[2. Istri Yang Selalu Kesepian]

148 25 1
                                    






♥︎♥︎♥︎







[Dua tahun kemudian]

Author POV

Han Yanglin mengemudi dengan tenang, ia menginjak pedal gas dengan stabil. Tatapan matanya fokus pada mobil mewah berwarna hitam di depan sana yang juga melaju stabil. Yanglin menahan napasnya, sesungguhnya menjadi seperti penguntit seperti ini bukanlah keinginannya, tapi sejak ia menjadi istri dari Darren Chivaare, ia tak bisa menutup matanya, ia terus menjadi seorang agen intel hanya demi pria yang berstatus sebagai suaminya itu.

Mobil di depan terus melaju menuju ke suatu tempat, berhenti di depan sebuah bangunan yang Yanglin kenali sebagai salah satu club malam di kota ini.

Mobil Yanglin menepi di seberang jalan, ia keluar dari mobilnya, menyeberang dan ikut masuk ke dalam club. Suasana ramai menyambutnya, hiruk pikuk para pencari kebahagiaan dari hiburan malam sangat ramai di sekitar. Yanglin terus berjalan sampai ia menemukan sekelompok orang itu, di sana ia melihat suaminya dan beberapa teman dekatnya, lalu ada sosok itu di sana, sosok yang belakangan ini membuat Darren semakin mengabaikan dirinya.

Yanglin mengepalkan kedua tangannya, rahangnya mengeras demi rasa marah dan cemburu, terlebih ketika ia melihat Sean Yu, orang yang ia ketahui adalah mantan kekasih Darren itu berdiri tepat di sisi Darren. Pemuda bertubuh ramping itu menempeli suaminya dan nampak keduanya saling tatap lalu tertawa bersama. Nyala api cinta nampak dari tatapan keduanya, membuat dada Yanglin terbakar api cemburu yang tak kalah panasnya. Ia benar-benar membakar dirinya sendiri sampai tak mampu lagi untuk memadamkan dan mengendalikan dirinya.

Tap!

Tap!

Tap!

Berjalan cepat ke arah orang-orang itu dengan emosi tinggi.

Srettt!

"Perhatikan dirimu, menjauhlah dari orang yang sudah menikah!" Yanglin merenggut bahu Sean Yu, menariknya menjauh dari Darren, membuat pemuda yang bertubuh lebih kecil itu nyaris terhempas andai saja Leon, salah satu sahabat dekat Darren tak segera menyambut tubuhnya.

"Apa yang kau lakukan?" Darren menatap dingin pada Yanglin, nada bicaranya terdengar tak terima.

"Aku hanya tidak suka kau dekat dengannya!" Yanglin menjawab dengan nada sama tak terimanya.

"Kau tidak berhak mengaturku!" Darren berkata dengan nada tegas.

"Aku hanya tidak suka mantanmu itu menempelimu!"

Tapi Darren tak mendengarkan, ia justru sedang memperhatikan keadaan Sean yang nampak meringis, pemuda berparas cantik itu mengusap-usap dadanya, ia nampak kesulitan bernapas. Darren segera meraup tubuh itu ke dalam gendongannya.

"Darren, Hey!" Yanglin berseru namun Darren tak mengindahkan, pemuda itu berjalan keluar dari ruangan itu bersama dengan pemuda di dalam gendongannya.

Yanglin hanya bisa berdiri terpaku, dadanya panas membara tapi ia sudah tidak tahu harus melampiaskan kepada siapa. Kini semua orang menatap padanya dengan tatapan aneh, tak hanya teman-teman Darren tapi juga seisi club. Mereka menatap ke arahnya dengan pandangan beragam, beberapa menertawakannya, sebagian menganggapnya sebagai pembuat onar.

"Bukankah kau terlalu berlebihan?" Leon akhirnya menjadi satu-satunya orang yang berbicara kepadanya dengan ekspresi datar dan sorot mata merendahkannya. Lalu teman-teman Darren berbalik dan pergi dari sana, meninggalkan Yanglin yang untuk kesekian kalinya merasa kalah dari Sean Yu.





♥︎♥︎♥︎






Yanglin menenggak lagi cairan merah berisi anggurnya untuk kesekian kali. Ia sudah menghabiskan banyak gelas namun pikirannya masih mengingat kejadian beberapa saat yang lalu. Saat ini Yanglin sedang berada di kamar pribadinya di rumah megah milik keluarga Chivaaree. Kamar ini adalah kamar pernikahan mereka yang diberikan oleh kakek Chivaaree dua tahun yang lalu. Kamar ini terletak di lantai dua, ukurannya luas dan dekorasinya simpel namun elegan.
Kamar ini terasa sepi dan dingin. Tentu saja, Darren, orang yang secara hukum adalah suami sahnya bahkan tidak pernah memasuki kamar ini sama sekali. Darren lebih memilih tinggal di ruang kerjanya di lantai dasar. Sejak Yanglin memasuki rumah ini, Darren sepertinya tidak pernah sama sekali menginjakkan kakinya di lantai dua rumah ini.

Selalu seperti ini setiap malam sejak dua tahun yang lalu. Malam-malam yang Yanglin lalui sangat sepi. Ia tak punya banyak teman dekat untuk bicara apalagi berbagi keluh kesah. Ia menghabiskan malam dengan memikirkan dan merindukan Darren sementara pemuda satunya menghabiskan malam entah dengan siapa di luar sana.

Ketika malam telah larut, ia akan mengurung dirinya di dalam kamar, lalu tangisan dan rasa sesak di dada mulai menyerangnya, maka ia akan mengambil botol anggur dan mulai minum sampai mabuk. Hanya anggur yang selalu menjadi teman penghangat malam-malamnya. Ia akan minum sampai mabuk, lelah dengan tangisan bisunya dan jatuh tertidur di lantai yang dingin sampai ia terbangun di pagi harinya.



Yanglin POV

Sean Yu selalu berhasil kukalahkan. Aku lebih baik darinya dalam segala hal. Aku lebih tampan, aku lebih mapan. Kekayaan keluargaku jauh di atas kekayaan keluarga Yu. Posisi keluarga kami bahkan yang paling atas di dalam kelas sosial.

Ya, aku selalu menang dalam segala hal atas Sean Yu, tapi sayang aku tak pernah berhasil menang darinya di hati Darren Chivaaree!

Sekeras apa pun usahaku, Darren selamanya takkan melihat padaku. Di mata dan hatinya hanya ada Sean Yu. Seluruh hati dan jiwanya hanya diisi oleh Sean seorang. Meski status Darren adalah suami sahku, nyatanya itu hanya di atas kertas dan di mata hukum. Darren tak pernah bisa menerimaku sekeras apa pun aku mencoba berusaha.

Di awal pernikahan kami, aku mengikuti kursus memasak karena aku ingin memasak untuknya. Aku merelakan diriku yang sejak kecil bahkan tidak pernah menyentuh dapur, aku belajar dengan sangat keras, aku mencoba memasak untuknya dan makanan yang kubuat untuknya selalu berakhir di lantai atau paling sopan di tempat sampah.

Ah, sampai hari ini masih begitu. Meskipun kemampuan memasakku sudah sangat bagus, Darren tetap tidak mau memakannya. Terakhir beberapa hari yang lalu ia memberikan makan malam yang kumasak dengan susah payah untuknya pada Bronn, anjing kesayangan Dylan.

Seharusnya aku tahu itu. Seharusnya aku berhenti melakukan hal-hal bodoh itu. Tapi aku masih mau berusaha untuk pernikahan kami. Aku masih ingin memperjuangkan rumah tangga kami. Aku tak mau menyerah begitu saja, aku berharap suatu ketika hati Darren terbuka, ia bisa melihat semua kerja kerasku untuk rumah tangga kami, ia bisa membuka hatinya dan menerima cintaku. Aku rela setiap malam berakhir dengan kesepian dan kesendirian seperti ini. Aku rela setiap malam harus menangis agar besok harinya aku lebih kuat untuk berperang dengan Sean Yu.

Tatapanku sudah mengabur, kepalaku sudah terasa berat namun aku merasa anggurku belum cukup. Aku berusaha menuangkan kembali minuman itu ke dalam gelasku, tanganku terasa berat, tatapanku tidak begitu fokus lagi. Aku berhasil menuangkan minuman itu dengan sedikit usaha. Aku meminumnya, terasa panas melewati tenggorokanku, namun ini terasa menenangkan. Aku tersenyum, aku melihat seseorang berjalan mendekat, ia tersenyum padaku, mengulurkan tangannya dan mengusap sisi wajahku.

"Lin?"

"Darren? itu kau?" Aku berseru, merasa senang karena akhirnya suamiku menghampiriku.

Kulihat ia mengangguk, "ya, sayang. Aku datang." Ia menunduk, mendekatkan wajahnya pada wajahku, ia akan menciumku?

Lalu aku merasakan hembusan angin dingin, telingaku berdengung saking sepinya. Perlahan aku menyadari jika aku sendirian.

Ya, aku adalah seorang istri yang selalu sendirian dan kesepian!

TBC








Baca full dengan mengorder PDFnya ya guys 🥰🥰

November 2024

05.10 WIB

Love

❤️ Treseluf4ntasy ❤️
















Crush On My Ex-Wife ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang