Waktu

127 90 32
                                    

Hari demi hari terus berlanjut, dengan hadirnya Dika dan keluarga justru membuat dunia ku begitu berwarna di setiap harinya,  hal yang selalu aku syukuri meskipun aku selalu berdoa kebahagian itu kembali hadir di dalam keluargaku.

Bagaimana bisa?? aku lupa bahwa satu bulan lagi usia ku bertambah, bukan menjadi anak kecil yang cengeng lagi, tapi menjadi anak remaja yang harus berdamai dengan semuanya.

aku kembali memandang album poto bersama keluarga waktu usiaku 5 tahun di ruang tamu.

Rasanya aku ingin kembali ke masa itu, masa aku benar benar merasakan kasih sayang dari mereka, bahkan di waktu itu aku dan kaka begitu sangat dekat namun sekarang justru malah sejauh itu.

Tatapan mereka yang sangat hangat justru kali ini membuatku merasa begitu sakit, aku merindukannya, aku butuh pelukannya, aku ingin merasakan kehangatan kasih sayang, namun apa buat? untuk aku mengutarakan  apa yang aku rasakan justru malah menambah masalah.

Aku menepis rasa sedihku, rasanya semakin tahun aku rasa semakin aku kehilangan akan diriku sendiri, aku tak memperdulikan bahwa diriku butuh waktu untuk tenang, namun apakah salah tuhan? meminta ketenangan ditempat yang membuatku semakin terluka disetiap harinya?

Aku menghapus rasa sedihku, rasanya weekend hari ini, aku ingin berjalan jalan menikmati keindahan Bandung sendirian.

Aku bergegas siap-siap untuk mengambil motor. Namun, ternyata hal sama terulang aku memandang sudut demi sudut rumah begitu sepi dan tak ada seorangpun disana.

Mereka pergi lagi??

Aku langsung bergegas pergi, selama di perjalanan aku merasa begitu tenang, keindahan Bandung yang membuatku merasa semua masalah seketika hilang, aku menikmati momen ini, aku duduk di sebuah cafe dengan satu buku diary dan pulpen yang aku bawa ditambah dengan suasana penuh dengan alam dan tanaman bunga membuatku semakin tersenyum.

"Keindahan dan ketenangan yang selalu aku harapkan, rasa takut, cemas, dan sedih hilang begitu saja dibawa dengan alam, jika dunia ini tidak berpihak, apakah akan ada keajaiban ? apakah ada kehidupan selanjutnya?? yang benar-benar merasakan ketenangan tanpa adanya sebuah tangisan, mungkin aku sangat kesepian Tuhan, tapi aku harap di kemudian hari kebahagiaan itu muncul di kehidupan yang akan datang"

Kembali rasanya semangat hidup untuk terus berjalan, kadang butuh sedikit waktu untuk memberi ketenangan untuk diri sendiri, setelah semua keadaan dan perasaan membaik, sore itu aku  memutuskan untuk pulang ke rumah.

Selama perjalanan lagi dan lagi aku terpaku dengan keindahan yang tuhan ciptakan, ternyata benar seiring berjalannya waktu semakin paham harusnya akan berdamai dengan keadaan.

Aku sampai di rumah itu, aku memandang begitu lama, rumah yang kembali sepi tanpa ada satu orangpun disini, aku tak mengetahui mereka pergi kemana, aku sudah lelah menangis bahkan menangis setiap haripun tak merubah keadaan sama sekali.

Tanpa sadar aku melihat satu motor yang aku rasa aku kenal.

Di-Dika??

Dika sendari tadi berada dibelakangku.

"Kamu kok disini? Dari kapan??" Tanyaku.

"Dari tadi, udah me time-nya?" Tanyanya membuatku mengangguk.

"Keren banget matanya ga sembab lagi, proud of you cantikk" Lanjutnya.

Aku tersenyum rasanya ingin menjerit saat itu juga.

"Ayo masuk dulu" ujarku.

"Gausah Ca, di taman aja yuu, tadi Bunda titipin makanan ini buat kamu"

"Ih serius? jadi ngerepotin, bilangin maaf yaa ke Bunda"

RUMAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang