" Saina, loh punya ide lagi kagak?." wajah Sinta dan Dani sudah suram melihat karya batik yang mereka buat, Saina menghelan nafas panjang ketika melihat kelakukan kedua temannya. Dani panik ketika Gavin mendekat ke kelompoknya. Gavin dengan santai menghampiri anak didiknya yang mengikuti perlombaan dengan handphone di tangannya. Gavin adalah salah satu panitia perlombaan ini karena dia termaksud guru seni yang berkualitas.Saina tahu jika Gavin ada di belakangnnya yang sedang memphoto mereka bertiga, namun jarak ini terlalu dekat untuk Saina. Gavin tepat di samping Saina. " ini kainnya banyak yang kecoret." tangannya menyentuh kain batik, gadis itu menunjuk Dani dan Sinta sebagai pelakunya. Pria itu terkekeh melihat tingkah Saina yang tidak ingin disalahkan karena memang benar dua temannya itu lah yang menghancurkan ukiran batiknnya.
Hampir dua jam berlalu batik kelompok Saina terlihat tidak terlalu buruk karena gadis itu mempolesnya dengan segala cara. semua batik dari kelas yang lain di jemur di lapangan sekolah. Saina dan Sinta keliling lapangan sekolah ingin melihat karya dari kelas yang lain, sialnya semuanya hampir mendekati kata sempurna. " sudah tidak ada harapan lagi." gumam Saina melihat karya yang lainnya.
" Saina?." Pak Leo, Pak Somat ikut melihat karya - karya siswanya dan Gavin melihat dari kejauhan jika ada Saina dan Sinta yang terlihat suram melihat hasil kerjanya. Gavin yang sedang menilai karya yang lain menghampiri mereka berdua dengan hati - hati. Hatinya ragu - ragu untuk menghampirinya.
" Saina mana yang kamu?" Gavin menghampirinya, Sinta menunjuk salah satu batik itu " itu pak, burik." ucap Saina sendu. Pria itu tersenyum tipis dan menatap gadis itu" Nggak burik kok." ucapnya mencoba menenangkan gadis kecilnya.
Seiring berjalannya waktu Saina sering meminta saran pada Gavin lewat chat entah itu tentang tugas atau masalah di kelas, namun jika berpapasan seperti tidak terjadi apapun itulah yang membuat Gavin kagum pada Saina.
" Naa loh tahu nggak ?."
" kagak." belum selesai bicara Saina memotong perkataan Ros.
" itu loh besok itu hari guru sedunia, kelas kita kagak ada kejutan gitu buat pak Gavin?." Saina mencoba mencerna perkataan Ros" Gua juga tahu kalau hari ini hari guru sedunia, gua juga mikir gitu." sahut Saian berhadapan dengan Ros. tadinya pun Saina ingin memeberikan kejutan namun apalah daya dengan kelas yang kurang kompak ini, ceweknya menye - menye lagi.
" yaudah gua beli kuenya, loh beli petasannya." titah Saina pada Ros. sebelum itu Saina sudah memberitahu Dani dan teman sekelas yang lainnya, dan mereka setuju untuk itu.
" anjay cepet napa nanti pak Gavin keburu ke kelas."
" kentut loh bukan ngebantuin." masing - masing tampak sibuk dengan tugas masing - masing. Saina memberi usulan gimana kalau pak Gavin di prank.
" nanti loh berdua ribut." titah Saina dan Dani pada kedua teman laki - lakinya. Sinta dan Ros berlari ke ruang guru untuk memberi tahu Pak Gavin jika ada yang bertengkar di dalam kelas." Siang pak, pak itu di kelas." Ros berakting seperti kecapean begitu pun Sinta yang melihatkan wajah paniknya. Gavin yang tadinya duduk anteng langsung sigap berdiri begitu pun Pak Leo yang sedang berbincang dengan Gavin. " di kelas ada yang ribut pak, terus Saina sama Dani itu..." Gavin terlihat shok mendengar kata Saina " Saina kenapa?" tangan Gavin ,mencengkram bahu Saina erat. Sinta terkejut melihat reaksi Gavi
" Saina kena tinju pak sama yang ribut itu, padahal Saina niatnya mau misahin malah kena tinju." sahut Sinta. Mata Ros melotot mendengar perkataan Sinta cengkraman tangan Gavin semakin erat di bahu Ros. " anwjing Sinta." gumam Ros pelan.
" udah pak langsung kesana saja," suruh Leo pada Gavin, Gavin langsung melangkah ke luar di susul oleh Sinta dan Ros. sedangkan Saina di kerumunin oleh teman perempuannya dengan cairan merah di bibirnya agar terlihat seperti nyata" udah bikin film aja." pasrah Saina yang tersimpuh duduk di lantai sambil memegangi kue dengan lilin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gone ( TAMAT )
Fiksi Remaja" aku pikir mencintaimu adalah cara terbaikku namun kenyataannya itu adalah cara terburuk yang pernah aku lakukan." Saina Kenyataan kita tidak bisa bersama walaupun banyak sekali Do'a yang di langitkan namun aku tau pasti bahwa sekeras apapun aku t...