08.

930 74 10
                                    

P

awas typo

happy reading!

--^^


setelah tangisannya mereda Sunghoon sanggup kembali menceritakan semuanya kepada Heeseung.

"Mama kamu tau gak dek? "tanya Heeseung yang langsung di angguki oleh si manis.

" Papa hampir mau dilaporin polisi dan Mama minta cerai.. mereka tanya aku Kak, dan bujuk aku supaya penjarain Papa, disitu Papa udah pasrah banget"

"Lalu gimana?? Om Younghoon dipenjara? " tanya Heeseung kembali, tangannya masih terus mengusap lengan Sunghoon yang menyenderkan tubuhnya merapat pada tubuh tegap si penguasa bumi.

Sunghoon menggeleng pelan "aku bingung... aku takut banget disitu, terus aku bilang gak mau, Aku gak pengen Papa dipenjara"

dia tahu Younghoon jahat, Sunghoon bukan anak kecil kala itu, kelas 10 menengah atas,  sampai dimana detik Ia akan berhenti dari rasa sakit pukulan keras Younghoon, lepas dari kasarnya sikap Younghoon. Namun, Sunghoon justru lebih sakit kalau detik itu juga dirinya akan hancur, kehilangan banyak sesuatu yang menurutnya berharga. dari tempatnya pulang, retaknya keluarga dan nasibnya yang akan ikut siapa?

"Punya Papa sakit tapi kalau gak dengan Papa aku lebih sakit" lirih Sunghoon.

"aku minta semua orang maafin Papa termasuk aku sendiri meskipun aku total trauma, aku dan Papa juga manusia. Aku punya hati yang luang untuk maafin Papa"

Heeseung mengecup puncak kepala Sunghoon cukup lama, membubuhkan kasih sayang untuk pasangan hatinya yang memiliki hati begitu baik bak malaikat. entah ini Heeseung yang beruntung atau Sunghoon yang hebat hingga bisa secinta dan sesayang ini kepada Sunghoon.

"kamu baik banget, Dek"

"Kakak bangga punya kamu"

perkataan Heeseung sukses membuat lengkungan dibibir Sunghoon naik. begitu hangat menyapu indra pendengarannya. setiap hari Sunghoon selalu mendapatkan kata sebagaimana Heeseung membanggakannya, sederhana namun gak semua orang bisa.

"Anak kita pasti bangga punya Bunda yang hebat kaya kamu, yang kuat, yang baik banget juga" lagi-lagi perkatakan Heeseung sukses sempurna membuat rona merah di pipi Sunghoon.

apalah beliau ini

"Kak Hee jangan gombal, jelek tau" Sunghoon menyikut pelan  Heeseung.

"dih ngaku aja kamu salting"balas Heeseung dengan candaan, tangannya ikut menjawil hidung bangir si manis merasa gemas akan tingkah lakunya.

" apasih"


keduanya tertawa bersama melupakan huru hara yang terjadi tadi, membiarkan air mata yang sempat membanjiri pipi mengering dengan sendirinya, digantikan oleh  senyum dan tawa hangat dari keduanya. mereka berdua adalah sepasang kekasih yang saling melengkapi, saling menjadi rumah untuk keduanya, menjalin hubungan cukup lama tidaklah mudah, ada banyak rintangan yang mereka lewati, sampat ada di ujung tanduk kala hubungan ini akibat ego yang tinggi, tak mendapat restu orang tua dan perkara cemburu yang meliputi serta banyak nya lagi hal-hal yang membuat hubungan mereka terjerumus ke dalam keretakan.

semoga kisah ini tetap berlanjut dan tak berakhir di tengah.

"Kak.. Kak Hee yang terbaik dan yang terhebat. terima kasih untuk semuanya, aku masih pengen cerita banyak" Sunghoon memeluk Heeseung.

"mau mulut mu berbusa pun Aku bakal dengerin"

"Dek..Kak Hee disini ini untuk kamu. pulang lah kalau kamu ingin berteduh"Heeseung membalas pelukan Sunghoon, menatap dalam netra Sunghoon yang sayu.

NIKAH MUDA✓(HEEHOON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang