Suasana kelas yang tidak kondusif terlihat mengasyikkan namun tidak untuk Saina Yang introvert begitupun Ros meraka berdua sudah di jodohkan menjadi seorang sahabat dengan sikap yang sama walaupun mereka introvert namun di sisi lainnya introvert mempunyai sisi hangat yang tidak semua orang tahu, seperti sisi humorisnya, kedewasaannya dan masih banyak lagi.
" Gua bosen banget Naa, kapan sih wali kelas kita Dateng." Ros menyenderkan kepalanya di bahu Saina, mata Saina pun menatap ke luar jendela mendapati semua wali kelas sudah masuk ke dalam kelasnya masing - masing. Namun kelasnya belum saja kedatangan wali kelasnya sampaikan dia harus menunggu.
" Eh apa jangan - jangan walas kita Pak Gavin?." Ucap salah satu teman Kelas yang berada di belakang bangku Ros dan Saina. Gadis yang mendengernya hanya menggeleng kepalanya tidak Sudi jika walasnya adalah guru muda itu.
" Gua setuju tuh kalau pak Gavin jadi walas kita." Sahut Ros bersemangat.
" Gausah ngarep kalian."balas Saina menatap teman dan sahabatnya datar. Ros dan Sinta hanya menatap satu sama lain, merasa aneh kenapa Saina sangat tidak Suka dengan pak Gavin.
" Cuacanya cukup bagus yah hari ini."Pak Gavin melangkah masuk ke dalam kelas, membuat seisi kelas itu tersentak tak butuh beberapa detik Suasana dikelas itu sangat hening
Semuanya duduk di bangkunya dengan rapih. Jantung Saina berdetak sangat cepat mendapati bahwa Pak Gavin adalah Wali kelasnya.Entah ini adalah kesialan atau keberuntungan untuk Saina namun Ia berusaha untuk biasa saja, yang ada di kepala Saina bahwa Pak Gavin itu guru muda belum bisa membimbing kelasnya apalagi dia mempunyai banyak Karier mungkin
Pekerjaannya sebagai guru hanya untuk bersenang-senang saja." Hmm, kenapa jadi hening?." Alisnya terangkat dan merasa aneh, Pak Gavin berdiri di hadapan murid - muridnya dengan satu tangan yang di masukan ke dalam saku celananya.
" Hari ini bapak ingin mengumumkan bahwa Bapak akan jadi Wali kelas kalian di mohon kerja samanya." Gavin dengan nada dingin dan Suara serak yang khasnya yang menusuk ke dalam ulu hati.
Seisi kelas Sangat heboh mendapati bahwa Pak Gavin akan jadi Wali kelasnya, entah Saina malah bad mood mendengernya. Mata elang Gavin menatap Saina yang dari tadi diam saja.
" Baik disini bapak akan membicarakan untuk struktur kelas." Ucapnya duduk di meja guru dengan mata elangnya yang menyapu terluruh isi kelas. " siapa yang pernah menjabat jadi KM?" gadis kecil itu mengangkat tanganya bukan dia saja namun ada salah satu siswa juga, Gavin mengamati keduanya " Baik, Dani menjadi KM dan Saina Wakilnya." keputusannya membuat sebagian kecewa, Ros tahu bagaimana sifat Dani mungkin kelas ini tidak akan kondusif malah tambah berantakan " kenapa harus babi itu," kesalnya.
" Saina nggak apa - apa, jadi wakil?"Gavin berdiri di depan meja Saina dan Ros, ia ingin memastikan bahwa Saina tidak keberatan dengan keputusannya. gadis itu menonggak dan menatapnya " tak apa." singkatnya melihatkan senyum kelincinya. Ros yang dari tadi sibuk mentap wajah Gavin dari dekat, manusia ini terbuat dari apa? kenapa bia bening banget lalat saja bisa kepeleset kalau gini.
" anjay lah, kalau kanya gini gua tadi lebih baik nggak usah angkat tangan kalau nantinya jadi babu kelas." kesal Saina dengan beban yang dia bawa, sebagai wakil Saina sangat kewalahan karena Dani yang tidak berguna hanya bisa mengandalkan Saina saja.
" Telat loh." Dani menghampiri Saina dan membantunya membawakan sebagian buku teman - temannya" Sorry naa." kekehnya. mereka berdua melewati koridor bersama terlihat bahwa suasana di sekitarnya sangat sepi karena jam ini termaksud jam terakhir dimana seluruh siswa sibuk dengan pelajaran terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ( TAMAT )
Genç Kurgu" aku pikir mencintaimu adalah cara terbaikku namun kenyataannya itu adalah cara terburuk yang pernah aku lakukan." Saina Kenyataan kita tidak bisa bersama walaupun banyak sekali Do'a yang di langitkan namun aku tau pasti bahwa sekeras apapun aku t...