuan Reza, mereka membuat video pendek yang menampilkan keindahan Kota Lama dan undangan untuk konser Rizky.

Ketika hari konser tiba, taman di Kota Lama dipenuhi oleh warga yang penasaran dengan konsep yang dibawa oleh Rizky. Di tengah-tengah suasana yang riang, Rizky memulai pertunjukannya dengan lagu-lagu ciptaannya yang terinspirasi dari Kota Lama. Musik yang ia mainkan berhasil menyentuh hati banyak orang, membuat mereka semakin yakin akan pentingnya melestarikan kawasan bersejarah ini.

---

Sementara itu lagi, Iwan dan Siti mendatangi kantor pemerintah setempat untuk memperjuangkan pelestarian Kota Lama. Mereka mempresentasikan data dan informasi yang mereka kumpulkan tentang bangunan-bangunan bersejarah dan pentingnya pelestariannya.

Walau awalnya mendapat respons yang dingin, namun dengan kesabaran dan bukti yang mereka tunjukkan, akhirnya pihak pemerintah setempat mulai membuka mata tentang pentingnya pelestarian sejarah dan budaya kota.

---

Ketika malam tiba, keluarga Baskoro berkumpul di ruang keluarga, merasa lega dengan apa yang telah mereka capai. Meski masih banyak tantangan yang harus dihadapi, namun mereka yakin dengan usaha dan kerja sama, mereka bisa membuat perubahan.

"Kita harus tetap berjuang dan berharap yang terbaik, Pak," kata Siti, merangkul suaminya.

Iwan tersenyum, "Benar, Bu. Kita akan terus berjuang untuk Kota Lama ini."

---

Jejak Keluarga di Kota LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang