˚꒰ 10˚ˑ 𓆡 ͎·˚

114 15 1
                                    

saat itu, bisa dibilang adalah pertama kalinya chika meminta ikut saat bachira bilang mau pergi main bola dengan teman-temannya.

bachira sih tidak keberatan. hanya saja.. kenapa dia membawa chika alih-alih membawa pacar halunya, ryujin? dipikir-pikir, mengenaskan sekali ya hidup bachira ini.

kenapa dia sering dikelilingi cewek-cewek tantrum daripada member itzy? sayang sekali 19 tahun hidupnya belum pernah merasakan harem, dikerubungi ryujin dan 4 member lainnya.

"udah siap bel— !!!!!!"

"udah, ayo jal—,"

"GANTI BAJU LO, ANYING. LO CUMA MAU LIAT ORANG LATIHAN, BUKAN MAU NONTON PIALA DUNIA!!!" masih pagi loh padahal. tapi tekanan darah bachira bisa naik drastis hanya dengan melihat chika menggunakan baju fifa world cup super alay, sudah gitu wajahnya lukis bendera jepang. dia betulan tolol atau tolol banget sih?

"emang kenapa? aneh?"

"orang sinting doang yang pake baju begitu. bisa diketawain satu gor lo nanti. ganti baju cepet!" bachira memijat kepalanya. kapan sakit kepalanya bisa hilang menghadapi kelakuan manusia spesial macam chika?

"dih, gak tau trend," chika mendecih. lalu kembali ke dalam untuk menggangi baju.

"orang alay jangan gegayaan ngomong soal trend.." bachira bergumam jengkel.

setelah chika keluar dengan tampilan yang lebih sederhana, mereka baru bisa berangkat ke lapangan yang dimaksudkan untuk latihan.

seperti biasa saja orang-orangnya. dengan sae, aiku, karasu, eita, dan kaiser yang menjadi bonus untuk melatih kemampuan sepak bola mereka. anggap saja.. em.. latihan suka-suka.

begitu sampai, chika excited sendiri karena pertama kali masuk ke lapangan bola. dengan sangat tiba-tiba, dia naik ke podium, dan menyanyikan lagu kebangsaan jepang.

orang-orang di sana langsung memperhatikan chika sambil tertawa. sementara bachira segera melempar helmnya dan menarik chika untuk turun dari sana.

"maaf, pasien rumah sakit jiwa kami kabur," bachira tersenyum ke arah orang-orang pengurus lapangan sambil membungkuk 90 derajat.

"eh apa nih? belom pernah gue masuk rumah sakit jiwa perasaan?" kata chika, polos dan tolol beda tipis.

"abis ini lo gue daftarin ke rsj," ancam bachira.

"BEHAHAHAHAHAHA HAHAHAHAHA ANJING!! AWOAKWOAKWOWK HAHAHAHAHA NGIK NGIK NGIK NGIK!!!"

kali ini, perhatian tertuju pada aiku yang terbaring ke lapangan berumput sambil tertawa terbahak-bahak.

"ADA ORANG MASUK GOR LANGSUNG NYANYI LAGU NASIONAL, ANJING!! BEHAHAHAHA!! BENER KATA LO, BIT. ADEKNYA SI MEGMEG EMANG SPESIAL!!" aiku masih tak berhenti tertawa sebelum kara menendang tulang keringnya.

"auch, ahhh~~"

"kakak lo sampah banget, kar," yuki menatap datar aiku yang baru saja mengeluarkan suara laknat.

"maklum-lah. umur segitu emang lagi lucu-lucunya," kara menjawab setengah hati.

sementaranya itu, chika memasang wajah sombongnya sambil bertolak pinggang.

"itu bukan pujian, blok. lo lagi diketawain," bachira menyikut bahu chika.

"yoi. gue berpotensi masuk stand up comedy," hidung chika makin kembang-kempis.

"masuk liang lahat aja sono," bachira sudah tidak kuat. mau membuang kepalanya saja rasanya. untung dia hamba yang bersyukur.

"eh iya! kakak-kakak semua pada jago main bola, kan ya? tutor dong dribble-nya! yang begini," chika menunjukan gerakan dribble yang lebih familiar dengan olahraga basket.

[✔] [10] stepsister ; bachira meguruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang