Aku ingin mengubah nasibku.
Tidak, bukan hanya nasibku. Aku ingin mengubah nasib keluargaku.
Aku akan membaca cerita ini lagi kelak ketika aku berhasil melakukannya. Jika aku belum berhasil, aku akan tetap membacanya. Agar aku ingat, ada hal yang harus aku lakukan.
Aku ingin mengubah nasib keluargaku. Aku ingin rumahku tidak lagi beratapkan seng. Agar kami yang di dalamnya tidak khawatir saat hujan tiba. Agar kami tidak perlu menaruh ember di tiap sudut rumah karena kebocoran.
Aku ingin mengubah nasib keluargaku. Agar kami tidak perlu khawatir saat hujan angin. Atap rumah kami tidak begitu kuat sehingga bisa tertiup kapan saja seperti waktu itu.
Aku ingin mengubah nasib keluargaku. Aku ingin menghasilkan banyak uang. Agar mama bisa istirahat dan tidak perlu bekerja. Agar ia tidak perlu berdiri berjam-jam di depan setrika uap yang berat. Agar papaku tidak perlu khawatir kami sudah makan atau belum.
Aku ingin mengubah nasib keluargaku. Agar aku bisa membelikan adikku sepeda yang diimpikannya. Agar dia tidak merasakan kesulitan yang aku alami dulu.
Aku ingin mengubah nasib keluargaku. Agar kami tidak perlu menunda-nunda jika ingin pergi berlibur. Agar kami tidak perlu khawatir akan biaya saat libur panjang.
Aku sedang berusaha. Aku akan mengubahnya.
Tidak.
Aku harus mengubahnya.
Untuk aku, aku percaya kau bisa melakukannya. Jangan hancurkan kepercayaanmu di usia yang ke 18 tahun ini.