<1.prolog>

74 5 2
                                    

~selamat membaca~
*

.
.
.
.
.
Sraakk!!

Srett!!

BAGH!!

"VINO!!!"

Suara pintu didobrak dengan dentuman keras menggelenggar di ruangan itu disertai teriakan seseorang.Seorang pria jangkun telah mendobrak pintu kamar tersebut hingga retak hampir hancur.

Disisi lain terlihat seorang pemuda yang asyik menghantamkan tinjunya pada wajahnya sendiri hingga darah keluar dari hidung dan mulutnya.

Pemuda itu adalah vino yang diteriaki oleh pria tersebut.

Vino terlihat menyiksa dirinya sendiri dengan pukulan maupun senjata tajam.sayatan terlihat pada lengan maupun wajahnya dengan pisau ditangannya.

Vino asyik menyayat pergelangan tangannya sendiri tanpa memperdulikan seseorang meneriaki-nya sembari merebut pisau yang ada ditangannya hingga ia berhenti.

Vino mendengus kesal dan ingin merebut pisaunya kembali, akan Tetapi lawannya begitu tinggi untuk mengangkat pisau itu setinggi mungkin hingga ia tak dapat menggapainya.

(Seperti cintaku padanya hanyalah angan-angan saja tanpa ku gapai...)
-author╥﹏╥

Pria itu menahan vino agar tak melukai dirinya sendiri lagi.

"VINO!!, SADARLAH NAK!!,..."
-ucap pria itu yang berperan sebagai ayah kandungnya

Ya...,REVANO JEFRI adalah ayah kandung vino.seorang pria Sultan dengan berbagai bisnis tersebar luas di berbagai negara.

Vino,... Adalah satu-satunya anak semata wayangnya dari sang istri yang telah meninggalkannya demi laki-laki lain.

Wanita mana yang meninggalkan suami dan anaknya begitu saja?, memang wanita gila.akan tetapi ada alasan lain yang membuat sang istri meninggalkannya begitu saja.

Oke, Kembali pada keadaan ayah dan anak ...

"Tch,...jangan menghalangi dasar tua bangka sialan!!"
-marah Vino pada sang ayah

Sang ayah pun hanya bisa mengabaikan kata-kata anaknya yang menusuk dihatinya.Ia sudah tau bahwa itu bukan vino yang ia kenal.

Kalian tau siapa?

Revan terus mencoba menenangkan Sang anak, sedangkan yang ditenagkan semakin memberontak dan menjadi-jadi.

Revan tak punya pilihan lain selain membanting anak kesayangannya ke lantai dan menarik kain di dekatnya dengan asal ia mengikat tangan Vino.

(Bapak gada akhlak(。-'ω-)ー)
-author

"AKU PERINGATKAN KAU!!, AKU AKAN TERUS MENGHANTUINYA DENGAN BANYAK TRAUMA!!,...KAU TIDAK AKAN BISA MENGENTIKANKU!!"
-pekik vino yang kini tangannya diikat dengan kain dan didekap oleh sang ayah

Revan hanya bisa terus mendekap anaknya dengan kuat karna Vino terus-menerus memberontak dalam dekapannya.

Revan hanya bisa menahan rasa sakit dihatinya atas situasi vino saat ini.ia hanya memejamkan mata sembari membisikkan beberapa kata untuk menenangkan sang anak.

"Nak,...tolong berhenti.biarkan Vino menggantikanmu"
-lirih sang ayah pada vero

Vero?,... Siapa dia?

Vero yang tadinya terus memberontak, kini merasa jengkel dan muak.Ia akhirnya menyerah dalam diam.

Sedangkan Revan yang tadinya terus menerus mendekapnya akhirnya mulai melonggarkan pelukan tersebut dan mulai mengusap surai anaknya dengan helaan nafas lega.

Suara tangisan mulai terdengar di pendengaran sang ayah.itu vino.

Revan melepaskan pelukan tersebut sembari menatap sang anak yang kini mulai menangis menahan sakit di sekujur tubuhnya.

"Hiks....ayaahh...sakiiittt~.. "
-lirih vino dengan suara bergetar sebari berlinang air mata

Revan mengusap air mata tersebut dengan perlahan.ia memberikan senyuman hangat untuk sang anak.

Akan tetapi...

"HWAAA!!!~,...AYAAHH!!,...PERIIIHH!!!~
..."
-pekik Vino dengan tangisan yang menjadi-jadi

Sedangkan sang ayah melonjak kaget dan mulai panik menenangkan Vino.

(Bocah gemblung🗿)
-author

5menit kemudian,...Revan berhasil menenangkan vino.Dirinya sekarang sedang mengobati luka sang anak dengan hati-hati.sedangkan Vino menahan tangisan dengan sesenggukan.

"Apa masih sakit? "
-tanya sang ayah dengan lembut

Vino hanya mengangguk-angguk.dirinya masih bungkam untuk berbicara.

"Istirahlah... "
-ucap sang ayah selesai mengobati Vino

"Ayah?... "
-ucap sang anak menatap Revan dengan mata yang masih berlinang air mata

"Hm?"

"Apa besok aku mulai sekolah disana?"
-ucap Vino dengan suara tersengar cute karna selesai menangis

"Iya sayang,...aku memindahkanmu ke sekolah yang kau inginkan"
-ucap sang ayah sembari menepuk lembut kepala Vino

"Tapi untuk sekarang tidak perlu sekolah dulu,kamu harus istirahat"
-lanjut Revan yang digeleng cepat oleh Vino

"Aku ingin cepat sekolah lagi ayah"
-kata vino

"Tapi sayang, lihatlah dirimu.banyak sekali luka di wajahmu bahkan di tanganmu.bagaimana jika murid lain mengira kamu adalah anak bermasalah?"
-tolak Revan dengan beberapa alasan

"Ayah, aku baik-baik saja.aku tidak peduli apa kata mereka"
-ucap Vino memberikan kepercayaan

Bohong,Vino sebenarnya tak nyaman jika dibicarakan dari belakang.tetapi mau bagaimana lagi?, toh... Ia akan terbiasa.

"Baiklah.besok kamu boleh sekolah.tapi ingat,jika ada yang mengganggumu cepat katakan kepada ayah"
-peringat Revan pada sag anak

Vino tersenyum merekah.ia hanya manggut-manggut dengan senang.Ia akhirnya bisa bebas dari sekolah lamanya.merasa akan bullyan dari murid lain selama 1½ tahun,ia menjadi bahan bullyan hingga tak kuat untuk tetap disekolah tersebut.

Ia baru berani menceritakan hal itu pada ayahnya karna dirinya takut jika sang ayah akan meledakkan emosinya dan menghancurkan sekolah itu.

Dan benar saja,ayahnya langsung mengamuk dan akan bergegas ke sekolah. Akan tetapi Vino dengan sekuat tenaga menahan ayahnya untuk tidak membuat masalah tersebut semakin rumit.

Dengan Vino yang selalu mencoba menenagkan sang ayah, akhirnya Revan setuju untuk tidak memperdalam masalah ini.

Akan tetapi Revan memberikan syarat. Yaitu, Vino akan dipindahkan ke sekolah lain,itupun Vino sangat-sangat setuju.

"Sekarang tidurlah.besok kamu harus sekolah"
-ucap sang ayah sembari mengusap surai sang anak

"Em"
-ucap Vino diiringi anggukan mantap
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

[Halo para readers, ini adalah cerita kedua ku, semoga suka yah...
Jangan lupa vote dan komen,.. Tunggu episode selanjutnya🗿✨]

(Makasih dan babay)
*

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang