01. SATU

97 13 6
                                    

SELAMAT DATANG DI GERBANG
SMA INTERNASIONAL SASKARAWIJAYA

TEKAN TOMBOL VOTE DENGAN SEMANGAT DAN ISI RUANG KOSONG DI KOLOM KOMENTAR


•~{ლωლლωლ}~•

 PADA malam yang dingin, rembulan naik menunjukkan telah jatuh pukul setengah sembilan malam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PADA malam yang dingin, rembulan naik menunjukkan telah jatuh pukul setengah sembilan malam. Namun meski begitu, tidak menutup kemungkinan adanya kekosongan terjadi pada Saskarawijaya.

Kini mereka di sini. Empat siswa berpengaruh, tiga penindas, dan empat sisanya merupakan siswa beasiswa yang tentu berada di tingkat bawah. Dasar dan terhina.

"Sekarang jawab gue, tolol! Siapa yang ngide buat ngelaporin semuanya ke Pihak Komite?" Suara bentakan itu, Rion sang ketua OSIS pemiliknya.

Amarah laki-laki berusia delapan belas tahun itu terlihat sudah sangat meledak-ledak. Apalagi ketika melihat sorot mata membara dengan raut wajah merah sungguh menggambarkan bentuk kekesalan yang teramat luar biasa.

Penampilan urakan dengan kancing seragam terbuka dan kaos hitam yang terpampang jelas bahkan tak mencerminkan kepribadian sebagai seorang ketua OSIS. Saat melihat bagaimana emosi marah menguasainya, Rion sungguh tidak layak dijadikan sebagai panutan seorang pemimpin organisasi.

Entahlah, entah apa yang membuat laki-laki itu bisa terpilih sebagai Ketua Badan Eksekutif Saskarawijaya alih-alih bernama OSIS.

Kini semua tampak jelas. Rion dengan sifat buruknya kemudian menoleh, menatap wajah milik Ella, anggotanya. "Lo pada gak mau ngaku kan? So, let me make you to open your mouth, bitch!" katanya kemudian mengambil sebuah bungkusan berisi ulat-ulat menggeliat yang Ella serahkan.

Remaja yang menyandang jabatan ketua OSIS itu kemudian menghampiri satu persatu siswa yang bersimpuh tertunduk lemah di pinggir kolam renang. Di mulai dari yang paling sudut kanan kemudian akan diakhiri dengan siswa yang berada di sudut kiri.

Rion kemudian melipat kedua kaki. Setengah berjongkok, menghadap pada makhluk hina berjenis kelamin laki-laki yang semula ada di sampingnya. Laki-laki itu kemudian mengambil satu ulat berbentuk seperti belatung yang menggeliat di dua jemarinya. Jika tangan yang satu beraksi mengambil ulat, maka tangan lainnya meraih kedua bibir milik anak beasiswa yang mengatup tersebut.

Rion tersenyum sumringah. "Hey, what are you afraid of? It's sweet, try it." Dengan tenaga kuat dan ujung kuku tajam yang melukai permukaan bibir si anak laki-laki beasiswa, tentu membuat ia tak mampu menahan rasa perih dan memilih menyerah membuka mulutnya.

VERTIKAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang