Tok! Tok! Tok!
Cklek!
"Bocchan, ada surat dari Ratu."
Sang tuan muda yang sedang menatap ke luar jendela langsung membalikkan tubuhnya. Dirinya menatap sang pelayan yang menyerahkan surat dengan logo kerajaan di sana. Ciel, sang tuan muda mengambil surat itu dan membukanya. Dirinya mengernyitkan keningnya membaca isi dari surat itu.
"Sebastian, apa jadwalku hari ini?"
Sebastian, sang pelayan hanya memejamkan matanya sebelum menjawab.
"Hanya ada pelajaran dansa satu jam lagi, bocchan."
Ciel menghela napasnya pelan. Sungguh dia malas jika harus menghadiri kelas dansa.
"Setelah itu, siapkan kereta. Kita akan menginap di istana karena Ratu memintaku."
Sebastian membungkukkan tubuhnya sebelum keluar untuk menjalankan perintah Ciel. Sedangkan Ciel hanya menelungkupkan wajahnya di atas meja.
Satu jam berlalu dengan cepat. Saat ini Ciel sedang belajar berdansa. Sedangkan Sebastian sedang menyiapkan kereta untuk pergi.
"Meyrin, Finny, Bard. Aku dan bocchan akan pergi ke istana selama beberapa hari. Tolong jaga rumah ini selagi kami pergi."
Mereka bertiga langsung memberikan pose hormat ke Sebastian.
"Yes, sir."
Sebastian berjalan ke ruangan tempat Ciel berada. Dirinya mengetuk pintu terlebih dulu sebelum masuk. Beruntung dirinya masuk bertepatan dengan selesainya pelajaran dansa Ciel. Sebastian langsung menghampiri Ciel dan memberikannya handuk untuk membersihkan keringat di wajahnya.
"Bocchan, kereta sudah siap."
Ciel mengangguk. Dirinya langsung keluar dari ruangan itu menuju kamarnya untuk berganti pakaian.
"Bagaimana dengan mereka bertiga?"
Sebastian terdiam sebentar. Dirinya menghela napas pelan.
"Sudah saya peringatkan."
Sesampainya di kamar, Ciel langsung berganti pakaian dibantu oleh Sebastian. Dirinya melirik ke arah koper yang sudah siap di sudut ruangan.
"Bukankah Ratu hanya ingin mengajakmu makan malam, bocchan?"
Ciel melirik ke arah Sebastian. Dirinya mendengus pelan.
"Kau seperti tidak tau Ratu saja. Dia pasti akan memaksaku untuk menetap beberapa hari di istana."
Sebastian hanya terkekeh kecil mendengar itu. Setelah selesai, Ciel langsung berdiri dan keluar dari kamarnya.
Saat sudah berada di luar mansion, Ciel melihat ketiga pelayannya bersama Tanaka sudah berkumpul. Ciel hanya tersenyum kecil melihat itu.
"Ada apa dengan kalian ini?"
Ketiganya hanya menyengir mendengar pertanyaan sang tuan muda. Ciel mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam kereta.
"Kalian bertiga, tolong jaga rumah ini selama kami pergi. Tanaka, tolong awasi mereka."
Finny, Meyrin dan Bard saling berpandangan sebelum memasang pose hormat ke arah Ciel.
"Yes, my lord!"
Sebastian menyusul masuk ke dalam kereta. Dirinya mengetuk atap kereta kuda mengisyaratkan untuk berjalan.
Setelah kereta mereka berjalan, Ciel menatap ke arah luar kereta. Dia tak tau kenapa tiba-tiba Ratu mengundangnya untuk makan malam. Sebastian melirik sang tuan muda. Dirinya tau Ciel memikirkan maksud sang Ratu yang tiba-tiba mengundang mereka untuk makan malam. Ya, mereka. Bahkan sang Ratu menegaskan bahwa Sebastian harus ikut dengan Ciel. Walau itu sudah pasti karena dirinya pelayan setia Ciel. Tapi aneh saja.
"Bocchan.."
Ciel menghela napasnya pelan.
"Jangan tanya apapun padaku, Sebastian. Aku pun tak tau maksud Ratu menegaskan hal itu."
Setelahnya, mereka berdua hanya terdiam sepanjang perjalanan. Mereka berdua sama-sama melihat ke luar jendela dari sisi mereka masing-masing.
Sesampainya di istana, mereka langsung keluar dari kereta dengan dikawal oleh beberapa prajurit. Ciel dan Sebastian kebingungan. Karena tidak biasanya seperti ini. Namun mereka tak mengambil pusing.
Mereka langsung dibawa ke kamar sang Ratu. Sesampainya di sana, mereka disambut dengan sang Ratu yang memeluk mereka berdua erat. Ingat, mereka berdua. Bukan hanya Ciel. Sebastian tersentak ketika mendapat perlakuan seperti itu.
"J-jouheika.." gumam Sebastian pelan.
Ratu melepaskan pelukannya. Dirinya menatap Ciel dan Sebastian bergantian. Tangannya mengelus pipi mereka berdua pelan. Lalu, Ratu menoleh ke arah pelayan yang setia menunggu di dekat Sebastian dan Ciel.
"Pelayan, tolong antarkan mereka ke kamar. Biarkan mereka beristirahat sampai waktu makan malam."
Pelayan itu membungkuk sebelum mengantarkan Ciel dan Sebastian ke kamar mereka. Setelah sampai, pelayan itu pamit.
"Bocchan.."
Ciel hanya menghela napasnya pelan. Dirinya mulai melangkah masuk ke kamar mereka diikuti oleh Sebastian.
"Aku punya firasat buruk tentang ini."
Sebastian hanya menatap Ciel yang mulai membaringkan tubuhnya di ranjang.
.
.
.Tok! Tok! Tok!
Cklek!
"Ciel-sama, Sebastian-sama, Ratu sudah menunggu di ruang makan."
Sebastian dan Ciel saling berpandangan sebelum mengikuti pelayan itu ke ruang makan.
Sesampainya di ruang makan, mereka disambut dengan Ratu yang sudah duduk di tempatnya. Ciel dan Sebastian mengedarkan pandangan mereka dan bertemu dengan pandangan seorang pemuda dengan pelayan yang berpakaian seperti Sebastian. Ciel langsung diarahkan ke kursinya. Ciel mengangguk sebelum duduk di kursinya.
"Saa, saatnya makan malam."
Ratu tersenyum dan memulai makan malam mereka. Sebastian mengernyit keningnya melihat pelayan yang ada di seberangnya. Dia mempunyai firasat buruk tentang ini.
Setelah selesai, Ratu menatap Ciel dan pemuda pirang di seberang Ciel bergantian. Dirinya tersenyum.
"Baik, sebelumnya aku ingin memperkenalkan kalian satu sama lain."
Ratu mengarahkan tangannya ke pemuda pirang di seberang Ciel sambil menatap Ciel.
"Ciel, dia Alois Trancy dan pelayannya, Claude Faustus."
Lalu, sang Ratu mengarahkan tangannya ke Ciel sambil menatap Alois, pemuda pirang di seberang Ciel.
"Alois, ini Ciel Phantomhive dan pelayannya, Sebastian Michaelis."
Ciel mengernyitkan keningnya setelah membungkukkan badannya untuk memberi salam pada Alois. Dirinya menatap sang Ratu dan Alois bergantian. Ratu tersenyum ke arah mereka berdua.
"Jadi, Ciel, Alois. Kalian akan aku jodohkan. Begitupun dengan kedua pelayan kalian, Sebastian dan Claude."
Mereka berempat terkejut mendengar itu.
"M-maksud j-jouheika? Bagaimana dengan Elizabeth?"
Ratu menatap ke arah Ciel sambil tersenyum.
"Kau tidak perlu khawatir, Ciel. Mereka sudah menjodohkan Elizabeth dengan yang lain. Itulah sebabnya aku menjodohkan kalian."
Ciel dan Sebastian saling berpandangan. Begitu juga dengan Alois dan Claude. Mereka terlalu terkejut mendengar itu dari Ratu mereka tercinta.
"HAH?!!"
TBC
HALO. KEMBALI LAGI.
JANGAN SALAH LAPAK YA SAYANG
JANGAN LUPA JUGA BUAT VOTE DAN KOMENNYA YAA
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] The Trancy and their Brides
Fanficmengisahkan tentang sang Ratu yang tiba-tiba menjodohkan kedua tuan dan pelayan iblis mereka. Bagaimana Alois dan Claude menghadapi kesarkasan calon istri mereka? top : Claude faustus & Alois Trancy bottom : Ciel Phantomhive & Sebastian Michaelis ja...