V

372 42 4
                                    

Saat ini jam kosong melanda sebab semua guru sedang rapat, membuat penghuni duabelas B sibuk masing masing, para murid perempuan yang sibuk bergosip ria atau berdandan, murid laki laki sibuk akan bermain bola di dalam kelas, tidur atau bermain kartu.

Tak terkecuali Seungcheol, Joshua, Jihoon serta Minghao, mereka berempat berkumpul duduk melingkar di meja Seungcheol, bermain permainan lama yang sedikit mistis.

Selembar kertas berada di tengah tengah mereka, dengan tangan Seungcheol dan Minghao yang saling menggenggam pulpen, mengitari kertas tersebut.

"Tunjukkan apakah anda berada disini?" Seungcheol Jihoon serta Joshua memandangi Minghao yang merapalkan mantra mantra, heran juga dari mana Minghao tau perihal mantra tersebut.

Pergerakan dari pulpen yang Seungcheol genggam, mengagetkan keempat murid tersebut. Terus memandangi kemana arah pulpen itu bergerak, apakah akan berhenti di tulisan 'iya' atau 'tidak'

Pulpen itu terus bergerak, belum menunjukkan tanda tanda akan berhenti yang membuat keempatnya semakin fokus memandangi hal tersebut.

Hampir.

Pulpen itu hampir saja terhenti di tulisan 'tidak' sebelum sebuah bola datang mengagetkan dan menghancurkan permainan mereka.

"YAAAKK BRENGSEK!! KALAU MAU MAIN BOLA DILUAR SONO NYING!!"

Seungcheol berdiri memandang kesal pada teman laki lakinya, membuat Mingyu sebagai pelaku penendangan bola tersebut sedikit takut dengan Seungcheol yang marah saat ini.

"Sorry sorry"

Lantas segera mengambil bola yang berada di dekat Seungcheol dengan terburu buru, lalu mengajak temannya yang lain untuk bermain di luar kelas.

"Cheol" panggilan dengan suara yang sangat amat pelan membuat Seungcheol kembali duduk dan memandang heran pada ketiga temannya.

"Kenapa?" Ia mengikuti arah pandangan ketiga nya, memandangi pulpen yang ia genggam tadi tergeletak tepat di tulisan 'iya'.

Perasaan khawatir sedikit menggerogoti Seungcheol, lalu segera mengambil pulpen tersebut dan membuang selembar kertas itu di kolong mejanya.

"Udahlah, lagian kan cuma permainan biasa, gk usah percaya gitu gituan"

Iya, Seungcheol yakin mereka tidak akan kenapa kenapa.

Semoga saja.

-----

Ting nong ~

"Sebentar"

Pintu besar tersebut terbuka lebar, menampilkan Mingyu dengan setelan rumahan, kaos oblong dan celana di atas lutut.

Memandang tamu yang tidak ia undang dengan heran. "Kenapa?"

"Gyu, lu lagi ngapain?"

"Hah?"

Mingyu mengerutkan keningnya, semakin heran dengan tetangga sekaligus wakil kelasnya ini. Ini sudah pukul delapan malam, dan tumben sekali Seungcheol bermain kerumah malam malam begini.

"Gyu, temenin gua dong ke sekolah"

"Ngapain njiiir? Lu jadi murid jangan terlalu semangat sekolah lah Cheol, masa malem malem gini udah berangkat ke sekolah"

Jika bukan karna bukunya yang tertinggal, dan harus ia ambil sekarang juga, Seungcheol sudah pasti akan meninju wajah laki laki di hadapannya ini.

"Buku gua ada yang ketinggalan, temenin gua ambil buku sebentar elah"

"Kagak mau, males, ngantuk"

Pintu hendak Mingyu tutup, sebelum kaki Seungcheol menahan pintu itu, lalu memandang melas pada Mingyu.

Ketua & WakilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang