Lovers & Destruction

Chapter 1

Sepasang suami istri sudah seharusnya satu kamar dan satu ranjang, tapi.... Tidak untuk sepasang suami istri keluarga Madelyn mereka tidak tidur sekamar bahkan saat bertemu pun mereka tidak menyapa sedikitpun. Hal itu wajar saja karena hubungan mereka terjalin karena adanya politik yang memaksa mereka bersatu tanpa perasaan.

Seorang Lelaki tampan dengan bertubuh kokoh yang menggunakan baju kemeja biru dengan kancing atas terbuka hal itu membuat otot dadanya terlihat sedikit. Lelaki itu duduk memegang tumpukan kertas yang tebal dengan tangan beruratnya. Kertas itu ia dapatkan dari kamar istrinya Lareina, Lelaki itu tersenyum membaca lembar awal dari kertas itu.

" Aku ingin menyampaikan buku ini yang aku tulis untuk diriku, buku yang akan ku beri judul Lovers & destruciton kalian tau kenapa aku menggunakan judul itu? Aku menggunakan judul itu karena kata lovers aku ambil dalam bahasa inggris yang artinya kekasih, aku berfikir mungkin akan menemukan kekasih yang tulus atau mungkin juga tidak, sedangkan Destruciton adalah perusak/ kehancuran, buku ini akan menceritakan kehancuran ku jugaa dan kebangkitan ku. Aku akan mengajarkan makna hidup sebenarnya karena aku juga akan mempelajari itu.

Dan Ini kisahku Lareina Madelyn perempuan yang tenggelam dalam lautan harapan yang tak ada ujung. Harapan orang tua yang mengharapkan anaknya menjadi Avatar yang sempurna di dalam dunia yang tak sempurna ini, haruskah aku mengatakan aku bukanlah boneka mereka? Atau harus mengatakan aku adalah anak kalian aku juga punya perasaan, haruskah aku mengatakannya? Tapi sialnya aku sudah tidak punya tenaga untuk mengatakan itu.

Aku hidup di zaman yang masih memandang tinggi kasta, seorang berkasta tinggi akan di puja puja, sedangkan berkasta rendah hanya akan di injak dan di maki, Ya aku hidup di abad ke-17 , pada saat itu sistem pemerintahannya masih kerajaan/ kekaisaran, pada saat itu pun semua rakyat memandang tinggi derajatnya, bahkan untuk anak nya pun dia tidak akan menurunkan derajat tingginya, Anak yang di jadikan alat untuk menambahkan kekuasaan, anak yang di jadikan alat untuk mencapai tujuan itulah yang terjadi.

Kini aku berada di wilayah kekuasaan milik kaisar Maven Orleans, wilayah terluas dan terkuat berbagai benua,ayah ku Leon Madelyn adalah seorang grand duke yang menguasai wilayah selatan yang terkenal akan akademik dan kekuatan militernya,di wilayah kami memiliki akademi yang merupakan satu satunya akademi yang terbesar di wilayah kekuasaan Orleans, putri bahkan putra mahkota pun sekolah di sana tidak hanya dalam kekaisaran luar kekaisaran pun sekolah di sana sebagai tanda perdamaian, begitu pula dengan ku tentu, jadi wajar saja jika ayah ku cukup obsesi akan pendidikan anaknya tidak hanya kepadaku tapi kepada kaka ku pun begitu, apa lagi aku adalah seorang penerus kekuasaannya, jadi wajar saja jika mereka memperlakukanku layaknya boneka yang terbelenggu dengan benang tak terlihat.

Aku menghela nafas dengan berat, ada kah yang mencintaiku dengan tulus? Tanpa melihat apa yang mereka lihat sekarang? Apakah cinta tulus itu akan hancur jika kekasihku mengetahui sisi gelap ku? Cinta seperti apa yang akan ku dapatkan? Apakah cinta kedua pasangan kekasih yang saling mencintai dengan tulus dan indah? Layaknya cerita Aisyah dan Muhammad? Atau kisah cinta yang tragis? Seperti sepasang kekasih yang saling mencintai namun belum sempat berhubungan salah satu dari mereka pergi? Layaknya seorang gadis yang berada di hadapan ku meringkuk menangis setelah mengetahui kekasih nya pergi meninggalkan dia untuk selamanya?"

Lelaki yang merupakan suami lareina tersenyum menghirup aroma kertas itu, "kamu mendapatkan keduanya sayang," ucap lelaki itu melanjutkan membaca kertas kertas yang di sebut Lareina sebagai atamanya.

"Pemikiran rumit ini berasal dari...
Saat ini tahun pertama aku masuk kedalam akademi, aku duduk di kelas yang cukup berisik ricuh karena tidak ada Guru, ya guru belum datang, jelas karena belum waktunya masuk, ini masih jam istirahat. Banyak yang tertawa, bergosip, mengerjakan tugas,  membaca, Dan aku? Entah aku tidak melakukan apapun, yang ku lakukan hanya menatap jendela luar melihat seorang insan yang berlalu lalang di taman akademi.