dikamar hotelnya lydia segera mandi lalu dia merapikan barang-barangnya karena besok siang rencananya dia akan kembali ke moscow.
dia tidak membeli banyak oleh-oleh dan rata-rata dia membeli coklat, bros dan magnet.
dia merasakan kepalanya berdenyut-denyut dengan keras dan dia sudah terlalu lelah untuk mengambil obat sakit kepalanya di dalam tas.
keesokan harinya setelah sarapan diarea resto hotel lydia segera kembali ke kamarnya dan merapikan sisa-sisa barangnya.
setelah memastikan tidak ada lagi yang tertinggal lydia pun check out dan petugas memanggilkan taksi ke bandara untuknya.
di bandara hari sudah menjelang siang dan mulai memasuki jam makan siang akhirnya lydia memesan burger berukuran besar dan memakannya diarea makan yang di sediakan.
dilounge dia menatap ke luar jendela dan dia melihat sebuah jet pribadi "kapan ya gue bisa naik jet pribadi gitu dan pergi kemana pun yang gue mau" ujar lydia pelan.
sekian jam menunggu akhirnya lydia masuk ke dalam pesawatnya, dia merasa kaya karena dia pergi ke paris dengan pesawat boeing dan pulang dengan pesawat airbus.
selama perjalanan lydia lebih banyak tidur dan sesampainya di moscow ternyata bandara sangat crowded begitu pun area drop off dan lainnya.
meski agak sulit akhirnya lydia berhasil mendapatkan taksi online dan sesampainya di apartementnya dia langsung tertidur di kasurnya.
sangat melelahkan namun juga mengesankan.
beberapa hari setelah kepulangannya lydia sudah kembali aktif beraktifitas seperti biasanya, hari ini dia ada jadwal ke kampus karena dia harus mengumpulkan artikel dan jurnal yang di tulisnya secara fisik sebagai arsip ke badan pengarsipan kampus.
dengan pendapatan sekitar 15-50 rubel untuk artikel yang telah lulus seleksi maka dengan uang-uang itu lydia bisa menabung meski tidak banyak jumlahnya.
setelah selesai dari badan pengarsipan kampus lydia pergi ke hutan pinggir kota dengan metro, setibanya di sana banyak daun-daun berguguran dan suasananya tidak terlalu ramai.
dia pun berjalan-jalan menikmati waktunya dan dari kejauhan dia melihat ada beberapa pasangan kekasih yang juga tengah menikmati waktu bersama di hutan pinggir kota itu.
hutan kota ini terhubung dengan sebuah taman kota yang juga dekat dengan halte bus namun cukup jauh dari jalur metro.
dia berjalan tanpa arah hingga langkahnya berhenti begitu melihat ada seorang pria dengan long coat berwarna biru navy dan terlihat rambut kecoklatan pria itu di tata dengan rapi.
"They say, once is chance, twice is coincidence, and third is fate. kalo udah gini gimana coba" ujar lydia pelan pada dirinya sendiri dan dia mengcengkram erat pegangan tas miliknya.
pria itu juga turut menghentikan langkahnya dan memperhatikan lydia "
Орлы не могут потерять свою добычу" ujar pria itu pelan sambil menatap lydia.
entah siapa yang memulai namun kedua orang berbeda gender mulai berjalan mendekati satu sama lain
"victor"
"lydia"
ucap kedua orang itu bersamaan dan lydia tersenyum canggung.
victor menatap lydia, menghafal wajahnya, mengingat semua gesturè lydia, aroma lydia yang khas.
"ah sial nih gimana" batin lydia.
lalu victor mengulurkan tangannya dan lydia menyambut tangan victor dan mereka berjalan bersama tanpa tujuan ke dalam hutan itu.
lydia merasa ini sebenarnya bukan hutan tapi hanya taman luas yang di biarkan tetap alami tanpa di pasangi kursi taman atau lampu-lampu taman layaknya taman pada umumnya.
"твои руки такие холодные" ujar victor yang mengatakan kalau tangan lydia dingin sekali dan lydia menatap tangannya.
" ah да" lydia membenarkan ucapan victor.
sepanjang berjalan banyak hal yang di pikirkan oleh lydia tentang victor dan segala kebetulan ini, "are you married, victor?" tanya lydia setelah memikirkan kata-kata yang tepat dan mana dulu yang harus di tanyakan.
"нет, Вы себя?" jawab victor, victor tidak menikah dan malah menanyakan apa lydia menikah atau tidak dan lydia menggelengkan kepalanya.
"you must be flustered and lost your word, it's okay. take your time and i don't mind speaking in english while you still flustered" ujar victor dan lydia menganggukan kepalanya.
lydia pun merasa aneh dengan dirinya sendiri dan banyak spekulasi di kepalanya
apakah dia menyukai pria yang lebih tua?
is it just a fling? oh it must be
pria ini hanya butuh partner seks aja
oh apakah sekarang dia menyukai tantangan seperti ini?
"how old are you?" tanya lydia
"54" ujar victor dan lydia memejamkan matanya erat-erat.
oh damn it, he more damn older than my fucking dad
lydia pun membuka matanya "you enjoy paris?" tanya victor dan lydia menganggukan kepalanya.
"do you have a boyfriend or kind like that?" tanya victor dan lydia menggelengkan kepalanya, "нет я...i don't find it as something necessary" ujar lydia.
lalu victor memberhentikan langkahnya dan lydia menatap victor bingung dan di kepalanya semakin banyak hal yang berseliweran tentang apa yang terjadi
apa dia mulai nakal sekarang?
"is it to fast for you if i kiss you?" tanya victor dan lydia menatap victor semakin bingung.
mereka baru 3x ketemu, tanpa di sengaja dan tanpa di rencanakan, hanya tahu nama satu sama lain.
yes it to fast, tapi lydia juga penasaran bagaimana rasanya berciuman.
"нет ето хоромо" ujar lydia dan finalnya dia merasanya dirinya nakal
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA
Randomdescribing a large scale artistic work. Terdapat kata-kata kasar dan perilaku tidak baik. Jadilah pembaca yang bijak dan ingatlah ini hanya sekedar hiburan dan bacaan ringan saja. update sesuai mood jangan nagih-nagih