Victor pergi ke sebuah pelabuhan tidak terpakai diluar kota dan setibanya disana dia segera memakai sarung tangan kulitnya "pastikan kirim kepalanya dengan bagus ke keluarganya" ujar victor pada anak buahnya.
Lalu mereka masuk ke dalam gedung perkantoran dipelabuhan itu dan terlihat seorang pria tengah tengah duduk terikat dengan wajah bebak belur dan tubuh penuh luka "tidak menerima pesan peringatanku, huh?" Ujar victor sambil menekan pundak pria itu dengan ujung tongkat baton milik salah satu anak buahnya.
Lalu dia menatap anak buahnya "beri makan silvia dengan orang ini" titah victor pada anak buahnya, silvia adalah peliharaan victor berupa ikan piranha yang ia dapat dari salah satu lautan jajahannya.
Sejam lebih mengurus bisnis yang ada di pelabuhan itu akhirnya victor pun pulang dan sesampainya di kamarnya dia melihat lydia baru selesai mandi.
"Kau mau mandi? Aku bisa menyiapkan air panas untukmu atau bath bomb" ujar lydia dan victor duduk dipinggi kasur dan membuka kancing lengan kemejanya.
Victor menatap lydia yang tengah mengambil botol lotion beraroma peach dan susu lau melihat bagaimana dia mengoleskannya dan meratakannya pada kaki dan tangannya.
Lalu pelembab wajah beraroma mint segar dan sedikit aloe vera lalu terlihat bagaimana tangan lydia yang tremor saat mengaplikasikan pelembab bibir.
"Aku menginginkanmu" ujar victor dan lydia menatap victor dari pantulan di cermin, "sekarang?" Tanya lydia dan victor mengiyakan.
Lalu lydia mematikan lampu kamar dan menyisakan lampu kamar mandi lalu dia menghampiri victor, lalu dia membuka kancing baju victor "kau sepertinya sengaja menungguku selesai perawatan dan baru mengungkapkannya" ujar lydia sambil membuang asal kemeja victor dan victor terkekeh.
Lalu lydia mendorong victor pelan agar ia berbaring di kasur "kau membeli sabuk baru" ujar lydia sambil melepas sabuk baru milik victor dan melepas celana victor lalu membuangnya asal.
Lalu dia mengkurung victor dibawahmya dan dia menciumi paha, perut, dada, leher, dagu dan bibir victor dengan penuh dambaan dan hasrat.
Lalu victor melepas handuk yang dipakai lydia menutupi dada hingga pahanya dan terpampanglah tubuh indah lydia, mereka terus berpagutan dan victor yang sudah memuncak mengambil alih kegiatan malam mereka .
Menjelang matahari terbit mereka berdua baru berpelukan dengan nafas berat saling memburu dan tubuh penuh keringat, victor mendekap lydia dengan erat dan lydia yang lelah memilih tidak peduli apa pun lagi.
Menjelang siang lydia baru bangun dan dia melihat victor masih tertidur disampingnya dan lydia merapatkan selimut yang mereka berdua pakai.
Lydia bangun dengan perlahan dan lekas mandi juga berpakaian setelah selesai merias diri dia pergi ke dapur dan membuat sarapan yang telat ala kadarnya.
Ssdangkan dikamar victor terbangun karena mendengar bunyi ponsel lydia yang terus berdering, lalu dia mengambilnya dan memeriksanya.
Ada 3 email masuk dari kedubes RI
7 pesan masuk dari seseorang dengan nama indonesia
5 panggilan tak terjawab dari nomor yang sama dengan si pengirim pesan.Victor, dia menatap layar ponsel itu dingin namun tangannya mengcengkram erat ponsel itu hingga pelindung layar ponsel itu terangkat dan pecah.
Lalu dia menatap pantulan dirinya di cermin full body.
Sedangkan di indonesia ada kekhwatiran yang melanda sebuah rumah yang di isi oleh seorang nenek dsn anak bungsunya.
"Bagaimana, apa lydia sudah bisa dihubungi?" Tanya nenek itu pada anak bungsunya, "mungkin lagi sibuk, disana sudah menjelang siang sedangkan disini masih dini hari" ujar pria bernama atalarik itu.
"Duh, pasti kedubes indonesia disana juga hubungin dia kan? Seperti memberi himbauan atau peringatan lainnya. Serangan ini cukup besar dan terjadi di pusat kota" ujar nenek itu khawatir pada cucu tersayangnya.
"Pasti" ujar atalarik, "dia sekolah sampai sejauh sana. Dari dulu ibu tidak setuju dia sekolah sampai ke rusia begitu. Sekarang lihat, ada masalah seperti ini kita tidak bisa membawanya pulang, tidak bisa menghubunginya" ujar nenek itu dan atalarik berusaha menenangkan ibunya itu.
Di kediaman victor, lydia menonton acara berita di TV yang tengah memberitakan terkait serangan skala besar yang terjadi di pusat kota, lalu victor menghampirinya dan duduk disampingnya.
"Ada serangan di pusat kota" ujar lydia dan victor mengambil kedua kaki lydia dan meletakannya diatas pahanya dan memberikan pijatan ringan.
"Kapan kamu lulus?" Tanya victor dan lydia mengecilkan suara TV "tahun depan" ujar lydia dan mendengarnya victor menganggukan kepalanya.
Lalu lydia menarik kakinya dari paha victor namun victor menahannya "lepas dulu, aku mau ke kamar dan mengambil ponselku" ujar lydia dan victor masih menahan kaki lydia.
Victor pun menatap lydia dingin namun lydia tahu banyak hal yang disembunyikan dibalik mata itu.
"Victor" panggil lydia pelan
"Kau tahu sudah berapa kali aku membayangkan kakimu ini patah dan membuatmu tidak bisa hidup dengan normal" ujar victor dan dia menyentuh lutut lydia dan menggerakannya.
"Kau tahu aku bahkan bisa membuat sebuah pintu mobil berbahan dasar besi penyok hanya karena tonjokan tangan kosongku dan lututmu ini tidak jauh lebih keras dari pada besi, lydia." Ujar victor dan lydia menggelengkan kepalanya.
"Нет victor, ku mohon jangan" ujar lydia dan dia memajukan tubuhnya dan mencium bibir victor, victor pun membalas ciuman itu dengan ganas lalu dia menggerakan tangannya ke arah leher lydia.
Dia mengetatkan cengkramannya pada leher lydia dan terus menciuminya "kau hanya milikku, jika aku tidak bisa memilikimu maka tidak seorang pun yang bisa memilikimu selain aku. Tubuhmu, pikiranmu, hatimu hanyalah milikku" ujar victor lalu dia mendorong lydia agar berbaring di sofa three seaters itu
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA
Randomdescribing a large scale artistic work. Terdapat kata-kata kasar dan perilaku tidak baik. Jadilah pembaca yang bijak dan ingatlah ini hanya sekedar hiburan dan bacaan ringan saja. update sesuai mood jangan nagih-nagih