00. PROLOG

160 22 7
                                    

SELAMAT DATANG DI GERBANG SMA INTERNASIONAL SASKARAWIJAYA

SEBELUM MASUK KE DALAM KELAS, ADA BEBERAPA CATATAN PENTING YANG HARUS KALIAN INGAT!

NOTE :

• CERITA INI MERUPAKAN KARYA FIKTIF. APABILA ADA KESAMAAN NAMA, LOKASI, DAN PLOT ADALAH MURNI TANPA KESENGAJAAN PENULIS

• APABILA KETIKA MEMBACA CERITA INI PARA PEMBACA MERASA FAMILIAR DENGAN KARYA PENULIS LAINNYA JANGAN BAWA-BAWA JUDUL ATAU CERITA ITU KE SINI. DARIPADA MEMBAWA BALA PADAHAL BELUM USAI MEMBACA, MAKA ADA BAIKNYA ANGKAT KAKI.

• DIHARAPKAN PARA PEMBACA AGAR SABAR DAN MENYIAPKAN DIRI UNTUK TIDAK BERBUAT SUUDZON DI DALAM CERITA INI.

• DIHARAPKAN AGAR PEMBACA TIDAK SILENT TREATMENT. HARUS SEMANGAT MENEKAN TOMBOL VOTE DAN ISI RUANG KOSONG DI KOLOM KOMENTAR.

BILA MENYUKAI CERITA INI, BOLEH SEKALI UNTUK MENYEBARLUASKAN JUDULNYA AGAR KELAK KITA SEMUA BISA MENCARI JAWABAN DAN MEMECAHKAN TEKA-TEKI NYA BERSAMA

• KUAT HARUS LANJUT SAMPAI AKHIR BAB CERITA INI YA!

SEKIAN HANYA ITU YANG DAPAT DISAMPAIKAN. MARI KITA MULAI KELAS DI BAB INI.

•~{ლωლლωლ}~•

SUSUN RANGKAIAN PUZZLE NYA DAN TEMUKAN APA JAWABANNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SUSUN RANGKAIAN PUZZLE NYA DAN TEMUKAN APA JAWABANNYA.

REMBULAN yang ditelan malam itu tumpah sinarnya. Pada semilir angin yang bertiup dengan hangat, deburan sunyi menghapus setiap jejak dan langkah kaki. Tepat di sini, di depan gerbang emas kokoh berdiri nan angkuh.

Tinggi ia berdiri. Melambung hingga menjunjung langit hampir-hampir. Bangunan yang masih terang warnanya. Tempat yang sangat luas jangkauannya. Mereka menyebutnya sekolah.

Saskarawijaya International High School, begitulah kira-kira sekolah ini berdiri dan menetap dalam pikiran para manusia-manusia yang tak tahu menahu apa-apa. Sebuah sekolah bergengsi, sebuah tempat yang menjadi pintu penghantar antara masa kini dengan masa depan cerah yang pasti.

Tapi bagi kami, siswa-siswi yang mendapat takdir oleh Tuhan mendapatkan tempat di sekolah ini melalui hak beasiswa, hanya Saskarawijaya neraka paling nyata di dunia.

"Jadi siapa yang membunuh anak itu?!"

Bentakan itu terdengar dari sebuah ruangan gelap penuh dengan tembok. Pada empat siswa paling disegani ia bertanya. Bukan hanya pada pertanyaan, hanya saja mereka memiliki ekspresi yang sulit diartikan.

Dan itu semua sangat...
Mencurigakan

"Gue gak tau! Bahkan ngeliat dia terakhir kali aja gue enggak!" bantah seorang perempuan yang merupakan bagian dari keempat siswa.

Sang penanya kemudian beralih pada laki-laki berambut abu-abu yang melipat kedua tangannya di depan dada. Laki-laki itu tampak datar menatap, mengalihkan atensi secara penuh pada penanya di hadapannya.

"Gue gak tau. Kalo lo gak percaya, lo boleh periksa gue."

Tak luput dari empat siswa, kali ini seorang laki-laki dengan rambut yang sudah berantakan pun angkat bicara perihal kematian misterius salah seorang murid Saskarawijaya. Dengan kobaran amarah, ia mulai melemparkan argumen.

"Gue gak tau siapa pembunuhnya! Yang jelas anak itu harus dapat keadilan, dan pelaku harus dihukum seberat-beratnya!" tegas nya dengan nada setengah membentak.

Kali ini giliran perempuan cantik nan imut yang melipat kedua kakinya. Wajah perempuan itu tampak ketakutan, bahkan kini air mata meluncur dari kedua netra ia.

"A-aku gak tau! Dia, dia bahkan a-aku gak kenal! Dia kasihan banget, di-dia harus dapat keadilan! A-aku gak tau siapa pelakunya, yang jelas bukan aku."

Sepersekian detik, mereka berempat tertawa terbahak-bahak. Melengking bak nyanyian burung gagak manakala menemukan santapan bangkai di pagi hari. Kini ekspresi keempatnya begitu mengerikan. Mereka berempat sama-sama tersenyum miring, seolah senang mendengar berita kematian itu.

Empat yang menciptakan banyak jeritan. Jeritan-jeritan yang menembus dari tembok. Koridor dan setiap ruangan yang ada menjadi mata bersaksi banyaknya berlumuran darah. Memohon hendak dilepas. Merintih bersimpuh dalam tangisan takdir yang begitu menyakiti. Pada Tuhan mereka mengadu, namun tak kunjung permintaan itu disapu nyata.

Setiap pandangan mata yang menjadi saksi. Kepada netra yang tahu tapi memilih diam mengunci pintu hati. Mereka semua adalah pelaku bersalah.

Pantas dihukum. Pantas diinjak. Pantas dilenyapkan. Dan pantas, untuk hilang dan musnah selamanya.

Selamat datang di Gerbang SMA Internasional Saskarawijaya. Harapan kami, agar kamu dapat membuka mata. Dan membantu kami untuk...

Keluar dari neraka yang nyata ini. Hilang dan tak kembali. Selamanya.


•~{ლωლლωლ}~•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•~{ლωლლωლ}~•

TERIMAKASIH UNTUK YANG SUDI MEMBACA. BILA ADA KEKURANGAN SAYA MEMINTA MAAF. TERIMAKASIH, LAMBANG MATA KALIAN ADALAH SESUATU YANG BERHARGA

dynndr_

VERTIKAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang