18. Terulang Lagi

1.3K 78 25
                                    

Semua keluarga Daniswara berkumpul didepan ruang ICU, ya salah satu jagoan Daniswara dinyatakan koma, Rahsyana koma.

"Bunn Abang gapapa kan Bun? Adek takut Bun" Rafa

"Tadi dokter bilang apa aja yah? Abang baik2 aja kan?!" Humey

"Anak2 insyaallah Abang gapapa, kita doain ya semoga Abang cepat sadar dan bisa kumpul lagi dengan kita" Ayah
"Bunda sama kakak ke kantin dulu ya cari makan, biar ayah sama adek yang jaga Abang" Ayah

"Iya yah, aduh suami sama anak bunda lapar yaa, yu kak" Bunda

Skip bunda dan kakak sudah datang membawa makan dan mereka memakan makanannya.

"Bun tadi gimana kata dokter" humey

"Ya gtu teh, Abang kalo udah alergi ya gini, apalagi ini kedelai"
"Kata dokter kita hampir terlambat, jadi ada sedikit masalah diususnya, hikss..hikss bunda takut kak" Bunda

"Hiks Bun kita yang harus kuat, hikss kita harus berdoa terus sama Allah biar Abang cepat sehat kembali" Humey

"Iya bun Aamiin Allahumma Aamiin, adek juga kangen banget sama Abang, Abang kapan buka matanya ya" Rafa

"Yaudah kita salat aja yu, kita minta pertolongan Allah" Ayah

.
.
.

1 minggu berlalu, dan Rahsya belum juga membuka matanya. Semua keluargany pun belum ada yang pulang ke Jakarta walau hanya sekedar bawa pakaian salin, mereka selalu standby didepan ruangan ICU tempat sang putra dirawat.

Bunda pun duduk disebelah brankar Rahsya, dengan mengusap2 tangan yang bebas infus. Sedangkan yang lain berada diluar ruangan karena yang boleh masuk hanya 1 orang saja, jadi mereka bergantian.

"Sayang jagoan bunda bangun yu, bunda kangen mata indah abang lho, Abang gak kangen bunda kah?" Bunda

Jari jemari rahsya bergerak dengan lemah, bahkan hampir tidak terasa, namun bunda masih bisa merasakannya

"Ehh bang Alhamdulillah sayang ini bunda nak, makasih Abang sudah berjuang, makasih ya Allah" bunda

Perlahan mata indah itu terbuka, terlihat Rahsya dengan pandangan yang masih kosong

"Sayang bisa dengar bunda nak?" Tanya bunda

Rahsya perjalan melirik sumber suara tersebut, namun rasa perih di tenggorokannya tidak bisa ditahan lagi, mulutnya mulai bergerak tanda bahwa ia mau minum

Bunda yang faham pun langsung memberikan minum dengan sedotannya.

"Ini sayang diminum pelan2 ya"

"Buu-ndaa.." Rahsya dengan pelan

"Iya sayang ini bunda, ada yang sakit nak?" Bunda

"Ssee-mmu-a ba-dan Ab-ang shh.." Rahsya yang berbata bata

"Iya sayang, sudah ya jangan dipaksa bicara dulu, bunda panggil dokter dulu ya" bunda

Tak lama kemudian dokter pun datang, dan Rahsya boleh dipindahkan ke ruangan rawat.

.
.
.
.
.
.
.
.












Hehehe sedikit yAa, lagi males ngetik btw
Happy reading yaaaa

Story Of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang