Bab 10: Mudik Lebaran yang Penuh Kocak

0 0 0
                                    


Hari raya Lebaran tiba, suasana di kota mulai sepi. Warga kota mulai mempersiapkan diri untuk mudik ke kampung halaman. Radit, Rizky, Andi, dan Lina juga tidak ketinggalan. Meskipun telah dewasa dan memiliki tanggung jawab masing-masing, tradisi mudik Lebaran tetap menjadi momen yang ditunggu-tunggu.

Kali ini, Radit berencana untuk mudik menggunakan mobil pribadinya. Ia mengajak Rizky, Andi, dan Lina untuk bersama-sama pergi ke kampung halamannya.

"Persiapkan diri kalian, kita akan berangkat pagi-pagi," ujar Radit kepada teman-temannya.

Pagi harinya, mobil Radit sudah siap dengan bagasi yang penuh oleh barang bawaan. Mereka bertiga tiba tepat waktu di rumah Radit untuk menjemput Lina.

Lina naik ke mobil dengan wajah yang ceria. "Ayo, semoga perjalanan kita lancar dan penuh dengan kenangan baru!"

Mereka berempat memulai perjalanan menuju kampung halaman Radit di sebuah desa kecil di Jawa Tengah. Meskipun perjalanan terasa panjang, namun mereka tetap menikmati setiap momen dengan bercanda dan tertawa.

"Saat kita sampai, kita harus membuat kejutan untuk keluarga Radit," usul Andi.

Rizky menimpali, "Bagaimana kalau kita mempersiapkan pertunjukan komedi singkat tentang tradisi mudik Lebaran?"

Semua setuju dengan ide tersebut. Mereka mulai merencanakan sketsa komedi mereka di tengah perjalanan. Rencana tersebut mendapat sambutan positif dari semua anggota.

Setelah perjalanan yang cukup panjang, mereka akhirnya tiba di rumah Radit. Keluarga Radit menyambut mereka dengan hangat. Setelah beristirahat sejenak dan berbincang-bincang dengan keluarga, saatnya mereka untuk menampilkan sketsa komedi.

Mereka mempersiapkan diri di teras rumah yang telah disediakan sebagai panggung kecil. Sebagian besar keluarga Radit berkumpul untuk menyaksikan pertunjukan tersebut.

Sketsa komedi dimulai dengan Radit yang berperan sebagai pemudik yang kebingungan mencari arah, Rizky sebagai tukang becak yang ramah dan jujur, Andi sebagai petugas keamanan di terminal yang selalu tegang, dan Lina sebagai ibu-ibu yang selalu cerewet di dalam angkutan umum.

Pesan tentang pentingnya kesabaran, keramahan, dan keceriaan di tengah kepadatan arus mudik disampaikan dengan cara yang lucu dan menghibur. Keluarga Radit dan semua tamu yang hadir tertawa terbahak-bahak menyaksikan pertunjukan mereka.

Setelah pertunjukan selesai, mereka menerima banyak pujian. "Kalian memang selalu berhasil membuat kami tertawa. Terima kasih telah menghibur kami di hari raya ini," kata salah satu kerabat Radit.

Mereka berempat tersenyum puas. "Kami senang bisa membawa keceriaan di hari raya ini. Terima kasih sudah menyaksikan," ujar Lina dengan gembira.

Mudik Lebaran tahun ini menjadi momen yang tak terlupakan bagi Radit, Rizky, Andi, dan Lina. Meskipun jarak dan kesibukan kerap memisahkan, namun tradisi mudik Lebaran selalu menjadi momen yang mengingatkan mereka akan kekompakan dan kekocakan bersama.

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KocakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang