02. DUA

54 12 2
                                    

SELAMAT DATANG DI GERBANG
SMA INTERNASIONAL SASKARAWIJAYA

TEKAN TOMBOL VOTE DENGAN SEMANGAT DAN ISI RUANG KOSONG DI KOLOM KOMENTAR


•~{ლωლლωლ}~•

SEBENARNYA koridor saat ini tidak terlalu ramai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SEBENARNYA koridor saat ini tidak terlalu ramai. Hanya karena Livia Mahira berjalan hendak beranjak menuju kelasnya yang berada di ujung sana, semua orang mengintip dari balik jendela dan pintu kelas. Tawa mereka terdengar renyah, nan merdu menggema di penjuru koridor.

Livia hanya mampu menundukkan kepala, malu akan setiap mata yang menatap enggan memberi rasa iba. Sementara kedua tangannya ia gunakan untuk menarik lantas mengepal erat ujung rok. Manakala satu persatu langkah ia lukis, tak lupa getaran tubuh yang tercipta dari gelora takut ikut menerjang Livia.

"Look? She looks ridiculous now! It's funny! Ha ha ha!"

"Cara jalannya persis kayak zombie, haha!"

"Lihat aku berjalan! Argh!"

"Hahahaha!"

"Dia jelek banget sih!"

"Dekil!"

"Miskin!"

"Malu-maluin!"

Seluruh hinaan itu gema membayang dalam setiap permukaan dinding koridor. Terlempar bagaikan bola lalu memantul masuk ke dalam gendang telinga Livia. Bagaimana bisa Livia bisa tenang sekarang jika ucapan itu handal dalam menyakiti hatinya. Bagaikan kulit tersayat, hatinya itu teriris oleh kalimat seperti benda lembut yang rentan diluka.

Tidak hanya sampai di situ, kilat cahaya yang lahir dari kamera-kamera yang menangkap gambar Livia sungguh mampu membuat perempuan itu semakin tidak percaya diri.

Napas anak itu tersengal-sengal, tepat ketika ia menghentikan langkahnya. Livia semakin menundukkan kepala dengan bulir demi bulir kristal cair mulai jatuh bak air terjun di atas tebing yang terjal. Setiap tawa yang terdengar dari telinganya, kini membuat Livia merasakan detak jantung yang bergetar bagai tengah dilanda gempa. Tidak sampai di situ, kini anak itu merasakan atmosfer berhenti lalu dengan kasar berbalik arah menghantam tubuhnya hingga menciptakan rasa takut dan cemas yang berlebihan.

"Be-berhenti," katanya dengan suara bergetar lemah lantas mengucap dalam terbata-bata. "Aku mohon berhenti. Aku gak bisa menahan semua ini."

VERTIKAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang