S1: 04

702 34 0
                                    

Diperjalanan, Marvel hanya diam saja, yah sebenarnya Marvel memiliki sikap yang cuek dan tidak banyak bicara. Dia adalah tipikal orang yang sulit untuk mencari topik pembahasan dalam berbincang-bincang.

"Mau kemana nih?" Azlan bertanya sambil fokus mengendarai motor nya di tengah kota.

"Kan tadi elu yang ngajak, jadi yah pasti lu udah tau mau kemana dongg" jawab Marvel tanpa bertele-tele.

"Yah udah kita ke mall aja yah" Azlan menancapkan gasnya ke arah yang mereka tuju.

Sesampainya di mall Azlan segera mengajak Marvel menghampiri sebuah cafe yang lumayan mewah dan harga menunya sedikit di luar nalar. Walaupun sebenarnya Marvel adalah anak orang kaya juga, tapi dia adalah tipikal manusia yang suke berhemat.

"Pilih lah kau ingin apa" Azlan menyerah kan buku menu kepada Marvel.

"Kak Azlan, kita beneran bakalan makan di sini? Mahal banget njir" Marvel menatap Azlan lalu melanjutkan membaca menu.

"It's okay, pilih aja dasar bawel" Azlan sedikit terkekeh melihat Marvel.

"Yah udah gua pilih Steak Wagyu A5 nya dan minuman nya gua milih jus jeruk aja" Marvel memain kan ponselnya.

Setelah selesai dinner, mereka pun memutuskan untuk lanjut berjalan-jalan di dalam mall dan melihat barang-barang di sana.

"Vell temenin gua ke tokoh sepatu dong, gua pengen beli sepatu" Azlan mengajak Marvel ke tokoh sepatu yang aghh harganya diluar nalar semua.

Marvel sempat berfikir apakah Bintang dan para teman-teman nya anak orang kaya yang doyan menghabiskan duit untuk kesenangan nya? Lihatlah Azlan dia mengambil dan memilih sepatu tanpa melihat harganya, dan soalnya lagi dia memiliki black card pribadi, anak SMA berumur 17 tidak kurasa hampir 18 tahun, sudah memiliki black card!!

"Ini bagus gak" Azlan menunjukkan sepatu sport polos berwarna putih dengan harga Rp 50.000.000,00.

"Anjg sepatu polosan ginian 50 JUTA!!!" Marvel terkejut dan menyuruh Azlan untuk berpindah tokoh saja.

"Udah pindah tokoh aja, ngaco semua harganya" Marvel bersih keras untuk pindah ke tokoh lain

"Gak papa kali, toh juga duit gua gak langsung abis setelah beli ini gua masih ada uang di black card gua, tiap bulan di isi terus 500jt" Azlan menyodorkan black card nya kepada Marvel.

"Nih kalau mau Makai black card gua, pakai aja" Azlan memberikan senyuman manisnya yang menunjukkan sisi lembutnya kepada Marvel.

"Nggak ah, gila lu. Bokap gua aja tf duit ke rekening gua cuma 10jt, itu juga buat keseluruhan hidup gua selama sebulan karena gua tinggal sendirian" ucap Marvel kepada Azlan yang dari tadi terkekeh kecil.

"Yah udah deh, yuk ke kasir" Azlan berjalan dan menggenggam tangan Marvel.

Marvel sedikit terkejut lantaran tangannya di genggam oleh tangan besar dan berotot milik Azlan, namun Marvel pasrah saja.

Saat Azlan sedang melakukan transaksi di kasir, Marvel tidak sengaja melihat Bintang dan seorang wanita yang umurnya tidak berbeda jauh dengan bintang masuk kedalam tokoh baju di seberang.

"Kak.... Kakk... Kak Azlan, itu bukannya Kak bintang yah? Kok bareng cewe, bukannya dia gak punya pacar yah?" Marvel menepuk-nepuk lengan Azlan supaya yang empunya melihat ke arah yang di tunjuk oleh Marvel.

"Ehh iya yah? Itu kayanya viona deh, tapi kan mereka udah putus, kok ngedate lagi" Jelas Azlan.

Mendengar itu Marvel merasa sedikit sesak dan sakit hati.

"Emm kak Azlan udah selesai gak? Marvel mau pulang nih soalnya udah malem" Marvel memalingkan wajahnya agar Azlan tidak melihat ekspresi nya yang sedang sakit hati.

"Udah nih, mau langsung pulang aja? Gak mau jalan-jalan lagi?" Azlan mengelus-elus kepala Marvel.

"Nggak kak, gua mau pulang aja"

"Oke deh, yok kita pulang"

Akhirnya Marvel dan Azlan pun memutuskan untuk segera kembali ke rumah.

"Terimakasih yah kak Azlan udah ajak in Marvel dinner" Marvel memberikan senyuman hangat kepada Azlan.

"Iya cil, lain kali kalau mau keluar atau mau kemana-mana kabarin yah, AZLAN DI SINI SIAP MENUNGGU" Azlan memberikan senyuman kepada Marvel.

Azlan POV

"Gila nih bocil 15 tahun buat gua deg deg an parah, gemesin, imut, cantik. Senyum nya itu loh buat gua nge-fly" ucap Azlan dalam hatinya memandangi Marvel yang berjalan masuk ke kost an nya.

Setelah dirasa Marvel sudah masuk kedalam kost an nya, Azlan menghidupkan kembali motornya dan menancapkan gasnya kembali menuju ke rumah mewahnya.

Marvel POV

Kini Marvel sudah berada di kamar kost an nya, dan langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya. Sepanjang jalan dia hanya memikirkan Bintang dengan seorang wanita yang bernama Viona itu. Sebenarnya dia kesal, sakit hati, dan marah, hanya saja ia menyembunyikan ekspresi nya itu di depan Azlan agar Azlan tidak menanyainya.

"Anjing lah, jadi ini ceritanya cinta gua bertepuk sebelah tangan gitu?" Monolog Marvel yang bangkit dari tempat tidur nya.

"Tapi tatapannya kegua kadang mengisyaratkan kalau dia ada rasa ke gua, walaupun sikapnya di selimuti oleh bongkahan es, salju, kutub Utara, kutub selatan, kulkas 10000 pintu, tapi tetep aja"

"Tapi sebenarnya gua gak ada hak buat marah ke dia, toh juga gua bukan siapa-siapa nya, lagian siapa tau dia straight, gua gak bisa paksain kehendak gua buat dia jadi milik gua" Marvel kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Marvel memikirkannya di sepanjang malam hingga tak sadar ia tertidur pulas.

Keesokan paginya.....

Marvel tiba di sekolah lebih awal, ntah mengapa tiba-tiba saja ia ingin berangkat lebih awal.

Di koridor sekolah, Marvel tidak sengaja berpapasan dengan Bintang yang ternyata sudah lebih awal sampai dari padanya.

Sejenak mereka bertatapan untuk beberapa saat. Namun Marvel memutuskan untuk lanjut berjalan mengarah ke kelasnya. Tapi Bintang tidak membiarkan nya lolos begitu saja dengan mudah. Ia menarik Marvel ke pelukan nya.

"Woi Lepas!!!!" Marvel berusaha melepaskan pelukan dari Bintang.
Namun sekuat apapun ia berusaha, kekuatan nya tidak ada apa-apanya di bandingkan kekuatan Bintang.

Merasa Marvel yang semakin memberontak ingin di lepaskan, Bintang pun memilih untuk melepaskan nya.

"Apaan sih Lo!, ngapain pakai meluk-meluk gua segala coba". Marvel menunjukkan ekspresi marah namun dalam hatinya ia merasa sedikit senang karena di peluk oleh sang pujaan hati, dasar.

"Lu kok cuek gitu, gua ada salah?" Bintang bertanya dengan nada datarnya dan dengan pose tangan dilipat di dada.

"Cuek apaan, gua biasa aja, lu yang aneh gak jelas banget tiba-tiba peluk gua, gila lu yah?" Marvel mengoceh, namun dalam hatinya ia ingin selalu di peluk oleh Bintang.

"Emmm, yah sudah" Bintang melanjutkan langkahnya meninggalkan Marvel di koridor sekolah.

"Huhh aneh banget kulkas yang satu ini, stres" Marvel mendengus sedikit kesal dan melanjutkan perjalannya menuju Kelasnya.

Don't Forget to vote

Bintang S1 & S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang