partner?

978 61 24
                                    

sebelum ke inti cerita aku mau ngasih tauu kalo tulisannya miring itu suara hati Skylar yaaaa, sama maaf kalo ceritanya engga nyambung atau kurang nyaman dibaca.

HAPPY READING~






"plis bantuin gue kali ini aja"

"engga mau" tegasnya
kecuali kalo gue ga ada rasa sama lo puki

kejadian tadi siang masih terekam apik diingatan nya, bagaimana Irrad dengan lucu memohon dengan menyatukan kedua tangannya juga menyodorkan berbagai macam bujuk rayu seperti traktir seminggu penuh atau mabar dihari libur namun dia tidak boleh goyah.

demi pujaan hati kata-kata penguatnya.

"anjing anjing.. coba gue waktu itu ga ngenalin si Irrad sama Kairi pasti adem ayem aja gue" monolognya sendiri.

di kamarnya ini ia biasa menyampaikan gundah gulana tentang laki-laki tolol dan tidak peka itu yang entah otaknya digunakan untuk apa, saking seringnya dia berbagi keresahan sampai-sampai bintang tak menunjukkan eksistensinya, muak tidak ada progres samasekali. nasib prenjon.

tok

tok

"sky masuk ya?"

panggil gue lagi plisz

"ler peler woy budeg lo? buka woy pegel nihhh bawa barang banyak gue"

njir apalagi ini

dengan ogah-ogahan Skylar beranjak dari jendela kamarnya. lagi-lagi acara merenungnya gagal lagi.

"apasiiih gue mau galau ini"

tanpa menghiraukan pemilik rumah yang sedang disinggahinya, Irrad menyelonong masuk ke kamar tersebut. tak perlu heran bagaimana bisa Irrad mudah sekali masuk kerumah Skylar, Irrad TEMANNYA cuyyyy apalagi pintu depan juga tidak dikunci.

sebagai tamu yang menghormati pemilik rumah, Irrad tak lupa untuk menata makanan ringan juga minuman yang dia bawa tadi "silahkan duduk paduka" bak pelayan sungguhan Irrad menepuk kursi satu-satunya yang berada dikamar tersebut, gerakan tangannya seperti mengusir debu yang keberadaannya dipertanyakan.

"sebentar paduka, hamba ambilkan gelas terlebih dahulu"
secepat kilat Irrad sudah menghilang dari pandangan Skylar.

kok bisa gue suka sama dia.

Skylar sangat jengah dengan kelakuan Irrad kali ini. meskipun diperlakukan bak raja, Skylar sudah mengetahui apa yang diinginkan Irradnya.

"udah dehhh jujur aja lo masih pengen PDKT sama Kairi kan??"

Skylar memandangi ekspresi wajah Irrad dibawah yang sedang duduk lesehan dilantai kamarnya. senyum cosplay pelayannya hilang sepersekian detik lalu bertambah semakin lebar detik selanjutnya.
gila ni orang.

"gue udah nyerah anying, agak lain itu si Kairi" nadanya terlihat lesu, dia juga mendorong kaki Skylar yang sejak beberapa menit belakangan ia pijat dengan tanpa tenaga.

kini Irrad berganti tidur terlentang di kasur Skylar, kakinya yang pendek menggantung disisi ranjang. dia menghela nafas agar terlihat lebih meyakinkan kalau dia sungguh-sungguh sudah menyerah memperjuangkan cinta masa SMA.

Kita (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang