Kenyataan

439 77 2
                                    

tw: disturbing words

---

"Hai Seol!" Seungwan memanggilnya begitu dia melihat Seulgi duduk di kursi dekat meja di sudut bar yang sering mereka kunjungi. Bahkan dengan cahaya remang-remang dan warna-warni, dia bisa melihat sosok sahabatnya. Sooyoung mengikuti pacarnya. "Apa yang kamu lakukan di sini? Jieun memberitahuku dia melihatmu di sini. Ada apa dengan kejadian beberapa waktu lalu? Apa kabar si imut Gihyun-ah?" Seungwan bertanya tanpa jeda saat dia duduk di depan sahabatnya yang kepalanya menunduk saat dia minum segelas wiski, yang dia lakukan hanya jika dia down. Ini jelas memperingatkannya bahwa ada sesuatu yang salah. "Hei Seul, ada apa?"

Sooyoung duduk di samping pacarnya, kekhawatiran juga mengalir di nadinya melihat keadaan teman mereka. "Ada apa Seulgi?"

Seulgi mendongak, mendaratkan tatapan tajamnya pada Sooyoung. "Aku tidak tahu Soyoung. Mungkin kamu tahu."

"Apa?" Sooyoung balik bertanya, tidak terlalu paham pada nada permusuhan yang Seulgi utarakan.

"Joohyun," jawab Seulgi singkat, suaranya rendah dan gelap.

Sooyoung tersentak saat menyebut nama itu, mulutnya terbuka karena terkejut.

"Tunggu, ada apa Seul? Apakah dia kembali? Joohyun itu jalang-"

"Jangan berani-berani menyelesaikan kata-katamu, Son Seungwan." Sooyoung meluapkan amarah, menoleh ke arah Seungwan di sampingnya dengan mata melotot.

Seungwan mencibir. "Apa??? Kenapa kamu memihaknya, Sooyoung? Kamu tahu apa yang Joohyun lakukan pada Seulgi!" Seungwan balas membentak. Hanya mengingat bagaimana Joohyun tiba-tiba meninggalkan Seulgi tanpa alasan apapun masih membuat darahnya mendidih karena marah.

"Ya. Tapi kamu tidak tahu apa yang harus dialami Joohyun-unnie setelah malam itu!" seru Sooyoung.

Seulgi tertawa sinis. "Ya, aku yakin kau tahu, bukan begitu, Sooyoung? Tapi kau merahasiakannya dariku."

"Aku... aku minta maaf Seulgi... aku hanya menghormatiuntuk- keputusan Joohyun-unnie untuk-"

"Tunggu, apa yang terjadi??" Seungwan menyela.

"Gihyun adalah putri Joohyun." Seulgi akhirnya menjawab, tatapannya masih terpaku menghina Sooyoung.

"A-apa?!" Seru Seungwan bingung.

"Dan Sooyoung tahu. Dan dia merahasiakannya dariku. Dia merahasiakan fakta bahwa Joohyun putus denganku dan meninggalkanku karena dia hamil oleh pria lain-!"

Plak

Seulgi memegang pipi kirinya, merasakan perihnya tamparan Sooyoung. Dia balas menatap gadis yang sudah menjulang tinggi di atasnya.

"Berani sekali kau, Seulgi!" Sooyoung menggeram kemudian mendengus. Seungwan sudah memegang lengan pacarnya untuk menenangkan dan menghentikannya, tidak tahu harus berbuat apa lagi. Sooyoung menundukkan kepalanya, air mata mulai mengalir darinya. Dia meletakkan lengannya di atas meja, bersandar di atasnya untuk menopang saat dia terisak. "U-unnie... Joohyun... unnie..." Dia mencoba mengucapkan kata-kata di sela isak tangisnya. "M-malam itu..." Sooyoung mengangkat tangan ke separuh wajahnya untuk menutupinya, untuk menutupi semua rasa frustrasi yang tidak bisa dia bagikan pada orang lain karena janjinya pada unnie-nya. "Joohyun... unnie..." lanjut Sooyoung terisak. "Joohyun-unnie... dia... dibius... dan diperkosa malam itu..."

Ratapan menyakitkan Sooyoung bertabrakan dengan suara imajiner dari hati Seulgi yang hancur berkeping-keping.

<<<>>>

Seulgi menghabiskan sepanjang malam itu dengan terjaga, menangis di dalam mobilnya yang baru saja melintas di pinggir jalan di seberang apartemen Joohyun.

DadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang