Balik lagi ke kisah ku sekarang,
Untung nya aku begitu tamat SMA mendapatkan pekeeerjaan yang meskipun orang orang mikir ini bukan pekerjaan yang terbaik, tapi Aku justru bersyukur.. bersyukur mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya tidak menghabiskan tenaga ku terlalu banyak. Ditambah gaji yang ku dapat justru lebih besar dari teman teman ku yang mungkin pekerjaan nya lebih bergengsi daripada ini.
Menjadi asisten rumah tangga bukanlah hal yang sulit menurut ku. Setiap hari sejak Kecil aku juga Sudah terbiasa mengerjakan bersih bersih dan sejenis nya di rumah karena kami 3 bersaudara tapi semua nya pria, dan Aku Anak paling kecil. Apalagi rumah yang Hanya ditinggali Ko Liem dan Ci Raline saja. Dirtambah asistem rumah tangga nya ya hanya aku. Meskipun rumah mereka dalam kategori mewah, tapi tidak terlalu besar juga. Terus aku juga memiliki banyak waktu kosong juga di sela sela pekerjaan ku. Kedua majikan ku hanya dirumah biasanya mulai dari malam hari hingga pgagi saja, selebih nya mereka bekerja di kantor masing masing. Lalu, urusan masak juga tidak terlalu repot, Karena kedua nya tidak terlalu memaksaku untuk memasak setiap hari karena mereka lebih suka makan diluar. Paling Hanya makanan simple saja untuk sarapan atau makan malam sesekali, itu pun akan dikabarkan mereka terlebih dahulu jika ingin makan dirumah karena mereka juga bukan tipe orang yang suka membuang buang makanan. Malah kalau ingin makan dirumah dan terlihat mendadak , mereka lebih memilih memesan makanan dari luar. Delivery saja. Begitulah kedua pasutri ini hidup. Ada satu satpam yang bekerja juga dirumah ini,, dan sepertinya ya tugas nya sama mudah nya dengan ku. Sesekali aku memang bercengkrama dengan satpam dirumah ini, pak Budi namanya. Tapi karena orang nya rese aku lebih memilih lebih sering menghabiskan waktu di dalam rumah. Toh Ko Liem juga membebaskan ku menggunakan fasilitas rumah ini selama aku bekerja dengan mereka.
Aku yang Sudah dminta mencari stick golf pagi tadi begitu selesai mengerjakan pekerjaaan rumah ku , akhirnya menuju gudang untuk mencari nya. Tidak terlalu sulit karena gudang ini Sudah ku tata kapan hari untuk mempermudah tugas ku jika disuruh mencari barang. Setidak nya Hari ini apa yang disuruh ko Liem tadi Sudah selesai tanpa perlu menunggu weekend ketika beliau membutuhkannya.
...
Balik lagi ke cerita ku secara pribadi, meskipun aku mengagumi ko Liem, tapi sebisa mungkin ku tutupi Karena aku tidak mau pekerjaan ku hilang hanya karena sesuatu yang sebenarnya bisa kupendam dan tidak perlu muncul ke permukaan. Tapi, seiring waktu aku menyembunyikannya, selalu ada hal yang membuat ku seperti diberi kesempatan. Kedekatan ku dengan majikan ku cukup baik baik dengna ko Liem maupun ci Raline. Mereka benar benar terlihat Ramah dengan ku meskipun ci Raline kadang agak ribet aja orang nya soal hal hal kecil. Tapi Aku tidak merasa masalah juga dengan itu. Bahkan terkadang baik ko Liem maupun Ralin suka bercanda dengna ku dengan santai seperti tidak ada Batasan lagi diantara kami kecuali status mereka yang sebagai majikan dan Aku yang sebagai pembantu saja.
....
"Rapi amat ci, mau kondangan dimana?"
"Ini tempat temen Aku"
"Koko ga ikut?"
"Ikut, tapi itu masih pakaian. Biasa nya cewe yang lama kan di, ini dia ni yang ribet kali ini" ucap ci raline becanda
"Ya pasti karna cici duluan yang mandi, wajar lah dia baru beres. Harus nya mandi bareng" timpal ku
"Hahaha bisa aja kamu. Gak lah, masa mandi bareng"
"Dih, kaya siapa aja. Kan bisa saling gosok, gosok menggosok, atau gesek menggesek hahaha" goda ku ke ci Raline
"Hahaha sialan lu ya Didit. Tar ga jadi kondangan nya kalo begitu"
"Halaaa cii,,mandi mah mandi aja. Ntar kalo si koko minta lanjut pulang kondangan bisa di gaspol"
Majikan ku ini pun terbahak bahak mendengar guyonan ku. Iya,
"Noh, dah dateng yang Bintang film nya" ucap ku lagi
"Gosipin apa kalian"