🐝Chapter 04🐝

4 1 0
                                    

~•°TYPO BERTEBARAN°•~
°•' HAPPY READING '•°

🦗🦗🦗

"Mau ngomong apaan ke gue?" tanya Erin.

Saat ini Erin dan Gabriel tengah berada di kantin. Atau lebih tepatnya, Gabriel ingin membeli minum.

"Bentar." Gabriel membayar belanjaannya.

"Nggak di sini, ikut gue," lanjut Gabriel dan berjalan duluan.

Erin hanya bisa patuh mengikuti kemana Gabriel akan pergi.

Ternyata Gabriel membawanya ke taman. Di siang bolong begini beruntung ada tempat duduk yang berteduh di bawah pohon rindang. Jadi, mereka bisa duduk di sana tanpa disengat sinar matahari.

Erin langsung duduk di bangku panjang begitupun dengan Gabriel.

"Nih, Lo pasti haus," ucap Gabriel memberikan sebotol minuman yang dibelinya tadi ke Erin.

Erin menerimanya dengan terbata-bata. "Oh oke," balas Erin sedikit canggung.

Gabriel mengangguk singkat mengerti lalu meminum minumannya.

"Kok gue canggung gini, sih?" benak Erin keheranan.

"Terlepas dari apa yang pernah Lo katakan tentang kepura-puraan Lo selama ini, itu berarti Lo ngebohongi kita semua soal diri Lo yang sebenarnya. Yang ingin gue tanyakan, kenapa Lo berpura-pura kayak gitu dan apa alasan Lo lakuin itu semua?" Gabriel menatap Erin dengan serius.

Erin sedikit tertegun. Ia ternyata salah menilai kepribadian Gabriel. Ia berpikir bahwa Gabriel tidak jauh dengan Alfra yang selalu bertingkah bodoh. Ternyata laki-laki ini memiliki sisi yang jarang diperlihatkan ke orang-orang. Dan, mungkin mereka yang selalu bersama dengan Gabriel sudah tahu tentang hal ini.

Erin menetralkan mimik wajahnya. "Kayaknya gue harus jujur sama dia. Setelah gue pikir-pikir, gue malah keliatan lebay dan norak banget kalau gue akting di depan mereka. Gue nggak jago akting. Mending gue bocorin sifat asli gue. Biar rencana gue semakin lancar tanpa ada embel-embel akting nggak jelas," benak Erin bergelut dengan pikirannya.

Gabriel terus menatap Erin yang masih terdiam. Menurut Gabriel, Erin mungkin sedang menyusun kata-katanya.

"Sorry, gue nggak bisa jawab pertanyaan Lo. Tapi, ada satu yang perlu Lo tau. Tentang sifat gue, nggak ada yang pura-pura. Semuanya murni dari diri gue sendiri," ucap Erin jujur.

Gabriel mengerutkan keningnya. "Maksudnya?" ucap Gabriel kebingungan.

"Ya, asli gue kayak gini. Menurut Lo, sifat gue selama ini kayak gimana? Gue mau tau dari perspektif orang lain dan itu dari Lo. Gue mau tau langsung dari mulut Lo sendiri, gambaran tentang sifat gue selama hampir dua tahun ini ke kalian semua seperti apa." Giliran Erin yang bertanya.

Erin hanya ingin mengetahui bagaimana dirinya selama ini.

"Judes, ketus, cuek, bodo amat. Yang jelas yang jelek-jelek semua ada di Lo. Kecuali jahat, Lo di mata gue nggak jahat, kok," jawab Gabriel langsung to the point.

"Buset, dah!" benak Erin tidak menyangka.

Erin menghela napas panjang. "Nah, kedepannya Lo bakalan liat tingkah gue yang nyebelin. Kebalikan dari sifat gue sebelumnya."

"Yang sebelumnya malah jauh lebih nyebelin, sih," celetuk Gabriel.

"Serah Lo. Yang penting gue udah jujur sama Lo," balas Erin tidak peduli. Ia membuang muka menghadap ke depan.

Gabriel meneliti wajah Erin dari samping. Ada rasa janggal yang dirasakannya.

"Satu lagi."

Erin reflek menoleh menatap Gabriel.

𝐁𝐀𝐂𝐊 𝐎𝐍𝐄 𝐃𝐀𝐘  [ѕℓσωυρ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang