🐝Chapter 02🐝

7 1 0
                                    

~•°TYPO BERTEBARAN°•~
°•' HAPPY READING '•°

🦗🦗🦗

Kriek!

Jasver, Alfra, Gabriel, juga Kiarra yang tengah menyantap makanan kantin seketika tersentak dan kompak menatap seseorang yang tiba-tiba menarik salah satu kursi kosong di antara mereka.

Gadis itu yang tak lain adalah Erin menampilkan deretan giginya sehingga membuat mereka berempat tercengang melihatnya.

"Tumben banget Lo..." Omongan Alfra terpotong.

"Gue boleh duduk di sini, kan?" tanya Erin yang sudah duduk duluan.

Erin menatap mereka satu persatu mencari jawabannya.

"Hm, boleh," jawab Jasver yang ada di samping kanan Erin dengan Kiarra di samping kanan Jasver.

Erin berhadapan dengan tembok. Alfra dan Gabriel duduk bersebelahan di samping kiri Erin.

Alfra menyenggol lengan Gabriel sambil berbisik. "Tumben banget Erin mau gabung sama kita." Dan, bisik-bisik tetangga akhirnya dimulai.

"Wajar dong, Erin kan teman sekelas kita," timpal Gabriel ikut berbisik.

"Tapi, kan selama ini Erin judes banget sama kita. Masa iya Erin tiba-tiba gabung kayak gitu. Apa coba alasannya?" Alfra kembali berbisik.

"Enggak tau, coba aja tanya sendiri ke orangnya. Gue liat-liat mukanya udah nggak sejudes dulu." Gabriel pun kembali menimpalinya.

"Lo aja yang tanya, ogah gue nanya ke dia, palingan ujung-ujungnya gue dikacangin doang." Alfra mencuri pandang ke Erin dengan ujung matanya.

Sementara itu, Erin memakan mi ayamnya tanpa terganggu dengan bisikan-bisikan syetan di dekatnya. Erin sempat tidak habis pikir dengan kelakuan kedua sejoli itu. Mereka berbisik dengan suara yang lumayan keras. Tidak hanya di lingkaran ini yang bisa mendengarnya, tetapi di meja sebelah juga mungkin bisa mendengar mereka berbisik seperti itu.

Jasver hanya memandang Alfra dan Gabriel sambil melahap makanannya. Jasver sudah terbiasa dengan kelakuan mereka yang seperti itu saat melihat sesuatu yang aneh dan sangat wajib untuk dihibahkan. Namun, kali ini objek gibahan mereka berada di meja yang sama. Jasver hanya bisa terdiam dan sedikit penasaran dengan Erin, balasan apa kira-kira yang akan gadis itu lontarkan.

Sedangkan, Kiarra hanya bisa terdiam memandang wajah Erin. Berbagai macam spekulasi muncul dibenaknya. Kiarra sudah tidak nafsu untuk memakan nasi gorengnya semenjak kedatangan Erin.

Erin merasakan suasana di lingkaran ini tetiba berubah setelah kedatangannya. Erin pun berhenti makan dan menyeruput es teh nya hingga setengah. Erin tampaknya harus meluruskan mengapa ia tiba-tiba bergabung di antara mereka setelah sekian lama mengabaikannya.

"Gue cuma mau dekat sama kalian, kok. Nggak lebih. Karena gue pikir udah saatnya gue bergaul sama kalian-kalian semua, terutama teman sekelas gue. Oke? Jadi, gue harap kita bisa menjalin hubungan pertemanan yang baik." Erin melipat kedua tangannya di atas meja sambil menatap mereka berempat satu persatu dengan damai.

"Hampir dua tahun. Kemana aja Lo selama ini? Kenapa baru sekarang Lo mau ngedeketin temen sekelas Lo? Kalau nggak ada maunya, terus apa kalau nggak kayak gitu? Lo aneh banget tau nggak." Alfra akhirnya mau membuka suara sekaligus mewakili ketiga sahabatnya karena apa yang Alfra ucapkan ada benarnya juga.

Erin tampak menghela napas. "Sebenarnya gue selama ini cuma pura-pura cuek dan ternyata sifat gue itu malah buat gue nggak punya teman." Raut wajah Erin berubah menjadi lesu.

𝐁𝐀𝐂𝐊 𝐎𝐍𝐄 𝐃𝐀𝐘  [ѕℓσωυρ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang