[5. Berpisah]

154 29 1
                                    





♥︎♥︎♥︎





"

Aku sudah berbicara secara pribadi dengan kakek dan nenek," menaruh kertas di meja, tepat di depan Darren, "Ren, aku memilih menyerah dan berpisah darimu, aku membuat pembaruan pada bagian surat permohonan ceraimu, dan aku sudah menandatanganinya."

Terlalu tenang, bahkan Darren dibuat tertegun untuk beberapa lama.

"Tolong tanda tangani agar prosesnya bisa segera selesai."

Darren mengambil kertas itu, isinya adalah perjanjian cerai yang harus ditandatangani, tapi pada pembagian harta, Yanglin tidak menuntut apa pun, ia meniadakan perihal pembagian harta bersama. Darren menatap wajah Yanglin dengan lekat, mungkin ini untuk pertama kalinya ia memandang Yanglin dengan sefokus ini.

"Kau serius ingin bercerai?" Entah kenapa justru kalimat itulah yang Darren ucapkan.

Yanglin sejenak terdiam, ia nampak tidak sedang berpikir, hanya sedang mengumpulkan kekuatan. Yanglin sudah tidak berpikir banyak, ia sudah memikirkan ini bahkan sejak saat Darren masih dirawat di rumah sakit. Ia sudah memikirkannya selama hampir satu bulan sampai saat ini Darren telah pulih seperti sedia kala.

Pemuda bermarga Han itu mengangguk, "ya, kurasa ini adalah waktunya, kau sudah memberiku waktu selama dua tahun seperti yang kuminta." Jawabnya tenang.

Darren sesaat tak bereaksi, hanya diam sembari terus memandangi Yanglin, yang dipandangi justru mengalihkan pandangannya ke arah random.

"Kau yakin?" Darren bertanya lagi.

Yanglin mengangguk, "ya, aku tidak pernah seyakin ini sebelumnya. Tidak ingin menyakiti siapa pun lebih lama lagi." Jawabnya pelan.

"Kau sudah melakukannya ketika memaksa menikah denganku, dengan bercerai maka kau kembali menyakiti banyak orang, kurasa beberapa juga akan menyalahkanku." Darren sedikit gusar, ia tahu setelah ini kakek dan Dylan akan murka padanya dan menyalahkan dirinya.

"Lebih baik mengakhiri sebuah kesalahan dari pada terus-terusan melakukannya." Ucap Yanglin yakin, "aku dan keluargaku tidak akan menyalahkanmu, caraku untuk masuk ke dalam hidupmulah yang salah, mungkin sebaiknya aku tidak pernah memaksamu." Ucapnya lagi.

Darren nampak berpikir, sedikit lucu ketika melihat orang yang sejak awal mengaku sangat menyukai dirinya bahkan mencintainya kini mengajukan surat cerai untuk berpisah darinya, "apa menurutmu aku terlalu gampang untukmu?" Ia menatap sedikit sinis pada pemuda berparas tampan dan juga manis di depannya ini.

Yanglin menggeleng, "tidak. Kau teramat sulit untukku. Bahkan kau lihat sendiri, sampai saat ini aku bahkan tidak berhasil membuka pintu hatimu. Seharusnya aku bisa terus bertahan untuk memperjuangkanmu, tapi setelah kecelakaan itu aku mengerti satu hal, aku terlalu egois dengan menunda kebahagiaanmu dengannya."

Darren tertegun. Yanglin nampak menghela napas, kini mengeluarkan pulpen dari dalam tasnya, "melepasmu agar kau bisa hidup dengan sempurna bersama orang yang memang kau inginkan." Menaruh pulpennya di sisi kertas yang harus ditandatangani.

"Kau tidak terlihat mempermasalahkan kecelakaan itu? benar kata mereka jika kau sedang menyiapkan drama yang lebih besar." Darren kini tersenyum sinis.

Sejenak Yanglin terlihat gusar, namun hanya sekian detik karena setelahnya ia nampak menghela napasnya, "kau mau aku bagaimana? jika kau tanya apakah aku marah? jelas saja aku marah! Jika kau tanya apakah aku cemburu? jelas saja aku cemburu! Suamiku mengalami kecelakaan bersama mantan kekasihnya bahkan setelah mereka kembali dari pulau madu."

Crush On My Ex-Wife ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang