01

5 0 0
                                    

2024

Mina sedang berjalan menuju meja makan dengan nampan berisikan 3 piring nasi goreng yang baru selesai dimasak.

"Sayang, kau masak nasi goreng lagi?" Celetuk suaminya tiba-tiba, Mina hanya mengangguk

"Sepertinya ibuku harus mengajarimu memasak, kita tidak mungkin makan nasi goreng dengan telur setiap hari kan?" Lanjut suaminya

"Kenapa? Kau menyesal menikahiku? Padahal kau sendiri yang bilang tidak apa meski aku tak pandai memasak"

"Setidaknya kau belajar, bukan hanya ini saja yang kau hidangkan"

"Kalau kau tidak mau jangan dimakan apa susahnya, aku akan memanggil amora untuk sarapan"

Tiba tiba Jay menghentakkan sendok dan garpu dalam genggamannya. Menyambar tas kerja, lalu pergi tanpa berpamitan pada istrinya itu.

Mina tersenyum kecut, begitulah kehidupan rumah tangga mereka. Bertengkar dan bertengkar meributkan sesuatu yang kecil, tidak mau mengalah satu sama lain.

"Mama!" suara itu mengejutkan Mina

Mina mendongak, ternyata itu suara amora yang berada ditangga. Ia tersenyum, lalu menyuruh anaknya itu untuk kebawah

"Ayo sarapan bersama, turunlah!"

Amora berjalan menuruni anak tangga, hingga sampai dimeja makan

"Kenapa papa tidak sarapan, apa papa sudah berangkat? " tanyanya

Mina mengangguk, mengusap surai anak perempuannnya itu.

"Makanlah, setelah itu mama akan antar ke sekolah oke?"

Anak itu mengangguk, menyantap nasi gorengnya lahap namun tidak dengan keingintahuannya yang masih tetap berlanjut

"Mama bertengkar lagi ya?"

Pertanyaan itu, pertanyaan yang selalu ingin Mina hindari dari anak perempuannya. Pertanyaan bodoh yang Mina tidak tau cara menjawabnya, yang membuat ia khawatir kalau anak mereka tau bahwa orang tuanya sering bertengkar.

"Tidak, itu hanya masalah kecil sayang"

"Tapi, kemarin malam Mora dengar mama berteriak pada papa" lanjutnya

"CUKUP AMORA, DAN MAKAN MAKANANMU!"

Mina secara tidak sengaja membentak anaknya itu, membuat sikecil bersedih tapi ia tidak bermaksud yang ia ingin anaknya berhenti dan sarapan tanpa bertanya hal hal yang tidak perlu

"Maaf, mama.." cicit Amora

...

"Bagaimana dengan meeting kemarin apa ada masalah?" Jay bertanya pada sahabatnya Jake

"Tidak ada semua berjalan baik, apa kau bertengkar lagi?" tanyanya, sambil berjalan menuju sofa

"Begitulah" Jay mengangguk, sambil menatap bingkai foto bersama istrinya yang menggendong amora saat masih bayi

Jake tak habis fikir dengam sahabtnya itu, bagaimana mungkin hidup berubah begitu cepat. Yang dulunya saling mencintai sekarang sudah saling membenci.

"Kau berubah Jay, kau tidak seperti ini dulu"

"Itu dulu, semua pasti berubah seiring berjalannya waktu Jake" jawabnya lagi

"Tapi kau sudah menikah 8 tahun dengannya, memiliki anak. Coba pikirkan baik baik, kasihan anakmu kalau kalian berpisah" ujarnya serius

"Entahlah, mungkin aku menyesal menikahi wanita itu sekarang" jawab Jay, kembali menatap bingkai foto lalu beralih pada memandang jari manisnya yang dihiasi cincin pernikahan mereka

"Kalau seandainya kami tidak pernah bertemu, apakah semuanya akan berubah?"

Jake hanya diam, tidak mampu menjawab.


Tbc!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sekali Lagi | JayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang