Semua murid kelas duabelas B memperhatikan pak Wooshik mengajar di depan, juga mencatat kembali tulisan yang beliau tulis di papan tulis.
"Yang apa itu?" Bisik Mingyu pada Joshua.
"Kagak tau, kagak jelas ming" Mingyu kembali memincingkan matanya, berharap tulisan pak Wooshik terlihat dengan jelas. Bukan nya semakin jelas penglihatan justru makin buram.
"Apa sih lu maju maju, bau"
Ini Seungcheol, ia sedikit terganggu dengan tingkah Mingyu yang mencondongkan badannya kedepan terus terusan.
"Dih, gua kagak keliatan, liat dong Cheol"
"Kagak, awas lu kalau liat catatan gua"
Mingyu mendengus kasar, wakilnya ini menggemaskan tapi ada kalanya membuat ia geram ingin mencekiknya.
Dan Mingyu tetaplah Mingyu, bukannya menurut untuk tidak melihat catatan Seungcheol, ia justru semakin melirik buku catatan wakilnya itu.
Merasa jika ucapannya di abaikan oleh manusia tiang Kim Mingyu, Seungcheol mencoba untuk menghalangi itu dengan tubuhnya, menghalangi kemana pun kepala Mingyu beralih.
Hingga Mingyu akhirnya menyerah, menghela nafas kesal pada orang di depannya ini. "Orang pelit kuburannya sempit" Ujar Mingyu yang ia tujukan pada Seungcheol.
"Gua lebarin sendiri nanti" balas Seungcheol pelan, tapi masih bisa Mingyu dengar.
"Cheol, nomor 2 apaan?" Joshua bertanya, ia benar benar tidak mengerti dengan tulisan pak Wooshik.
"Eter atau Alkana"
Mingyu semakin kesal saat Seungcheol langsung menjawab pertanyaan Joshua, sedangkan ia yang sejak tadi bertanya dan minta lihat catatan saja tidak di hiraukan. "Dih pilih kasih!!"
Joshua terkekeh pelan akan tingkah kedua temannya ini, selalu saja ribut bahkan saat ada guru pun mereka tetap meributkan hal kecil.
"Oke, siapa yang mau jawab soal pertama? Angkat tangan" pak Wooshik menghadap muridnya, melihat siapa yang ingin maju kedepan.
"Cheol, liat di siku lu ada apaan tuh, hii~"
"Hah? Apaan?"
"Iya Seungcheol, mau jawab nomor 1? Silahkan maju"
Seungcheol akhirnya sadar jika ia telah mengangkat tangannya, akibat ulah Mingyu. Memandang sengit pria itu sebelum ia melangkahkan kakinya untuk maju kedepan. "Awas aja lu"
Yang di balas dengan tatapan mengejek dari Mingyu, dan semakin membuat Seungcheol kesal.
Lantas melihat soal yang di papan tulis. 'Lah, untung soalnya gampang njiiir'
Dengan percaya diri dengan kepintarannya, Seungcheol menjawab soal nomor 1 dengan luwes, memandang sang guru sekilas setelah ia selesai menuliskan jawabannya.
"Wah.. wakil kita ini pinter banget ya, oke makasih ya wakil Cheol, silahkan duduk lagi"
Saat hampir dekat dengan kursinya, ia menjulurkan lidahnya mengejek Mingyu yang juga tengah menatap ke arahnya. 'lu pikir gua bodoh? Hahaha kagak anying!'
"Untuk soal berikutnya, ada dihalaman 25 ya, kalian kerjakan terus kumpulin hari ini juga.. ketua nanti kumpulin di meja saya ya"
"Baik pak" Mingyu mengangguk sambil memamerkan senyum unjuk giginya, terus memperhatikan pak Wooshik sebelum beliau keluar dari kelasnya.
Jeonghan menggeserkan kursinya menuju meja Seungcheol, lalu mencolek punggung Wonwoo dari belakang. "Woo, Woo, apa jawabannya?"
Wonwoo yang nama nya di panggil segera membalikan kursi menghadap ke belakang, menghadap pada Seungcheol yang di ikuti Junhui.