S1: 06

715 25 0
                                    

Setelah Marvel dan Bintang selesai melakukan kegiatan panas mereka di ruang OSIS, Bintang memapah tubuh Marvel menuju ke Parkiran.

"Bentar aku ambil motor dulu" Bintang mendudukan Marvel pada tempat duduk yang ada di dekat gerbang sekolah dan bergegas mengambil motor sportnya.

"Cepetan yah" Marvel melihat sekeliling lingkungan sekolah yang mulai gelap karena kini jarum jam menunjukkan pukul 18.41.

"Duh telat nih gua ketemu anak-anak, gimana dong mana gua susah buat jalan lagi, apa gua minta tolong sama Bintang aja kali yah buat nganterin gua? Ahh nggak ntar si Viona itu...." Belum selesai Marvel bergumam sendiri, bintang sampai ke gerbang sekolah sambil mengklakson motornya.

"Ayo naik, bisa jalan sendiri atau mau di gendong?" Bintang menawarkan untuk menggendong Marvel.

"Nggak usah, gua bisa kok" Marvel menaiki motor Bintang dengan hati-hati karena lubangnya masih terasa sangat sakit dan perih.

"Udah siap?" Bintang bertanya dengan nada datar.

"Emm" Marvel menjawab dengan singkat.

Tiba-tiba Bintang menempatkan tangan Marvel supaya memeluk tubuh nya.

"Pegangan yang kuat, ntar jatuh siapa yang repot" Ucap bintang dan menghidupkan motornya.

Jujur saja Marvel senang dengan perlakuan nya ini, tapi di satu sisi ia masih sedikit teringat dengan perempuan yang semalam bersama bintang.

"Kak.."

"Emm" Bintang menjawab panggilan dari Marvel.

"S-semalam, gua liat lu di mall lagi jalan sama cewe, itu pacar lu?" Marvel bertanya dengan nada canggung.

"Ohhh, dia mantan ku, kami tidak ada hubungan apa-apa, dia selalu meminta balikan pada ku, semalam dia selalu mengikuti ku kemana pun aku pergi" Jelas Bintang kepada Marvel.

"Ohh begitu, emmm kak bisa minta tolong gak?"

"Kenapa?"

"Tadi Ayub sama Damai ajak in gua buat nongkrong, gak enak kalau gua gak ikutan soalnya udah janji, bisa temenin gua jumpain mereka gak? gua susah buat jalan soalnya, kalau gak mau juga gak papa" Marvel bertanya dengan sedikit canggung, takut di tolak.

"Hemm, kasih tau aja jam berapa, ntar gua jemput yah"

"Nanti kak jam 19.00" Marvel sedikit antusias dan tersenyum.

"Okey" Tanpa Marvel sadari Bintang tersenyum bahagia di balik helm yang ia kenakan.

Singkat cerita, Marvel sudah di antar kan kembali ke kost an nya, dan kini mereka telah siap untuk pergi ke cafe yang dimaksud oleh Ayub dan Damai. Bintang menjemput Marvel dengan mobil Sportnya, Bintang datang dengan eghh gaya yang fuck membuat Marvel sangat terpesona hingga darah mengalir keluar dari hidung nya tanpa ia sadari.

"Vell? Lu mimisan itu sini gua bantu" Bintang bergegas membersihkan mimisan dari Marvel.

"Ahh maaf ngerepotin" Marvel sangat malu, wajahnya memerah dan panas.

"Lu baik-baik aja? Kalau lagi sakit udah gak usah pergi" Bintang bertanya dengan nada datar nya, namun sebenarnya di dalam hatinya ada kekhawatiran yang di sembunyikan.

"Nggak papa kok, yah udah kita berangkat aja" Marvel bergegas berjalan dengan sedikit tertatih menuju mobil Bintang.

Bintang mengikuti Marvel dari belakang dan memperhatikan Marvel dengan seksama, dalam hatinya ia ingin memiliki Marvel sepenuhnya, jujur saja ia sebenarnya jatuh cinta pada Marvel sejak awal bertemu. Namun ia malu mengatakan nya. Melihat Marvel dengan outfit manisnya yakni baju kaos putih polos oversize dengan celana pendek selutut berwarna coklat susu, membuat Marvel tampak sangat imut dan lucu di mata Bintang.

19.25

Marvel dan Bintang Sampai di cafe yang dimaksud oleh Ayub dan Damai. Marvel masuk duluan kedalam cafe dan segera menjumpai Ayub dan Damai di meja 03 yang telah mereka pesan.

"Guyss.." Marvel menyapa dengan senyum.

Ayub dan Damai melihat ke arah Marvel yang berjalan kearah mereka, namun mereka bingung apa yang salah dengan cara jalan nya Marvel? Mengapa ia berjalan dengan kaki yang sedikit dikangkang kan dan sedikit tertatih-tatih.

Marvel duduk dikusi yang sudah disediakan

"Vell? Are u okay? Kenapa jalan lu kaya gitu aneh banget" Damai bertanya kepada Marvel dengan wajah penasaran nya.

"Ahhhh gak papa kokk guys cuma agak sakit aja kakinya" Marvel agak sedikit gugup ketika Damai menanyai cara berjalannya yang aneh.

"Oh iya kesini tadi bareng siapa?" Ayub bertanya kepada Marvel.

Tiba-tiba Bintang datang menghampiri mereka bertiga.

"Bareng sama gua" Bintang menjawab pertanyaan Ayub dengan nada dinginnya.

"Ahhhhhhh pantes jalannya gitu" Ayub dan Damai tertawa keras hingga semua orang di cafe itu memperhatikan mereka.

"Aghhh diam!!" Marvel sangat malu pada saat ini, hingga ia merasa kepalanya akan segera meledak.

"Bisa diam gak?" Bintang menyuruh mereka berdua untuk diam, sontak Ayub dan Damai pun berhenti tertawa.

"Jadi, kalian pacaran?" Damai bertanya.

"Enggak kok, cuma temenan aja" Marvel menjawab dengan malu dan gugup.

"Temen tidur lebih tepatnya" Ayub meneruskan perkataan Marvel dengan terkekeh kecil.

Mendengar itu, Bintang sedikit tersenyum namun tidak terlalu memperlihatkan nya. Dia hanya sibuk duduk di samping Marvel sambil memainkan ponselnya.

Tak jarang, sesekali Bintang menaikkan celana pendek Marvel dan mengelus-elus pahanya. Menyadari hal tersebut, Marvel memukul pelan tangan Bintang.

Setelah selesai menghabiskan waktu bersama, mereka pun memutuskan untuk kembali pulang, begitu juga Marvel dan Bintang. Bintang mengantarkan Marvel untuk pulang ke kost an nya, setelah mengantarkan Marvel pulang ke kost an nya, ia pun lanjut bergegas untuk kembali ke rumahnya.

Keesokan harinya disekolah....

Bintang menjumpai Azlan dan Tian yang tengah duduk bersama di dalam kelasnya.

"Woi, lagi ngapain lu pada?" Bintang datang dengan wajah yang cerah dan sedikit gembira.

"Tumben banget muka lu ceria, biasanya datar-datar aja" Tian bingung melihat perubahan sikap Bintang yang tiba-tiba berubah menjadi sedikit ceria.

"Ah, nggak ada" Bintang tersenyum.

"Ada yang aneh sama nih anak, fix ada yang aneh sama si Bintang" Azlan merasa sangat bingung.

"Nggak ada anjg, gua biasa-biasa aja" Bintang menggetok kepala Azlan dengan pelan.

"Oh iya 2 hari yang lalu gua ngedate bareng yang manis-manis Cok" Azlan berkata dengan antusias.

"Haa? Siapa yang manis-manis?" Tian bertanya dengan penasaran.

"Adalah... Intinya dia imut, lucu, gemesin, seksoy. Gak tau kenapa, walaupun dia pakai pakaian yang tertutup tetap aja Dimata gua dia kelihatan seksi" Azlan begitu semangat menceritakan nya.

"Aelah pantesan semalam lu datang kesekolah keliatan cerah bahagia dan gembira banget" Tian masih dalam keadaan yang sedikit penasaran dengan Bintang dan Azlan yang tampak riang gembira itu.

"Kalian kok pada bahagia semua, gua kapan!!" Tian mendengus dengan kesal .

"Yah elu cari sendiri lah kebahagiaan lu" Bintang menjawab Tian dengan sedikit terkekeh.

See you guys...

Bintang S1 & S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang