Selamat membaca!💓
⚙️⚙️⚙️
"Dav, rapat Osfak gak?" tanya Ricky, mahasiswa Teknik Elektro yang secara tidak sengaja bertemu dengan Dava di eatery Fakultas Teknik.
"Yoi, sebat dulu gue," jawab cowok itu sembari memantik sebatang rokoknya.
"Tobat lo Dav, di Osfak jadi Kakak PK kan lo? Jangan kasih contoh yang nggak baik gitu dong buat anak-anak lo," sahut Desti, mahasiswa Teknik Lingkungan yang kebetulan juga menjadi PK untuk Osfak tahun ini.
Ricky terkekeh mendengar penuturan Desti, "Modelan kayak lo gini jadi Kakak PK Dav?"
"Jangan ngeremehin gitu dong Rick, gini-gini gue sangat bisa mengayomi adek-adek gue tau!" ujar Dava membela diri.
"Mengayomi-mengayomi, jujur aja deh, lo mau modusin adik tingkat kan Dav?" cibir Desti seraya memakan menu makan siangnya.
"Lo jangan cemburu gitu dong Des, kayak nggak pernah jalan sama gue aja. Ntar gue atur jadwal deh buat jalan sama lo lagi," ucap Dava seraya mengerlingkan matanya ke arah Desti.
"Stop deh, gak mempan tau gak?!" kesal Desti sembari memutar bola matanya jengah, sudah sangat hafal dengan tabiat teman satu BEM-nya itu.
"Yaudah kalau gitu jalan sama gue aja mau gak Des?" kini giliran Ricky yang menunjukkan tabiatnya.
"Mending lo juga diem deh Rick! Cepetan kelarin makan lo, ntar kalau telat rapat diamuk Kak Naufal mampus lo!"
"Iya sayang iyaaa," sahut Ricky yang mendapatkan kekehan pelan dari Dava.
"Lo juga Dav, jangan nyebat mulu! Cepetan ke ruang BEM!" omel Desti merasa kesal karena merasa ditertawakan oleh Dava.
"Iya cantik, jangan marah-marah gitu dong, ntar cantiknya ilang," balas Dava yang membuat Desti semakin kesal.
"Stress!" ucap Desti seraya meninggalkan kedua teman BEM-nya itu karena kebetulan makan siangnya sudah selesai.
Ricky tertawa puas memandang Desti yang semakin menjauh dengan wajah kesalnya. Tak lama kemudian acara makan siangnya pun selesai, "Ayo Dav ke ruang BEM, udah mau telat nih!"
"Duluan aja Rick, gue masih nunggu orang," jawab Dava yang membuat Ricky mengangkat sebelah alisnya sebagai isyarat bertanya.
"Tuh orangnya," ujar Dava yang membuat Ricky membalikkan badannya menatap cewek manis yang tengah tersenyum lebar menuju arah meja mereka.
"Ini ya Dav sushi-nya. Aku baru belajar bikin, semoga rasanya cocok di kamu ya," ujar gadis itu seraya menyerahkan satu kotak sushi yang sepertinya sangat enak.
"Makasih ya cantik," balas Dava seraya menerima kotak bekal itu dengan senang hati. Gadis yang dipanggil 'cantik' itu pun tidak dapat menahan semburat merah pada pipinya yang memanas.
"Aku nanti sore mau beli buku fiksi baru untuk tugas review, kamu bisa antar aku nggak, Dav?" tanya gadis itu dengan tatapan penuh harap.
"Review? Buku fiksi? Oalah anak FIB ini mah," terka Ricky dalam hatinya. [FIB : Fakultas Ilmu Budaya].
"Maaf ya Raisa, sepertinya aku nanti sore ada jadwal," balas Dava lembut.
Ricky yang mendengar hal tersebut sontak berdecak dalam hati, "Jadwal sama selir-selir lo yang lain maksudnya, Dav???"
"Oh yaudah gapapa Dav, aku ngerti." Cewek itu masih menunjukkan senyum manisnya.
"Oke kalau gitu aku permisi dulu ya Raisa, aku ada rapat Osfak soalnya," pamit Dava masih dengan suara lembutnya.
"Tapi Dav-"
Dava yang sudah beranjak pun kembali menatap gadis FIB itu, "Iya kenapa Raisa cantik? Ngobrolnya nanti aja gapapa ya, aku beneran udah mau telat rapat ini soalnya."
"Tapi aku bukan Raisa, Dav. Aku Nayla," ujar gadis itu yang membuat Ricky tidak bisa menahan semburan tawanya.
Dava yang mendengar penuturan gadis itu pun berdecak pelan, "Yah salah orang lagi gue."
Cowok itu langsung mengendalikan ekspresinya dan tersenyum manis seperti biasa, "Aduh Nayla maafin aku ya? Kamu lebih cocok dipanggil cantik sih mangkanya aku jadi salah nama gini. Aku duluan ya, sekali lagi makasih buat sushi-nya."
Setelah itu Dava dan Ricky benar-benar beranjak dari eatery Fakultas Teknik, meninggalkan gadis FIB yang tetap 'kesemsem' karena berhasil berinteraksi dengan sang primadona Teknik Elektro itu.
Sedangkan di sepanjang jalan menuju ruang BEM Fakultas, Ricky tak henti-hentinya menertawakan Dava atas kejadian tadi.
"Dava.... Dava, cewek lo berapa aja sih bisa sampai salah nama gitu? Selusin hah?!"
Dava hanya menggedikkan bahunya, "Cuma cewek Rick, bukan pacar," sahut Dava yang membuat Ricky terkekeh pelan.
"Benar juga," ujarRicky menyetujui di dalam hati.
Hai hai hai, gimana chapter 2 iniii?
Adakah yang punya temen spek buaya kayak si Dava?😆
See you next chapter yaaww!
Jangan lupa vote and komen!💓
KAMU SEDANG MEMBACA
TE - TI
Novela JuvenilTeslanolika Sashikiran, mahasiswi Teknik Industri tahun pertama yang menarik perhatian Dava Sahida Arlan, mahasiswa Teknik Elektro tahun kedua yang menjadi kakak PK (Pendamping Kelompok) Tesla di Ospek Fakultas Teknik. Tesla yang menarik dan Dava ya...