Rutinitas Baru

533 93 1
                                    

"Apa maksudmu kamu tidak bisa hang out??"

Seulgi semakin mengerutkan alisnya saat dia terus menggerakkan stylusnya di tablet gambar. Seungwan ada di sebelahnya, bersandar di dinding kantor dengan tangan dilipat.

"Tunggu, jangan bilang kamu sudah punya pacar??"

Suara yang kesal beberapa saat lalu berubah menjadi antusias dan penasaran.

"Akhirnya Seul!" Seungwan bertepuk tangan. "Jadi, kapan kita bisa bertemu dengan nya??"

Seulgi menghela nafas, dia menjatuhkan stylusnya saat dia menoleh ke si pirang yang tiba-tiba antusias. Dia tidak bisa dan tidak akan mengatakan alasan sebenarnya bahwa dia hanya ingin mencoba untuk menghabiskan waktu lagi dengan Gihyun, itu sebabnya dia menolak ajakan sahabat dan pacarnya untuk hangout di bar Sabtu ini. Jadi dia memilih untuk berbohong. "Ya. Dan tidak, aku belum bisa melakukan itu...? Masih terlalu awal Seungwan."

Seungwan mengangguk, tidak menyadari kebohongan yang terpancar di mata tajam Seulgi. "Hmmm. Yah, itu benar. Kamu mungkin menakuti nya."

Seulgi mengangguk dan akhirnya merasa lega saat Seungwan pergi, menepuk pundak Seulgi dan berharap kencannya berjalan lancar. Begitu sahabat nya benar-benar menghilang, dia mengalihkan perhatian nya ke komputer untuk melihat-lihat beberapa bahan seni anak-anak.

<<<>>>

Seulgi berdiri gelisah di tempatnya, sekitar dua atau tiga meter di luar tempat penitipan anak. Sudah hari Sabtu lagi dan Seulgi pergi ke sana pada saat yang sama ketika Gihyun dan dia bertemu. Dia dengan mudah menemukan gadis itu karena dinding tempat penitipan anak terbuat dari kaca. Kamu bisa melihat berbagai alat permainan, mainan kecil yang berserakan, guru yang menjaga dan bermain dengan anak-anak, papan tulis dan segala hal yang berhubungan dengan anak. Gihyun ada di sudut, memeluk boneka beruang yang dia dapatkan kemarin, hanya diam melihat anak-anak lain bermain dengan senyum kecil malu-malu.

Seulgi mulai bertanya-tanya. Gihyun adalah anak yang sangat menyenangkan. Dia sangat ekspresif, itulah mengapa mudah bagi Seulgi untuk mengetahui apakah dia sedang menikmati sesuatu atau tidak. Cukup pemarah juga, bibir cemberutnya yang lucu membuat siapapun langsung paham sesuatu yang tidak diinginkannya. Dia suka beruang dan dia suka makan. Mungkin mereka terlalu cocok makanya dia entah bagaimana merindukan anak itu. Tapi dia tidak bisa mengatakan itu kan? Apa? Beri tahu para guru itu dan bertanya apakah dia bisa bermain dengan rekan kecilnya? Itu terdengar aneh dan menyeramkan, mereka tidak punya hubungan apapun. Kenapa dia tidak memikirkan hal ini jauh sebelum dia memutuskan untuk benar-benar pergi dan menemui gadis itu??? Tidak ada yang tahu, hanya saja Seulgi tidak akan bisa fokus bekerja sepanjang hari jika tidak pergi ke penitipan anak.

"Seulgi-ssi?"

Seulgi tersentak mendengar panggilan itu. Dia berbalik dan melihat Yeri mendekatinya. "H-hei..."

"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Yeri dengan senyum sopan.

Seulgi tertawa gugup. "Y-ya.. aku hanya.. berpikir mungkin aku..."

"Kamu di sini untuk mengunjungi Gihyun-ah?"

Mata Seulgi berbinar. "Ya! Apa boleh?? Maksudku bolehkah aku menemui nya???"

Yeri tertawa dalam hati, memilih untuk hanya tersenyum pada Seulgi. "Tentu. Kurasa Gihyun juga ingin bertemu denganmu." Dia hampir tertawa terbahak-bahak saat Seulgi mengepalkan tinjunya ke udara dalam kemenangan. "Tapi kamu hanya bisa bermain selama dua jam, oke? Ibunya cukup menyeramkan jadi..." Seulgi langsung mengangguk setuju penuh semangat kemudian berlari ke dalam tempat penitipan anak.

Yeri menggelengkan kepalanya gemas ketika dia melihat Gihyun langsung bersemangat saat melihat Seulgi, dengan Seulgi yang melambai malu-malu ke arah anak itu dan akhirnya menerima pelukan erat yang dia balas dengan pelukan yang sama erat nya. Mereka duduk di sudut saat Seulgi mengambil bahan gambar, dengan bangga menunjukkannya pada Gihyun, dan mereka mulai menggambar.

DadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang