chapter 2

159 98 90
                                    

Waktu terus berputar tiada henti, kini jam menunjukan pukul 16.30 tepat saatnya kelas dansa di mulai, aku beranjak dari dudukku membawa beberapa buku dan membawanya menuju kelas dansa tepatnya di ballroom dan tempatnya tidak begitu jauh.

Aku berjalan dengan tenang karena kelas masih lama mungkin 20 menit lagi akan di mulai, ya itu masih lama. Zahra mendekatiku lalu memegang pundakku, "Haii Lareina, Ayo jalan bersama, " Ucap Zahra tersenyum

Aku menganggukkan kepalaku, Zahra ternyata cukup cerewet dan berisik, tapi dia baik hati, aku mengetahuinya sejak kita makan bersama, tidak hanya aku dan Zahra, Sagara juga ikut makan bersama tapi dia benar benar diam dan hanya ikut makan satu meja saja, aneh bukan?

Zahra bercerita begitu banyak tentang dirinya dan keluarganya, siapa sangka dia menceritakan hal itu kepadaku, "Kamu kenapa menceritakan itu? itu hal pribadimu," Ucapku

"Singkatnya aku sudah menganggapmu sebagai sahabatku, aku yakin kamu tidak akan membuatnya menjadi rumor bukan?" Ucap Zahra dan lanjut bercerita hal awal.

Cerita dia menceritakan tentang dirinya diperlakukan seperti apa di rumah. Sama sepertiku, namun sedikit berbeda Zahra di perlakukan layaknya sampah karena dirinya anak haram yang di hasilkan dari hubungan antara ayah Zahra yang merupakan Kesatria terpandang dan juga pemimpin keluarga Shazan dengan seorang pendeta muda dari gereja di desa kecil, sedangkan aku hanya di perlakukan layaknya boneka manusia yang di kendalikan tapi aku anak kandung mereka.

Cerita yang cukup menyedihkan. Terlalu banyak mendengar cerita Zahra membuat kami cepat sampai di ballroom, banyak yang sudah berkumpul aku memberikan buku ku kepada pelayan entah kenapa aku membawa buku itu.

Guru dansa memulai pelajarannya, guru itu menjelaskan dan melakukan beberapa contoh yang ia lakukan sendiri, dengan mengikuti alunan musik, guru itu menggerakkan kakinya ke kanan dan kiri dengan berlahan.

Semua memahaminya, aku juga paham, aku sudah belajar ini bersama dengan kakakku Hael sekaligus guruku jugaa.

"Kalian paham, cari pasangan kalian untuk mulai dansa," Ucap guru wanita itu dengan tersenyum manis.

Aku menoleh kananku untuk mencari siapa yang akan menjadi pasanganku, tepat saat aku menoleh ke arah kiri Sagara berdiri tepat di sampingku, tubuh yang cukup kokoh untuk seorang anak yang masih berusia 15 tahun, Sagara menatapku, aku hanya menjawabnya dengan senyuman manisku, Sagara menghela nafas paham apa yang aku maksud.

Sagara membungkukkan tubuhnya lalu mengulurkan tangannya, dengan cepat aku terima uluran tangannya, ya jika bukan dengan dia dengan siapa aku akan berdansa? Alunan musik mulai terdengar di aula ballroom,tangan kiri Sagara melingkari pinggangku dan tangan kanannya memegang tangan ku, aku pun begitu tangan kiriku memegang tangannya lalu tangan kananku memegang pundak Sagara, aku menggerakkan kakiku dengan perlahan di ikuti dengan gerakan kaki Sagara, dia melakukan dengan sangat baik seperti hael yang melakukan itu kepadaku.

Dansa itu berakhir, melelahkan tapi cukup menyenangkan, aku menatap Sagara, wajahnya yang tampan dengan mata yang tajam dengan warna merah,hidung mancung, rambut yang berwarna hitam pekat dengan model comma dan kulit yang putih seputih susu, astaga dia tampan, aku tidak bisa mengesampingkan ketampanannya.

Sagara menatapku,"Kenapa?" Tanyanya

Aku membuang mukaku, "Te-terimakasih, cukup menyenangkan bisa berdansa bersamamu," Ucapku dengan gagap.

Sagara tertawa, aku menatapnya, apa masalahnya? Kenapa tiba tiba dia tertawa?, "Kamu lucu, aku juga menikmatinya," Ucap Sagara tersenyum.

Ya tuhan dia sangat manis!! Ada apa denganku?? Mengapa aku mengatakan dia manis? Ah dia pasti melakukan sihir kepadaku agar aku tertarik dengannya?? Em bukankah kemarin dia bilang kita rival?

Lovers & DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang