Chapter 7

147 23 1
                                    

"Yang Mulia, karena saya hanyalah salah satu putri, saya tidak pantas mendapat kamar seperti ini."

"Hmm, aku kesulitan. Runa adalah satu-satunya pasanganku, dan ruangan ini tidak cukup mewah untuk seorang anggota keluarga kerajaan."

Sudah diputuskan bahwa aku harus pindah ke istana kerajaan dan aku terkejut dengan kamar mewah yang ditunjukkan kepada ku. "Ini akan menjadi kamar Runa," kata Yang Mulia Willacliff. Ruangan itu dipenuhi dengan furnitur yang indah yang bahkan terlihat mahal untuk seseorang sepertiku. Yang paling mengejutkanku, ini adalah kamar ratu.

Memang benar aku akan menjadi salah satu Putri Mahkota, hanya saja aku tidak akan menjadi satu-satunya dari Pangeran Mahkota. Ada ruangan untuk putri kedua, dan seterusnya. Aku pernah mendengar bahwa beberapa ruangan ini memiliki tempat di mana kau bisa mengisolasi diri. Sebagai laki-laki, aku pikir aku tidak bisa menghadapi putri lain, jadi aku kira aku akan tinggal di ruangan seperti itu.

Karena itu, aku menyangka akan diantar ke kamar ratu...

Bahkan sofa yang aku duduki di kamar pun sangat nyaman hingga aku tahu harganya sangat mahal.

"Sudah satu bulan semenjak upacara pertunangan kita, tapi Runa masih belum terbiasa. Yah, bagian itu darimu juga menggemaskan."

"... Yang Mulia, um, tolong berhenti mengatakan hal semacam itu."

"Kenapa? Bukankah aku hanya mengatakan yang sebenarnya?"

Sambil mengatakan ini, jari Yang Mulia, yang duduk di sebelahku, membelai pipiku.

Jika ini hanya ada kami berdua di mansion ku, maka aku bisa menahannya, tetapi kami di istana kerajaan. Ada dua pengawal yang menjaga Yang Mulia Willacliff, dan ada juga beberapa pelayan yang dalam diam menyiapkan teh dan membuka jendela.

Di tempat seperti ini, dengan banyak mata yang menyaksikan...

Setelah secara resmi menjadi tunangan Yang Mulia Willacliff, aku sadar sepenuhnya akan posisiku. Bahkan jika sesuatu yang tidak terduga terjadi, aku berusaha sebaik mungkin untuk tetap tenang. Meskipun aku orang yang membosankan, aku memutuskan untuk setidaknya melakukan apa yang aku bisa.

Tetap saja, aku merasa malu mendengar kata-kata Yang Mulia seperti ini, dan aku tidak bisa terbiasa dengannya. Aku tidak pernah merasakan perasaan seperti ini dengan mantan tunanganku, Yang Mulia Hartward, dan aku selalu bertanya-tanya bagaimana aku harus bersikap sebagai tunangan di situasi seperti ini.

Pertama-tama, aku belum pernah menerima kata-kata seperti itu dari Yang Mulia Hartward...

Dengan ini, pipiku tidak pernah disentuh. Kami bahkan belum pernah berpegangan tangan sebelumnya.

Namun, semenjak resmi bertunangan dengan Yang Mulia Willacliff, dia mulai sering menyentuhku; di kepala, pipi, punggung tangan, dan akhir-akhir ini di bahu dan punggung, yang selalu membuatku gugup setiap saat.

Selain itu, dia sering mengatakan bahwa aku 'menggemaskan' dan 'anak yang baik', dan perasaan malu dari kata-kata itu hanya tumbuh semakin besar.

Aku tidak pernah merasa semalu ini sebelumnya...

Awalnya, kata-kata seperti itu hanya pernah diucapkan kepadaku oleh ayahku. Itu terjadi ketika aku masih kecil, jadi aku tidak ingat merasa malu.

Ayah sepertinya langsung menyadari perubahan halus dalam hatiku. Saat ayahku melihatku malu, dia gembira dan berkata, "Kamu anak yang tampan."

Ayahku sepertinya menyadari perubahan suasana hatiku.

Aku juga memperhatikan bahwa ayahku, yang selalu memiliki ekspresi khawatir di wajahnya, menjadi lebih tenang. Itu adalah ekspresi yang sama seperti saat ibuku masih hidup dan sehat, bahkan kepala pelayan kami, Gilberton, terlihat senang karenanya.

[BL Terjemahan] Life After a Broken EngagementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang