Chapter 3

119 73 79
                                    

Tirik sinar matahari menyoroti taman yang penuh dengan bunga dan tumbuhan lainnya, Di taman itu berdiri sebuah hall kecil dengan meja dan 3 kursi disana, Aku duduk di kursi itu seraya membuka lembaran demi lembaran buku yang aku baca kini.

Buku itu menceritakan tentang kekuatan mistis dan juga menceritakan gempuran awal mula berdirinya kekaisaran Orleans, perang yang penuh darah, tanah yang kami injak kini adalah hasil perjuangan kesatria pada zaman dahulu, yang merelakan nyawa dan energinya untuk sebuah kedamaian yang bersifat fana ini.

Dalam kisah itu menceritakan kekaisaran yang memperoleh kekuatan dari sang dewa matahari untuk mengalahkan musuh musuh pada kala itu. Dewa matahari memberikan kekuatan ini kepada kaisar pertama, dan dewi rembulan memberikan kekuatannya kepada Wilayah penguasa Selatan pada saat itu pemimpin pertama keluarga Madelyn, dewi rembulan memberikan kekuatannya sebagai janjinya dengan dewa matahari entah apa itu, tapi kini... kekuatan itu turun kepadaku.

Hembusan angin berhamburan membuat pita yang aku gunakan bergoyang, Ketenangan ini sangat hangat, aku menuangkan air teh kedalam cangkir, mengambil gula batu lalu mengaduknya dengan lembut. Aku menyeruput teh itu dan membuat diriku merasa jauh lebih tenang, merasa semuanya hilang begitu saja.

"Selamat siang nona Lareina," Ucap seorang lelaki dengan suara beratnya

Aku menoleh kearah sumber suara itu, Aku dapat melihat tubuh tinggi kekar dengan kemeja putih dengan jubah berwarna perak tak lupa pin penanda dengan bentuk matahari. Dia adalah putra mahkota kekaisaran Orleans, sontak aku berdiri lalu membungkuk 45° sebagai tanda penghormatan, "salam kepada yang mulia putra mahkota," Ucapku

Aku membangunkan tubuhku, putra mahkota tersenyum, namanya Marvel Orleans, dia tampan wajah yang tegas, mata yang tajam layaknya mata elang, Senyumannya sangat manis.

"Silahkan duduk yang mulia," Ucapku menunjukan kursi yang akan didudukinya.

Marvel duduk, begitu pula denganku, dia menatapku dengan diam, apa yang salah dengan ku? Aku memanggil pelayan pribadiku untuk membawakan ku cangkir lagi untuk putra mahkota.

"Saya dengar Hael kaka mu akan ikut perang mewakili keluarga Madelyn, benar?" Tanya Marvel membuka topik.

Aku tersenyum kikuk, "Iya yang mulia, karena dia adalah satu satunya lelaki dalam keluarga ku," Jawabku

"Bagaimana dengan Lorien?" Tanya Marvel

Terkejut aku membulatkan mataku, pertanyaan tidak sopan di lontarkan meskipun dirinya putra mahkota pertanyaan yang menanyakan tentang seorang yang sudah tiada itu tidak sopan dan konyol, "Maaf yang mulia, apa maksud anda?" Tanya ku kembali, aku tau tujuannya adalah untuk mengorek informasi keluarga ku dan mencoreng nama baik keluargaku.

"Kamu tidak mungkin melupakannya bukan," Ucap Marvel

Menyebalkan dia sungguh menyebalkan apakah dia sengaja membuka topik itu untuk membuatku sedih? Atau geram? Tak lama pelayan datang dengan membawa dua cangkir dengan teko yang di dalamnya terdapat air teh.

"Tentu saja yang mulia, sepertinya anda juga tahu bahwa Lorien sudah tiada," Ucapku seraya menuangkan air teh kedalam cangkir, lalu memberikannya kepada Marvel.

Marvel menerima teh tersebut lalu menuang gula batu kedalamnya dan mengaduknya secara perlahan, "membohongi putra mahkota akan di kenakan saksi, apa kamu dapat memegang perkataan itu?" Tanya Marvel dengan menyeruput secangkir teh.

Aku terkejut akan perkataan Marvel aku terdiam membisu entah ingin menjawab apa, dan layaknya takdir dari kejauhan aku melihat Sagara dia berjalan mendekati kami, Aku menatap sagara dengan sedih memohon pertolongan, Sagara tersenyum, " Salam kepada Yang mulia putra mahkota Marvel Orleans," Ucap Sagara membungkuk hormat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lovers & DestructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang