BAB 1

1.3K 56 1
                                    

Hari Senin adalah salah satu hari yang di rutuki oleh setiap murid. Pasalnya di hari ini banyak sekali kesialan yang para murid alami, entah itu kepanasan pas upacara, kesiangan masuk, gak pakai atribut, kena hukum, dan masih banyak lagi.

Dan kesialan di hari itu juga tertimpa kepada salah satu gadis yang bernama, Fiony Alveria Natio. Pada hari pertama Fiony menginjakan kaki di sekolah ini ia harus mendapat kesialan berupa kesiangan masuk kelas.

Fiony misuh misuh sendiri seraya menatap celah celah gerbang sekolah berharap ada orang yang bisa menolong nya. "Gila, sial banget gue hari ini." Gumam nya kesal.

Tiba tiba suara deruman motor terdengar, lantas Fiony pun menoleh ke belakang untuk melihat itu.

Fiony mengamati dengan seksama orang yang mengendarai motor itu, dari mulai orang itu berhenti dan membuka helm nya.

"Kesiangan cantik?" Tanya orang itu dengan smirk yang menghiasi wajah nya.

"F-freya?" Gugup Fiony. Jantungnya tiba tiba berpacu dengan cepat melihat mantan kekasih nya itu berada di sekolah ini atau lebih tepat nya satu sekolah dengan nya. Ya, Freyana Khaulah adalah mantan kekasih nya.

Freya terkekeh pelan melihat Fiony yang gemetar ketakutan. Freya memarkirkan motor nya terlebih dahulu ke pinggir warung langganan nya lalu menghampiri Fiony yang masih terdiam.

"Ikut gua Fio." Ucap Freya menarik tangan Fiony.

Fiony menggeleng dan menarik kembali tangan nya, "Stop kejar aku Fre! Kita udah gaada hubungan apa apa, kita udah putus!" Tekan Fiony dengan penekanan di setiap katanya.

Kedua halis Freya berkerut, "Putus? Kapan? Emang gue setuju waktu itu kita putus?" Jawab Freya dengan nada meledek di ujung kalimat nya.

Fiony bungkam tetapi tetap mencoba melepaskan tangan nya yang di genggam erat oleh Freya.

Freya yang kesal pun mencengkram kedua pipi Fiony dengan tangan yang satu nya lagi. "Alveria! Udah cukup ya gue sabar nunggu lo, sabar nge bebasin lo gitu aja. Tapi sekarang jangan harap lo bisa kabur lagi dari gue!" Tegas  Freya dan menyeret Fiony untuk menaiki motor nya.

Motor Freya yang ber Merk Ducati Panigale p4 memang agak sedikit tinggi untuk dinaiki seorang Fiony yang bertubuh pendek.

Dengan cepat Freya membantu Fiony untuk menaiki motor nya, lalu Freya memberikan helm milik nya ke Fiony karena memang asal nya dia membawa helm satu.

Motor pun melaju pesat menyusuri jalanan ibu kota yang sedikit ramai. Freya diam diam melirik kearah spion dimana ada Fiony yang terlihat lucu ketika memakai helm fullface milik nya.

"Fre, kita mau kemana?" Tanya Fiony dengan sedikit takut.

"Apart Gue." Jawab Freya.

Tubuh Fiony yang gemetar menjadi tambah gemetar akibat mendengar ucapan Freya.

Sesampainya di kawasan Apartemen milik Freya, Fiony pun turun dan melepaskan helm milik Freya. Dan kejadian itu tak lepas dari pandangan Freya yang terus menerus menatap nya.

"Freya, ini hari pertama aku sekolah. Tolong jangan ganggu aku." Ucap Fiony tiba tiba.

Sedangkan Freya menanggapi nya dengan di awali kekehan kecil, "Satu tahun lo gue bebasin dan sekarang minta hal itu lagi?" Tanya Freya dengan tatapan tajam.

Fiony diam enggan menjawab karena takut dengan tatapan yang Freya berikan. "Kalau begitu, anter aku pulang." Ucap Fiony.

Freya menggeleng pelan, "Pulang? Mulai sekarang kamu tinggal sama aku, lagi. " Ucap Freya.

Mata Fiony mulai berkaca kaca, "Fre aku mohon, aku gamau tinggal sama kamu lagi!" Ucap Fiony memelas.

"Kamu ga berhak nentuin pilihan ini Alveria." Jawab Freya tegas.

Tangan Fiony di seret paksa untuk masuk kedalam lift dan menunu lantai tiga dimana apartemen nya berada.

"F-fre tangan aku sakit!" Ucap Fiony di sela sela Freya menyeret nya berjalan.

Freya tidak peduli akan lirihan Fiony, dia tetap berjalan meski Fiony kesusahan mengimbangi cara jalan nya.

Setelah memasukan sandi pintu Apartemen nya, Freya langsung mendorong Fiony untuk masuk kedalam.

Freya kembali mengunci pintu apartemen nya dan tersenyum kepada Fiony. Senyuman yang terlihat menyeramkan di mata Fiony.

Tiba tiba suara Hp milik Fiony berdering, dan tertera nama Papa nya di sana. Dengan cepat Freya langsung mengambil nya dan mengangkat nya.

Saat Fiony ingin berteriak, Freya langsung membekap mulut Fiony dengan satu tangan nya.

"Hallo pah."

'..... '

"Ah iya ini sama Freya, kebetulan Fre satu sekolah sama Fiony."

'..... '

"Tadi Fre liat Fio ke serempet motor Pah, jadi Fre langsung bawa Fio ke apart karna Fio gamau di bawa ke RS."

'..... '

"Oke Pah, Aman deh kalo cuman satu minggu mah. Fio nya pasti Fre jaga."

'....'

"Sama sama pah."

Setelah memutus sambungan Telephone, Freya menatap tajam Fiony yang menggigit tangan nya. "Papah pergi ke luar negri sama Mama buat satu minggu kedepan. Dan  Lo di titipin Papah cio ke gue." Ucap Freya.

"Fre! Aku gamau ya dititipin sama kamu!" Jawab Fiony marah.

"Anak kecil kalo marah lucu juga ya." Jawab Freya dengan nada mengejek.

Fiony pun semakin bertambah kesal dengan ucapan Freya. "Fre aku mau pulang!" Seru Fiony dengan nada yang keras.

Freya menggeram kesal, dia menjambak rambut Fiony kebelakang dan di hadapkan dengan wajah nya sehingga mereka saling bertatap tatapan. "Udah gue ucapin berkali kali kalau tempat lo pulang sekarang di sini lagi Fiony Alveria Natio!" Ucap Freya dengan penuh penekanan.

Freya yang melihat Fiony kesakitan pun langsung melepas jambakan nya dan mengusap rambut Fiony pelan. "Jangan ngebantah, atau hal yang tadi keulang setiap hari." Ucap Freya.

"Ini yang aku gasuka dari kamu Fre! Kamu kasar, kamu egois, kamu terlalu protektif sama aku." Ucap Fiony lantang.

"Gue gini karna emang gue gamau ada orang yang berani deketin lo! Lo sadar ga sih? Banyak cowo yang suka sama lo, dan gue gasuka sama hal itu!" Balas Freya.

Freya menghela nafas melihat Fiony menunduk ketakutan. "Tugas lo cuman nurut, selama lo nurut lo aman. Kalau lo ga nurut sama gue, gue pastiin kejadian terakhir tahun lalu keulang sama lo." Ancam Freya dengan nada yang serius.

Freya pun mengajak Fiony untuk berbaring di kasur, "Temenin gue tidur, gue belum tidur." Ucap nya yang sudah berbaring di paha Fiony.

Fiony hanya diam dan membiarkan manusia kepala batu itu melakukan hal sesukanya.



FREFIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang